Memaafkan, Bukti Keindahan Akhlak dalam Islam

Genangan air mata serasa tak terbendung saat menyaksikan sebuah  video dokumenter yang mengangkat kisah inspiratif dari para Ahmadi Sintang di tahun baru lalu. Setiap kejadian yang ditampilkan dalam video tersebut sekaligus memperkaya keyakinan kita akan wujud Maha Penyayang Allah Ta’ala. 

Diakui atau tidak, memberi maaf kepada orang lain jauh lebih sulit daripada meminta maaf. Namun dengan semata-mata berniat meneladani wujud suci Rasulullah Muhammad ﷺ, para Ahmadi di Sintang yang mengalami persekusi oleh masyarakat sekitar, mampu menampilkan akhlak luar biasa dari tindakan zalim yang mereka alami pada akhir tahun lalu. 

Bercermin dari kisah Hz. Abu Bakar r.a dan Misthah bin Utsatsah. Misthah berasal dari kaum Muhajirin, termasuk orang Muhajirin yang fakir, ia masih termasuk kerabat Hz. Abu Bakar r.a. Beliau r.a menanggung nafkahnya dan memenuhi kebutuhannya. Ternyata di luar dugaan, Mistah ikut andil dalam menyebarkan fitnah penuh kedustaan tentang Ummul Mukminin Hz. Aisyah r.a, hingga turun ayat yang mensucikan Hz. Aisyah dari tuduhan itu. 

Tatkala kabar itu sampai kepada Hz. Abu Bakar r.a bahwa Mistah ikut andil dalam menyebarkan fitnah keji itu, Hz. Abu Bakar r.a bersumpah untuk tidak menafkahinya lagi. Hingga turun ayat  yang artinya: 

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin, dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nur : 22)

Ketika ayat ini sampai pada Hz. Abu Bakar r.a, beliau dengan serta merta menarik sumpahnya dan memaafkan Misthah bin Utsatsah. Abu Bakar berkata, “Ya, demi Allah, sesungguhnya aku senang jika Allah mengampuniku”. Kemudian Abu Bakar r.a pun menarik ucapannya dan kembali memberi nafkah kepada Misthah seperti sedia kala.

Kita dapat menyaksikan hal serupa dari ketulusan para Ahmadi Sintang yang dengan penuh kecintaan membantu masyarakat di sekitar yang terkena musibah banjir. Tidak terlihat dendam dan kebencian pada raut wajah para Ahmadi, meskipun mereka telah difitnah hingga sarana ibadah mereka dihancurkan dan dibakar. 

Dengan penuh ketaatan serta keikhlasan, para  Ahmadi melaksanakan seruan yang disampaikan oleh sang Khalifah, “Muslim Ahmadi tulus menyatakan bahwa kami tidak membenci siapa pun. Selain itu, kami menjunjung kecintaan yang tulus untuk semua orang dan selalu siap menjalin persahabatan dengan orang lain.” (Hz Mirza Masroor Ahmad aba.) 

Hal inilah yang mereka lakukan, penuh cinta dan keikhlasan, bahu membahu meringankan beban masyarakat Sintang yang terdampak bencana banjir besar kala itu. Tak ada kebencian di hati, mereka sanggup membuka pintu maaf dan berbuat kebaikan untuk orang yang telah menzalimi mereka.

Tindakan para Ahmadi ini sejalan dengan kutipan yang dituturkan oleh Hz. Abu Bakar r.a, “Memaafkan yang paling afdhal adalah  ketika kuat dan sanggup.” Karena sejatinya, memberi maaf dan membuang jauh rasa dendam bahkan membalasnya dengan kebaikan merupakan ajaran Al-Qur’an. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

“(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” [QS. Āli ‘Imrān (3): 134]

Kita menjadi saksi, bahwa para Ahmadi di Sintang telah menunjukkan keindahan akhlak mereka atas kejadian ini. Demi meraih ridha dan ampunan Allah Ta’ala dengan menerapkan akhlak luhur dari sifat memaafkan yang dicontohkan oleh Nabi Suci tercinta Muhammad ﷺ dan para sahabatnya. Seiring untaian doa dan proses hukum yang terus berjalan, mereka telah membuktikan hati yang tulus memaafkan membuahkan cinta yang dapat menghapus luka mereka, menjadi contoh penerapan ajaran Islam yang  indah dan mulia.

Visits: 176

Aisyah Begum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *