
Menghindari Pertengkaran dan Mengindahkan Kerukunan
Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki sifat Thabbi’i (alami), salah satu sifatnya yaitu memiliki sikap rukun, yaitu suatu gejolak solidaritas terhadap makhluk. Sikap rukun ini adalah salah satu akhlak yang sangat tinggi derajatnya dan ditemukan pula dalam keadaan fitrah manusia. Namun sayangnya kedua sifat tersebut tidak selalu dapat diindahkan dalam setiap keadaan.
Dalam kehidupan bertetangga, terkadang ditemukan tidak adanya saling menghargai dan tidaknya terjalin kerukunan satu sama lainnya. Sehingga hal ini menjadi suatu problem dalam hubungan bermasyarakat.
Keadaan tersebut tentunya akan menimbulkan pula rasa ketidak nyamanan. Bahkan ada istilah “Berbaur ngomongin orang, tidak berbaur diomongin orang”. Hal ini pun tentu akan membuat orang sekitar lingkungan menjadi serba salah dan tak ayal akan menimbulkan pula prospek yang tidak baik. Tidak jarang dapat pula terjadi pertengkaran.
Padahal jelas sekali di dalam hadist diriwayatkan, “Orang yang dibenci oleh Allah adalah yang suka bertengkar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lalu, sebaiknya apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi lingkungan dan tetangga yang tidak mengindahkan kerukunan, dan untuk menghindari pertengkaran supaya tidak termasuk ke dalam golongan orang yang dibenci oleh Allah?
Kisah berikut mengingatkan kembali tentang seorang hamba Allah yang begitu sabar dengan perlakuan dari tetangganya,
Hadhrat Malik bin Dinar r.a., yang ketika itu bertetanggakan seorang Yahudi. Yahudi tersebut adalah musuh besar orang-orang Islam, yang di dalam pikirannya hanya tentang bagaimana cara untuk menyusahkan dan merugikan orang Islam.
Salah satu caranya untuk menyusahkan Hadhrat Malik r.a., orang Yahudi tersebut selalu mengumpulkan sampah yang ada di rumahnya. Selanjutnya, sampah-sampah itu dilemparkan ke rumah Hadhrat Malik r.a. hingga mengotori tempat beliau biasa shalat. Perbuatan demikian senantiasa dilakukan setiap hari oleh orang Yahudi tersebut.
Apa yang telah dilakukannya memanglah tidak terpuji, bahkan dapat memancing amarah. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh Hadhrat Malik r.a. Dengan penuh kesabaran, beliau membersihkan sendiri sampah-sampah tersebut dengan ikhlas dan kemudian beribadah dengan tenang.
Sikap yang ditunjukan Hadhrat Malik r.a. telah membuat orang Yahudi tersebut keheranan. Dia pikir Hadhrat Malik r.a. akan memaki dan akan mengajak berkelahi hingga bisa ditonton seluruh warga. Namun sayang, pikirannya itu tidak pernah menjadi kenyataan. Dengan kesungguhan hati, Hadhrat Malik r.a. telah mengamalkan perintah Allah SWT, yaitu membalas perbuatan buruk dengan kebaikan.
Kesabaran Hadhrat Malik r.a. telah membuat orang Yahudi tersebut semakin penasaran. Dia semakin berpikir bahwa Hadhrat Malik r.a. ini aneh karena beliau tidak pernah marah. Akhirnya orang Yahudi ini mendatangi rumah Hadhrat Malik r.a. dan bertanya,”Apakah selama ini Tuan tidak merasa terganggu atas perbuatan saya?”
Hadhrat Malik r.a. menjawab, “Terganggu kenapa, ya? Saya senang sekali dengan tetangga saya. Bahkan saya sangat ingin untuk bisa membantunya. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Malaikat selalu berpesan kepadaku untuk senantiasa berbuat baik kepada tetangga, sehingga aku mengira bahwa tetanggaku itu berhak juga menerima warisan.” Dan saya sangat mengagumi tetangga saya yang pembersih dan dia datang ke rumah saya hanya untuk menanyakan apakah saya terganggu akan perbuatannya.”
Seketika orang Yahudi pun merasa sangat malu dan akhirnya sadar akan perbuatan buruknya. Lalu, dia pun meminta maaf dan sejak saat itulah dia menjadi tetangga yang baik dan selalu mengunjungi Hadhrat Malik r.a. untuk sekadar mengobrol. Dari kisah tersebut kita dapat mengambil contoh bagaimana seharusnya kita memperlakukan tetangga, bagaimana pun sikap mereka terhadap kita.
Sebagaimana yang telah disampaikan Hadhrat Masih Mau’ud as, di dalam syairnya, “Jika ada orang yang mencaci maki, berdoalah untuknya dan jika dia membuatmu sedih, buatlah dia bahagia. Jika ada orang yang bersikap sombong kepadamu, perlihatkanlah sikap rendah hati.”
Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang senantiasa menghindari pertengkaran dan mengindahkan kerukunan. Aamiin.
Visits: 257