
Membebaskan Diri dari Keburukan untuk Menyambut Pertolongan Allah Ta’ala
Kehidupan bergulir bagai sebuah roda, kadang di atas kadang di bawah. Tak terkecuali kehidupan Farida. Farida yang dahulu orang kaya di kampungnya kini menjadi orang tak berada dengan hutang yang tak sedikit.
Kehidupan berubah kala Farida dan Amran mengalami kecelakaan. Musibah demi musibah seakan terus menemani seakan tak mau pergi. Rumah dan tanahnya terpaksa harus dijadikan agunan bank untuk bisa menutupi pinjaman pengobatan diri dan suaminya.
Tak cukup sampai disitu, saudaranya pun turut andil memberikan cobaan dengan mengambil hasil penjualan tanahnya yang lain. Kini semua saudaranya tak ada yang menyapanya. Seakan-akan ia bukan bagian dari keluarga.
Jalan pertolongan Tuhan datang ketika suaminya selalu berkunjung ke salah satu temannya yang bernama Ismail. Dia selalu menceritakan segala kesusahannya. Ismail hanya bisa menasehati dan membesarkan hatinya.
“Allah masih sayang sama Mamang. Buktinya, yang kata orang Mamang nggak mungkin selamat, tapi sekarang masih bisa berkeliaran,” seloroh Ismail setengah bercanda.
Suatu hari sepasang suami istri, Mahmud dan Hamidah, datang berkunjung ke rumah Ismail. Kebetulan Amran pun sedang ada di rumah Ismail. Seperti biasa Amran mengeluhkan keadaannya kepada mereka. Mahmud hanya bisa menasehatinya.
“Pak, yang namanya kehidupan memang begitu. Ke ustad mana pun Bapak bertanya, jawabannya pasti bakal sama. Mendekatlah pada Allah. Yakinlah bahwa Allah akan membukakan jalan bagi semua kesulitan Bapak,” hati-hati Mahmud memberikan penjelasan.
”Teruslah memperbaiki diri, tingkatkan ibadah, buatlah Allah tersenyum menyaksikan tulusnya usaha Bapak.”
Bila Mahmud dan Hamidah harus menghadiri pertemuan di dekat rumah Amran dan Farida, mereka sengaja datang berkunjung ke rumah Amran dan Farida untuk sekedar menyuntikkan semangat motivasi kehidupan. Walaupun selalu saja keluhan demi keluhan menjadi senjata mereka, sepasang suami istri itu tak kalah bicara dalam menyemangati mereka.
Rupanya suntikan motivasi untuk terus menanamkan keyakinan akan keberadaan Allah mendapatkan hasilnya juga. Kini Amran dan Farida sudah membebaskan dirinya dari keluh kesah. Mereka bangkit dari keterpurukan walau masih tertatih-tatih.
Mahmud bermaksud untuk meringankan sebagian utangnya dengan memberikan pinjaman ringan tak berbatas waktu. Rupanya pertolongan Allah selalu datang dari mana saja tanpa terduga itu terbukti.
Apabila Allah telah menghendaki maka segala sesuatu tidak ada yang tidak mungkin. Sebagaimana dalam Al-Qur’an Allah sudah menegaskan, “Dan Allah akan menolong dengan pertolongan yang unggul.”[*]
Ketika manusia membebaskan dirinya dari segala keburukan, lalu mengambil jalan perbaikan diri, maka pintu-pintu rahmat Allah Ta’ala akan terbuka lebar. Keyakinan bahwa hanya Allah-lah yang menjadi Sumber Pemberi Rezeki akan menyulut semangat untuk terus berusaha. Usaha dunia maupun akhirat.
Kini wajah Amran dan Farida terlihat lebih cerah dibandingkan pertama kali bertemu dengan Mahmud dan Hamidah. Meskipun hutangnya masih besar, mereka tidak lagi mengeluh. Mereka terlihat lebih nyaman dalam menjalani hidupnya. Mereka terus berusaha memperbaiki diri dengan terus menerus menggali ilmu agama dan tentunya berusaha mengamalkan satu persatu setiap isi tausiah mingguan yang mereka hadiri.
Mereka selalu berusaha menjalankan ibadah wajib dengan penuh kekhusyukan. Tidak hanya itu, ibadah sunah pun mulai mereka kerjakan. Sedikit demi sedikit mereka beranjak dari keburukan yang dahulu pernah dilakukan. Mereka yakin bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuannya.
Pertolongan Allah itu nyata tapi apakah keyakinan kita sudah bisa menyatakan zahirnya pertolongan Allah?
Referensi:
[*] QS. Al-Fath 48: 4
Visits: 43
Sangat bagus dan menginspirasi.