Jangan Tertipu Kacamata Duniawi

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)

Seringkali manusia terjebak dengan persepsinya sendiri tentang arti sebuah keberhasilan. Dimana ia mengukur sebuah keberhasilan dengan ukuran harta benda yang menggunung, pendidikan tinggi dengan jejeran gelar di belakang namanya, juga jabatan tinggi yang membuatnya dihormati banyak orang. Lalu ia merasa nyaman dan tenang. Padahal itu semua hanyalah takaran kesuksesan di dunia yang belum tentu akan membawa berkah dan kebahagiaan.

Sejatinya Allah menciptakan kita untuk beribadah, meniti jalan yang telah Allah tentukan hingga akhirnya kita kembali ke hadirat-Nya. Allah bermurah hati menurunkan Al-Qur’an dan Imam di setiap jaman untuk membimbing umat-Nya. Dan selama kita singgah di dunia ini Allah menitipkan berbagai macam penunjang kehidupan yang kelak akan Allah minta pertanggung jawabannya.

Bila kita berhasil mencapai sesuatu, ingatlah ada campur tangan Allah di dalamnya. Dan segeralah tentukan apa yang akan kita lakukan dengan karunia yang Allah berikan itu. Kala berhasil menuntut ilmu yang tinggi, Allah menunggu ilmu itu akan kita gunakan untuk apa dan bermanfaat untuk siapa saja. Saat berhasil dalam pekerjaan sehingga kita memiliki harta berlimpah, Allah juga menanti apakah kita akan menyalurkan hak orang lain dalam harta kita. Berapa banyak yang akan kita belanjakan di jalan Allah?

Kehidupan manusia di dunia ini adalah ujian. Tidak hanya kepahitan dan kesedihan, kesuksesan juga adalah ujian. Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s telah memperingatkan bahwa, “Keberhasilan duniawi tidak kosong dari cobaan.”

Khusus mengenai harta kekayaan, Hadhrat Masih Mau’ud a.s tak luput mengingatkan agar manusia jangan tergelincir hanya karena memiliki harta berlimpah. Saat kembali pada Sang Pencipta, kita tidak akan membawa apa-apa. Harta kita di dunia ini akan kita tinggalkan pada anak-anak kita, yang bahkan kita tidak tahu bagaimana kelak keadaan anak-anak kita, bagaimana mereka menggunakan harta yang dimiliki. Tanpa ilmu pengetahuan agama, harta yang kita tinggalkan bisa membawa keburukan pada anak-anak kita.

Sangat mengkhawatirkan hal ini, Hadhrat Masih Mau’ud as. kembali bersabda :

“Saya katakan dengan sebenarnya, ingatlah hal ini baik-baik. Sebagaimana telah diterangkan di dalam Qur’an Majid dan demikian pula para nabi lainnya telah bersabda, adalah benar bahwa masuknya orang-orang kaya ke dalam surga bagaikan masuknya unta kedalam lubang jarum. Sebabnya, harta kekayaan mereka itu menimbulkan banyak sekali hambatan bagi mereka.

Oleh karena itu, jika kalian menginginkan supaya harta kekayaan kalian tidak menimbulkan kebinasaan serta kerugian bagi diri kalian, maka belanjakanlah (harta kekayaan) tersebut di jalan Allah Ta’ala. Dan waqafkanlah untuk penyebaran dan pengkhidmatan agama.” (Malfuzaat jilid 8, hal. 295)

Kejarlah keberhasilan di dunia ini dengan niat sebagai pendukung perjuangan kita dalam pengkhidmatan. Harta untuk digunakan di jalan Allah. Ilmu untuk mengabdi dan bertabligh menyebarkan kebenaran. Mohonlah agar Allah memberikan kenikmatan yang akan selalu membuat kita bersyukur dan membawa kebaikan. Bukan kenikmatan yang merupakan Istidraj, yakni kenikmatan yang mengandung murka Allah pada mereka yang abai pada-Nya.

Jangan memakai tolak ukur manusia dalam mengejar keberhasilan hidup di dunia ini. Yang harus kita kejar adalah nilai sempurna di mata Allah Ta’ala. Keberhasilan adalah saat kita bisa menanamkan dan mengamalkan ilmu agama bagi kita sendiri dan seluruh anak keturunan kita. Jangan henti memanjatkan doa agar Allah senantiasa meridhoi setiap usaha kita. Memohon agar hati dan tujuan kita tidak akan pernah salah arah. Dan meminta Allah memberikan kekuatan bagi kita dalam menghadapi setiap ujian-Nya.

Visits: 187

Maya Savira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *