
Kendali Penuh untuk Mengubah Diri
“Daripada kita merasa insecure, lebih baik kita bersyukur.” Itulah kutipan monolog menarik dari seorang Neti, seorang pegawai salon yang diperankan Kiky Saputri dalam film Imperfect. Kata-kata itu dia ucapkan sebagai nasehat untuk Maria, perempuan muda asal Papua yang selalu tidak percaya diri dengan rambutnya yang keriting dan tebal, sehingga setiap hari meminta tolong teman kosan untuk di-rebonding.
Ya, perempuan memang sangat rentan diserang perasaan insecure. Merasa tidak ‘aman’ dengan keadaan dirinya yang kemudian berujung pada perasaan rendah diri, tidak percaya dirinya layak dipandang cantik.
Sekilas, nasehat Neti sepertinya terlalu mudah diucapkan. Tetapi Neti, juga perempuan lainnya dalam film ini, sesungguhnya masing-masing berjibaku, berjuang untuk bisa mengubah pola pikir dan sudut pandangnya untuk bisa menerima bahwa apapun bentuk tubuh dan wajah yang ada pada diri mereka adalah cukup. Cukup untuk membuat mereka layak diterima dan dicintai.
Islam sendiri mengajarkan betapa pentingnya rasa bersyukur. Tetapi, Allah Ta’ala menyatakan bahwa citra-Nya bergantung pada bagaimana prasangka kita terhadap-Nya. Sebagaimana dalam hadits dikatakan, Nabi Muhammad s.a.w mengabarkan bahwa Allah berfirman, “Aku sesuai persangkaan baik hamba-Ku. Maka hendaklah ia berprasangka kepada-Ku sebagaimana yang ia mau.” (HR. Ahmad)
Bila dalam benak kita, kita menilai Allah Ta’ala tak adil kepada kita karena Dia tak mengaruniakan kita fisik yang cantik sesuai tolok ukur manusia, maka citra tak adil itulah yang akan terus menghuni benak kita terhadap Allah Ta’ala. Dengan prasangka semacam itu, maka tentu sulit bagi kita untuk mensyukuri kondisi fisik kita. Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Ibrahim: 8, “Jika kamu bersyukur, pasti akan Aku limpahkan lebih banyak karunia padamu; jika kamu tidak bersyukur, maka ketahuilah sesungguhnya azab-Ku amat keras.”
Azab ini sendiri terjadi seringkali justru akibat perbuatan manusia sendiri. Karena Allah Ta’ala pun memberlakukan hukum sebab-akibat di dunia, sebagai satu mata rantai dari kendali penuh yang Dia serahkan kepada manusia untuk memutuskan tindakannya sendiri.
Dalam film Imperfect, ketika sang tokoh utama, Rara, akhirnya bisa menerima keadaan dirinya, mensyukuri apapun yang ada maupun yang tidak ada pada dirinya, tiba-tiba saja segala pintu kebahagiaan mulai terbuka dari sisi yang tidak disangka-sangka. Tiba-tiba karirnya melesat berkat ide-ide cemerlang yang mendadak terlintas dalam kepalanya untuk menyusun product campaign yang mampu meningkatkan penjualan produk di kantor tempatnya bekerja.
Rara percaya diri akan kemampuannya, akan nilai dirinya, dan semua diawali rasa syukurnya. Sebagaimana janji Allah Ta’ala, rasa syukur akan mendatangkan limpahan karunia yang lebih banyak lagi dari-Nya. Kepada siapa saja.
Rara mungkin tidak akan bisa mengubah bentuk dirinya. Tapi dia memilih untuk meningkatkan kualitas dirinya, menjadi versi terbaik dirinya, sebagai bentuk rasa syukur. Henry Manampiring pernah menyatakan dalam bukunya, The Alpha Girl’s Guide, “Kalau kamu tidak cantik, itu bukan salah kamu. Tapi kalau kamu tidak menarik, itu salah kamu.” Bila fisik kita tidak sesuai standar kecantikan manusia, itu bukan salah kita. Tapi bila kita tidak meningkatkan kualitas diri kita menjadi lebih baik, lebih menarik, maka itu salah kita.
Kita punya kendali penuh untuk membuat diri kita lebih baik. Tidak perlu dengan make up, tetapi dengan kebersihan dan kerapian diri, keluasan wawasan, ketulusan untuk mau mendengarkan lawan bicara, kerendahan hati, dan keterbukaan untuk tidak mudah menghakimi orang lain. Ini adalah sedikit dari banyaknya nilai-nilai kebaikan yang diajarkan Islam.
Menjadi manusia yang bersyukur sepenuhnya ada dalam kendali kita. Lebih jauh lagi, kita pun punya kendali penuh untuk meningkatkan kualitas diri kita. Karena Allah Ta’ala memberi kita kebebasan penuh untuk mengubah keadaan diri kita dalam hal ini.
Semua bergantung kepada diri kita sendiri, mau bersyukur atau tidak, mau memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri atau tidak. Karena sebagaimana Dia berfirman dalam Q.S. Ar-Rad: 12, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Visits: 224