ISLAM, CINTA DAN PERSAUDARAAN TANPA BATAS
Di tengah dunia yang semakin beragam dan penuh perbedaan, sering kali manusia lupa bahwa mereka hanya merasa dekat dengan orang yang seiman, sependapat, atau satu kelompok dengan dia. Padahal, Islam mengajarkan sesuatu yang lebih luas dari itu. Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata,
“Manusia adalah dua macam, Saudaramu dalam iman, atau saudaramu dalam kemanusiaan.”
Kutipan singkat dari Ali bin Abi Thalib ra. ini mengandung makna yang sangat mendalam. Dalam beberapa kata, beliau menggambarkan hakikat hubungan manusia di muka bumi. Bahwa setiap insan, apapun agamanya, sukunya, atau bangsanya, tetap memiliki hubungan persaudaraan. Islam memandang seluruh umat manusia berasal dari satu asal, yaitu dari Adam dan Hawa, sehingga sejatinya kita semua bersaudara.
Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk mencintai sesama Muslim seperti mencintai diri sendiri. Hadhrat Rasulullah SAW. bersabda,
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Persaudaraan dalam iman (ukhuwah Islamiyah) menumbuhkan rasa kasih sayang, saling menolong, dan menjaga kehormatan satu sama lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini diwujudkan melalui saling tolong-menolong, menasihati dalam kebaikan, serta menghindari perpecahan.
Namun, ajaran Islam tidak berhenti pada batas umat Islam saja. Ali bin Abi Thalib mengingatkan kita bahwa manusia yang tidak seiman pun tetap merupakan saudara kita dalam kemanusiaan.
Setiap manusia diciptakan oleh Allah dan diberi kehormatan sebagai makhluk yang mulia. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,
“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam…”
(QS. Al-Isra’: 71)
Ayat ini menunjukkan bahwa kemuliaan manusia bersifat universal. Oleh karena itu, perbedaan keyakinan tidak boleh menjadi alasan untuk membenci atau menindas orang lain. Kita tetap berkewajiban berbuat adil, berempati, dan menjaga hubungan baik dengan sesama.
Ajaran ini sejalan dengan semangat Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin rahmat bagi seluruh alam. Hadhrat Rasulullah SAW. sendiri menjadi teladan dalam memperlakukan non-Muslim dengan penuh keadilan dan kasih sayang.
Dalam sejarah, beliau melindungi kaum Yahudi dan Nasrani yang hidup berdampingan di Madinah, serta menjalin perjanjian damai yang menjamin hak mereka sebagai warga negara.
Hal ini menegaskan bahwa Islam bukan hanya agama bagi pemeluknya, tetapi juga membawa pesan perdamaian bagi seluruh umat manusia.
Kita perlu menumbuhkan kembali semangat toleransi, menghormati perbedaan, dan memperkuat rasa kemanusiaan. Dengan begitu, umat Islam dapat menjadi teladan dalam mewujudkan masyarakat yang damai, harmonis, dan saling menghargai.
Jika nilai ini tertanam dalam hati setiap insan, maka kita akan menjumpai perdamaian dan kasih sayang akan tumbuh dengan indah di mana-mana.
Views: 30
