Kebersihan Hati, Modal Utama Meraih Karunia Sejati

“Coba kamu jadi aku, sebentar saja, tak akan sanggup kau merasakan dunia ini begitu kejam.” Ungkapan yang menggambarkan kepedihan ketika manusia dirundung masalah, seolah menjadi paling menderita. Padahal, salah satu pertanda bahwa kita masih di dunia adalah bahwa kita tidak akan terlepas dari masalah.

Berbagai macam kemalangan, dukacita, harapan yang tidak terlaksana, putus asa, memang membuat hidup terasa begitu menyiksa. Dalam sebuah jurnal disebutkan bahwa generasi pada zaman saat ini tak ubahnya seperti sebuah generasi stroberi, buah yang tampak indah dan eksotis tapi begitu ditekan akan mudah sekali hancur. Hal ini dapat kita lihat di berbagai cuitan media yang menggambarkan betapa mudahnya mereka mencurahkan suasana hati yang dirasakan.

Sebenarnya, bukan masalah yang menjadi akar persoalan. Karena, mau ke ujung dunia manapun, selama masih berlabel dunia, masalah itu akan selalu ada. Hanya saja, setiap orang berbeda-beda akar masalahnya dan cara menyelesaikannya. Pokok utama yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana menyelesaikan setiap persoalan dan masalah yang akan kita hadapi.

Bagi mereka yang mengenal Tuhan, jalan utama adalah memohon pertolongan-Nya. Namun sebaliknya, mereka yang jauh dari Tuhan akan mengambil jalan pintas bahkan tak jarang menghalalkan segala cara agar terlepas dari masalah yang dihadapinya. Bahkan tak jarang, mengakhiri hidup dipilih sebagai jalan keluar.

Berusaha berkeluh kesah pada manusia pun tampaknya bukan sebuah solusi. Karena tak jarang ketika mereka berbagi rasa ke orang yang tidak tepat, bukan sebuah jalan keluar yang mereka dapatkan namun malahan keadaan yang semakin runyam.

Gambaran bahwa dunia tak selamanya indah dan baik baik saja dirasakan pula oleh Ety, seorang ibu dengan 4 anak. Sejak awal kelahirannya, Ety sudah tidak disukai orang tuanya, bahkan dianggap anak pembawa sial. Ety kecil sampai dewasa diasuh oleh bibinya yang merasa kasihan melihat bayi yang dibuang begitu saja oleh orang tuanya.

Masa remaja Ety juga berat. Ia harus bekerja banting tulang membantu ibu angkatnya yang seorang janda. Ety tumbuh menjadi pribadi yang jujur, mandiri, baik, dan bersih hati. Dia pun sangat gemar menolong siapapun.

Berbagai cobaan dan goncangan hidup yang dihadapi bahkan tak jarang hampir menggoyahkan keimanan. Ekonomi Ety bisa dibilang minus. Untuk makan sehari-hari saja masih bergantung pada ibu angkatnya. Gaji suaminya hanya cukup untuk membayar hutang bulanan sebagai pinjaman saat suaminya harus dirawat di rumah sakit.

Berbagai kesulitan hidup ia alami, merasa begitu dikucilkan keluarga, ditimpa berbagai cacian dan hinaan karena hidupnya begitu miskin. Ia bahkan pernah mendapat fitnah dianggap mencuri, sampai dibenci orang-orang di desanya. Hanya ibu angkatnyalah yang membelanya.

Saat itu serasa dunia runtuh. Bahkan Ety merencanakan mengakhiri hidupnya. Sudah dipegangnya obat rumput gramasol, tinggal diminum saja. Namun datang karunia Allah, seolah-olah kakeknya membisikkan kata-kata, “Jangan, Nak! Nanti neraka jahanam akan menjadi tempatmu.” Seketika itu juga Ety mengurungkan niatnya.

Setelah anaknya dapat ditinggal, Ety berusaha mencari kerja untuk membantu ekonomi keluarga. Kembali keimanannya di uji. Banyak laki-laki yang berpenghasilan lebih besar menawarkan dirinya untuk menjadi istri. Uang banyak, jabatan, kenyamanan hidup pun mereka tawarkan. Sementara suaminya dalam kondisi ekonomi serba minus.

Kembali Ety hampir tergoda, terbesit niat untuk meninggalkan suaminya. Namun kembali dia teringat pesan kakeknya, “Nduk, prinsip hidup jangan sampai merusak pagar ayu seseorang. Pasti akan ada balasan, entah ekonomimu yang hancur atau mungkin sampai nyawa yang melayang.”

Kembali Ety tersadar atas pemikiran dan niatnya. Sejak saat itu, godaan laki-laki sebesar apapun tidak menyurutkan hatinya. Ia memilih bertahan dengan kondisi suami, bahkan semakin gencar untuk berdoa.

Pelan dan pasti, setelah Ety lebih mendekatkan diri pada Allah, setia pada suaminya, dan mensyukuri kondisinya, Allah tampakkan kuasa-Nya. Ekonomi Ety mulai membaik. Allah kembali menguji, dengan sakit yang diderita ibu angkatnya dan membutuhkan banyak biaya. Ety menjadi orang pertama yang siap menanggung segala biaya operasi ibu angkatnya sampai sembuh.

Ety kerja siang malam, sampai akhirnya semua uang terkumpul. Penjualan Ety melonjak pesat, bahkan orang memanggilnya sebagai ibu bos dan milyader, atas segala kesuksesan yang didapat. Roda berputar, saat ini semua orang menghormatinya, bahkan mereka yang dulu menghinanya menjadi orang yang sangat membutuhkan pertolongannya.

Ety tetap rendah hati, tidak jumawa. Bahkan dia akan menjadi garda terdepan ketika seseorang membutuhkan bantuan. Dalam hatinya ia selalu mengingat bagaimana penderitaan hidupnya. Hal ini menjadi penggerak hati Ety untuk membantu banyak orang dan dalam kondisi apapun selalu berbuat baik.

Dari kisah di atas dapat kita ambil pelajaran, masalah itu pasti ada. Tapi semua tergantung pilihan kita untuk mencari jalan keluarnya. Apakah dengan cara yang Allah ridhoi yang akan berakhir bahagia? Atau sebaliknya, berusaha mencari kebahagian semu? Ketika kita memiliki hati yang bersih, yang selalu berusaha berjalan di jalan Allah, terbuka lebar jalan keluar.

Ety memiliki hati yang bersih dan rasa syukur di dalam hatinya sehingga Allah menambah nikmat-Nya. Rasa syukur akan mengarahkan manusia untuk selalu berbuat kebaikan. Karena pada dasarnya, orang yang senantiasa bersyukur akan memandang kondisi apapun dari segi kebaikan sehingga insyaallah ia akan terhindar dari dosa.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda, “Jadikanlah dirimu lurus, bersih, suci, dan berdiri teguh pada kebenaran, sebab apabila di dalam dirimu terdapat kegelapan walau sedikit saja, maka kegelapan itu akan menghalau semua cahaya nuranimu.”

Semoga Allah senantiasa membuka mata dan hati kita, bahwa Tuhan adalah tiang utama untuk segala rencana kita. Mohonlah pertolongan dan jalan keluar kepada-Nya, Zat yang selalu setia dan tidak pernah membuat kecewa. Jangan risau ketika seluruh dunia memusuhimu. Ketika Allah berkehendak, mereka bisa menjadi pelayanmu.

Views: 143

1 thought on “Kebersihan Hati, Modal Utama Meraih Karunia Sejati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *