Membersihkan Diri dari Segala Racun Hati

Hati secara fisik merupakan salah satu organ yang sangat vital fungsinya. Dari hati segala racun mampu disaring, sehingga organ yang lain mampu berfungsi secara optimal. Seperti itulah gambaran seseorang yang memiliki sikap seperti hati yang sehat, ia akan mampu menyaring segala keburukan dari luar kepada dirinya dan hanya menyampaikan kebaikan kepada yang lain.

Terkadang saat kita mendapat ujian fitnah datang bertubi-tubi. Sehingga hal itu membuat sebagian orang terluka oleh fitnah yang dia alami. Namun, di sisi lain ada pula orang yang tetap kuat akan hantaman fitnah ini dengan taufik dari Allah Ta’ala kepada dirinya. Inilah sunnatullah di dunia ini yang akan memisahkan barisan hamba-hamba yang berbahagia dengan hamba-hamba yang binasa.

Allah Ta’ala berfirman di dalam Al-Quran Surah Asy-Syam 9-10, “Sungguh berbahagia orang yang mensucikan jiwanya dan sungguh merugi orang yang justru mengotorinya.” Keberkahan dari seseorang yang senantiasa menjaga kesucian hati akan dapat menerima ampunan dan rahmat Allah SWT dan sebuah surga akan diraihnya, Amin Yra. Hazrat Ali bin Abi Thalib ra. pernah bersabda, “Kesucian hati nurani seseorang sesuai kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya.”

Sebuah kisah suatu hari Rasulullah berkata kepada sahabatnya, “Kalau kalian ingin tahu calon penghuni surga, lihatlah nanti seorang hamba Allah yang duduk di pojok masjid.”

Para sahabat dengan rasa penasaran ingin melihat sosok yang digambarkan Rasulullah. Setelah tiga hari diamati, ternyata orang tersebut hanya orang tua biasa tanpa memperlihatkan kelebihan khusus. Karena penasaran, seorang sahabat sengaja bermalam di rumah Pak Tua itu untuk melihat langsung amalannya yang membuatnya menjadi calon penghuni surga. Setelah diamati, tidak ditemukan sebuah amalan pun yang melebihi amalan sahabat Rasulullah yang lain.

Akhirnya sahabat itu memberanikan diri bertanya, “Amalan apa yang menyebabkan engkau dikatakan Rasulullah calon penghuni surga?” Pak Tua itu menjawab, “Tidak ada wahai sahabatku, tapi mungkin ada dua hal yang selalu saya lakukan sebelum saya tidur. Pertama, sebelum berbaring tidur saya membuang rasa dendam kepada manusia yang menyakiti saya di siang hari kedua, saya akan memaafkan kesalahan orang lain kepada saya sebelum dia sempat meminta maaf.”

Maka, sahabat tersebut yakin bahwa inilah yang dimaksud Rasulullah dengan perbuatan yang membuat seorang manusia masuk surga. Seluruh ibadah dan kewajiban serta larangan Allah terhadap manusia tujuan akhirnya satu, yaitu menjadi manusia yang memiliki hati yang bersih. Karena, dari hati yang bersihlah lahir sifat mulia dan terpuji yang sangat berguna untuk membentuk suatu umat yang bertaqwa.

Memperoleh kesucian hati bukanlah pekerjaan yang mudah. Allah akan menerima manusia berhati suci di akhirat kelak dengan maghfirah dan rahmat yang berlimpah. Sedangkan hati yang busuk, niscaya murka Allah yang akan diterima.

Cara menjaga hati menurut ajaran Islam:

Memperbanyak dzikir, sholat, memperbanyak baca Alquran, bersyukur sesering mungkin, menghindari berduaan sebelum menikah dengan yang bukan muhrim, menundukkan pandangan, menutup aurat, menjaga ikhlas dan sabar, berkumpul dengan orang-orang baik.

Kemudian berhusnudzon kepada Allah Ta’ala, senantiasa berdoa kepada Allah Ta’ala, menjalani segala hal atas dasar ibadah, menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat, silaturahmi, meyakini kehidupan di akhirat, berpuasa dan tidak banyak bicara, tersenyum, mengendalikan amarah dan melihat orang-orang di bawah kita.

Sebuah doa sebagai obat pemelihara hati yang senantiasa dipanjatkan oleh Ummu Salamah, istri Rasulullah SAW ketika ditanya doa apa yang sering diucapkan oleh Rasulullah SAW. Beliau selalu membaca doa yang tercantum dalam QS. Ali Imran 3: 8, “Robbana latuzig qullubana ba’daidz haddaitana wahabblana miladunka, rohmatan innaka antal wahab.”

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”

Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga hati kita dalam kesucian dan tetap dalam jalan yang lurus sesuai petunjuk-Nya. Aamin Yra.

Visits: 488

Euis Mujiarsih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *