Jadilah Orang Tua yang Memiliki Anak Berkualitas Secara Jasmani dan Rohani

Kebanyakan orang berasumsi bahwa memiliki banyak anak adalah hal yang sangat disukai oleh Hadhrat Rasulullah saw. Sehingga, sering ditemui orang-orang yang memiliki anak melebihi batas kemampuannya. Kemampuan dalam arti mendidik sesuai dengan kehendak Allah SWT. yang menitipkan kepadanya.

Sebelumnya kita perlu memahami bahwa memiliki anak adalah tanggung jawab yang besar. Kita memerlukan konsistensi, baik dalam merawat hingga mentarbiyati atau memberikan pendidikan yang menjadikan anak mampu menerapkannya. Anak adalah titipan Allah SWT. yang tentunya suatu saat akan dimintai pertanggungjawabannya.

Sehingga, sangat tidak adil apabila keinginan memiliki anak ini tidak diikuti dengan motivasi untuk menjadikan mereka sebagai pribadi yang sempurna, baik itu dari segi akhlak hingga pola pemikiran. Lalu langkah apa yang harus orang tua tempuh untuk meraih goals ini? 

Hadhrat Khalifatul Masih Al-Khamis, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. dalam khotbahnya tanggal 14 Juli 2014, di Masjid Baitul Futuh, UK, menyitir kutipan Hadhrat Masih Mau’ud as. bahwa, “Ada hal lain juga bahwa terdapat orang-orang yang menginginkan punya anak yang banyak dan mereka mendapatkan rezeki. Namun, kami tidak melihat mereka berupaya memberikan pendidikan yang baik, memberikan pelatihan akhlak yang baik dan ketaatan kepada Allah swt, tidak pernah mendoakan mereka dan tidak memperhatikan tingkat-tingkat pendidikan.”

Fenomena yang dijabarkan oleh Hadhrat Masih Mau’ud as. adalah tanda bahwa keinginan atas banyaknya anak tidak berbanding lurus dengan pengetahuan mereka tentang kewajiban dan hak seorang anak. Padahal baik buruknya akhlak dan cara berpikirnya seorang anak berasal dari pengasuhan kedua orangtuanya. Apabila dalam diri kedua orang tua tidak ada kecenderungan pengabdian kepada Allah SWT., maka akan sulit mewariskan hal-hal tersebut kepada anak-anaknya.

Sehingga, sebelum kita menentukan standar-standar yang harus anak raih maka terlebih dahulu kita harus mengintrospeksi keadaan lahiriah dan rohani kita. Karena sejatinya anak itu seperti cermin, ia memantulkan apa yang dilihatnya. Baik ayah ataupun ibu harus melakukan ishlaah (perbaikan) atas dirinya sendiri, sebagaimana yang disampaikan oleh Hadhrat Masih Mau’ud as.:

“Sebelum adanya keinginan memperoleh keturunan yang saleh dan muttaqi perlu terlebih dahulu melakukan ishlaah pada dirinya sendiri, baru keinginannya seperti itu akan berdampak positif dan keturunan seperti itu akan menjadi layak kita sebut sebagai penyempurnaan Al-Baaqiyatush Shaalihaat atau keturunan yang baik. Jika hanya sekedar berharap saja supaya mengekalkan namanya dan mewariskan kesejahteraan dan kekayaannya pada anak-anaknya atau supaya dianggap orang besar maka menurut saya itu harapan yang syirik.” [*]

Inilah yang dimaksudkan hal yang dicintai oleh Hadhrat Rasulullah saw., makin kuatnya kesadaran diri untuk melakukan perbaikan diri sebelum menambah keturunan maka semakin terjamin juga kualitas keturunannya. Maka, jika semakin banyak anak-anak yang terjamin akhlaknya, akan semakin dekat pula kemenangan Islam.

 

Referensi:

[*] https://ahmadiyah.id/khotbah/keinginan-memiliki-anak-dan-membesarjan-mereka-dengan-layak

Visits: 39

Renna Aisyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *