Menjadi Insan Bermanfaat di Dunia dan Bermartabat di Langit

Ketika kelahiran seorang anak ke dunia ini, setiap orang yang mendengar kehadirannya tentu akan mengucapkan untaian doa demi doa. Semoga kelak anak yang lahir tersebut menjadi anak yang berguna untuk agama, bangsa dan seluruh umat manusia. Oleh setiap orangtua, doa-doa itu tentunya sangat diharapkan kelak terwujud ketika anak mereka terjun dalam lingkungan kehidupan yang lebih luas.

Seorang ahli Fisika kebangsaan Jerman, Albert Einstein pernah mengatakan, “Lebih penting menjadi manusia yang berguna daripada menjadi manusia yang sukses.” Artinya, hidup yang berguna jauh lebih baik daripada hidup sukses. Albert Einstein mengutarakan hal tersebut supaya kita lebih memacu diri, berusaha untuk menjadi orang berguna bukan menjadi orang yang sukses. Karena tidak ada gunanya kesuksesan yang diraih bila tidak ada gunanya bagi kehidupan.

Seperti kisah yang beredar di tahun 2010 tentang seorang pemuda di negara India bernama Anujith. Pemuda ini mulai dikenal di seantero India ketika di usia 17 tahun dia melakukan aksi heroik, saat dia dan temannya melihat rel kereta yang retak. Dengan beraninya dia melambaikan tas merahnya memberi isyarat tanda bahaya kepada masinis. Anujith pun berhasil memperingatkan masinis supaya menghentikan laju kereta sebelum melewati rel kereta yang retak. Dia berhasil menyelamatkan nyawa ratusan orang yang menumpangi kereta tersebut.

Sepuluh tahun telah berlalu peristiwa tersebut dan Anujith kembali masuk dalam berita media setempat namun kali ini berita tentang kematiannya yang mengalami kecelakaan. Meskipun sudah tidak bernyawa lagi Anujith tetap  membawa manfaat bagi sesama. Ternyata jauh sebelum tewas dalam kecelakaan tersebut, Anujith dan istrinya telah mendonorkan seluruh organ tubuhnya. Sebanyak 8 orang bisa diselamatkan karena menerima donor dari organ tubuh Anujith tersebut.

Dari kisah tersebut begitu berartinya dalam kehidupan ini bisa menjadi hamba yang berguna bagi kehidupan hamba Allah yang lainnya. Menjadi berguna tidak harus menunggu memiliki apa yang bisa dipersembahkan namun berguna di saat yang tepat ketika orang lain membutuhkan. Menjadi berguna tidak pula harus melakukan hal besar seperti kisah pemuda Anujith tersebut. Namun berguna melakukan hal-hal kecil yang membawa manfaat banyak bagi siapa pun yang membutuhkan, akan terhitung sebagai sesuatu yang akan dikenang di masa depan.

Imam Syafi’i pernah berkata, “Banyak orang yang telah  meninggal, tapi nama baik mereka tetap kekal. Dan banyak orang yang masih hidup, tapi seakan mereka orang mati yang tak berguna.” Mengapa disebutkan orang yang hidup seakan mereka orang mati yang tak berguna? Karena meskipun dia hidup namun tidak pernah melakukan apapun untuk kehidupan orang banyak minimal untuk orang-orang di sekitarnya.

Bersifat egois hanya memikirkan diri sendiri, merasa puas hanya untuk kesenangan diri sendiri tanpa berpikir sedikitpun berbuat baik untuk orang lain. Sungguh merugi bila kita hanya hidup untuk diri sendiri tanpa bermanfaat bagi orang lain.

Penelitian yang melibatkan University of North Carolina menemukan orang yang bahagia karena membantu orang lain memiliki gen antibodi yang lebih kuat dibandingkan dengan orang bahagia karena mengonsumsi vitamin atau memiliki barang yang disukai. Dari penelitian itu pula ditemukan bahwa orang yang gemar menolong sesama misalnya relawan akan cenderung lebih sehat dan bahagia dibandingkan orang yang sama sekali tidak pernah berbuat apapun untuk orang lain.

Tidak akan ada perintah Allah Ta’ala yang akan berseberangan dengan tujuan perintah itu diturunkan kepada hambanya. Semata-mata untuk kebaikan jasmani maupun rohani hambanya. Memberikan manfaat bagi orang lain sesungguhnya adalah salah satu upaya agar hati bahagia. 

Memang tidak bisa digambarkan bagaimana  takaran rasa bahagia karena bisa berbuat untuk sesama, tetapi inilah salah satu kunci kebahagiaan manakala dalam kehidupan ini kita bisa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia yang lainnya. Dan tentunya menjadi insan yang bermanfaat di bumi ini akan mengundang keridhaan Allah Ta’ala, karena wujud kecintaan seorang hamba kepada Sang Pencipta (Habluminallah) adalah bila dia bisa mengaplikasikan kecintaannya itu dengan sesama hamba (Habluminannas).

Views: 600

1 thought on “Menjadi Insan Bermanfaat di Dunia dan Bermartabat di Langit

  1. Luar biasa, mudah2an kita para pembaca bercita2 utk menjadi orang2 yg berguna utk meraih ridho Allah swt. Mubarak Ibu bagus tulisannya👍👍

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *