MENJAUHI DOSA, MENJAUHKAN KEBURUKAN, MEMASUKKAN KE TEMPAT MULIA

Berbicara tentang dosa, tentu orang-orang berpikir bahwa kita harus sebisa mungkin menghindari dosa agar tidak terjerumus ke dalam api neraka sebagai hukuman di akhirat kelak. Orang-orang biasanya peka terhadap dosa yang mereka anggap ‘besar’ seperti syirik, membunuh jiwa, berzina, durhaka terhadap orang tua, sihir dan lain-lain.

Tapi tahukah kamu bahwa di dalam Al-Qur’an tidak ada istilah dosa kecil atau besar? Karena pada dasarnya dosa besar itu terjadi setelah dosa-dosa yang dianggap ‘kecil’ sering dilakukan sehingga semakin hari semakin banyak, dengan atau tanpa disadari oleh si pelaku dosa.

Dosa besar sendiri bagi setiap orang akan berbeda-beda tergantung bagaimana dia bisa sejauh mungkin menghindari hal tersebut dan bagaimana bisa konsisten dalam menjauhi hal tersebut. Di dalam Al-Qur’an sendiri disebutkan bahwa jika kita berhasil menjauhkan diri dari dosa ‘besar’, niscaya Allah akan menjauhkan dari keburukan-keburukan lainnya. Dengan begitu, dosa lain akan terhindar dengan sendirinya.

Hal ini tercantum dalam Al-Qur’an sebagai berikut: “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar yang darinya kamu dilarang, Kami akan menjauhkan darimu keburukan-keburukanmu dan Kami akan memasukkanmu ke tempat yang mulia.” [1]

Dalam tafsir ayat ini, disebutkan bahwa di dalam Al-Qur’an tidak terdapat penggolongan dosa-dosa yang ringan atau berat. Istilah tersebut agak nisbi (relatif). Melakukan sesuatu yang dilarang oleh Tuhan adalah dosa, dan melakukan semua dosa-dosa yang sukar sekali dihindari adalah dosa besar. Nampaknya arti ayat ini adalah bila seseorang menghindarkan diri dari perbuatan yang sukar dan berat sekali bagi dia untuk menghindarinya, ia akan diberi taufik untuk menjauhi dosa-dosa yang lain juga. Beberapa ulama menafsirkan kata Kabā ’ir (dosa-dosa besar) sebagai mengandung arti, tingkat terakhir tiap perbuatan dosa. Jika orang mengekang dirinya melakukan perbuatan terakhir, maka perbuatan-perbuatan pendahuluannya akan diampuni. [2]

Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang ingin memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang selalu dekat dengan Allah SWT., bisa memulainya dengan menjauhi dosa, baik itu dosa yang dianggap kecil atau besar. Dosa tetaplah dosa, karena nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di kehidupan mendatang. Sejatinya kita sebagai manusia, senantiasa meminta ampun Allah SWT. agar Dia menolong kita dan mengingatkan jika kita salah jalan.

Ada sebuah nasehat untuk siapapun yang meremehkan sebuah dosa yaitu dari Bilal bin Sa’d berkata, “Janganlah engkau melihat kepada kecilnya dosa, tetapi lihatlah terhadap siapa engkau bermaksiat.”

Dosa kecil yang dianggap remeh bisa berubah menjadi besar ketika seseorang meremehkannya. Meskipun dalam banyak hadits disebutkan beberapa jenis dosa besar, tidak berarti bahwa dosa lain tidaklah berdampak apapun. Baginda Hadhrat Rasulullah saw. sangat menyayangi kita sebagai umatnya, oleh karena itu dalam setiap perkataan yang beliau lontarkan niscaya berisi peringatan agar kita tidak mengerjakan apapun yang bisa mendahului dosa besar tersebut. Hal itu mengingatkan bahwa, bermula dari hal kecil terlebih dahulu sebelum berkembang dan menjadi dosa yang tak bisa terampuni.

 

Sebagai contoh, di zaman sekarang begitu banyak sekali berita perceraian yang menimpa pasangan suami istri bahkan yang menikah telah lama sekalipun tak luput dari cobaan ini. Salah satu penyebab perceraian yang sering viral saat ini yaitu kasus perselingkuhan. Tentu ini merupakan dosa besar bukan?

Perselingkuhan kental sekali dengan dosa zina. Tentu zina ini tak akan terjadi tanpa didahului oleh kesalahan-kesalahan kecil yang mendahuluinya seperti bohong, zina mata, zina telinga, mengagumi pasangan lain dan hal-hal pemicu lainnya. Jadi, kita jangan berbicara pada takdir, jika kita sendiri tidak berusaha untuk merubah takdir tersebut menjadi takdir baik yang tanpa melukai orang lain, sekalipun resikonya justru kita sendiri yang terluka.

Era digital sekarang, semakin banyak info yang bertebaran namun kita harus bisa memilih mana yang bisa dipercaya dan mana yang tidak. Di pertengahan bulan Juni 2025, ada berita artis yang viral yakni pernikahan Al Ghazali dan Alysa Dhaguise. Anehnya pernikahan ini oleh netizen selalu dihubungkan dengan perceraian ibunya Al yakni bunda Maia dan ayahnya yaitu Ahmad Dhani, diisukan bercerai karena perselingkuhan. Meskipun kejadian ini telah belasan tahun lalu, namun luka yang diakibatkan dari kelemahan seorang manusia ini nyatanya tak bisa hilang begitu saja, bahkan memicu dosa-dosa yang lain. Padahal mereka sendiri telah berdamai dengan keadaan dan mempunyai kehidupan baru, tapi netizen malah menghujat dan mengungkit masa lalu tersebut dengan ujaran kebencian. Bukankah hal itu juga merupakan suatu dosa?

Dari kisah ini, kita bisa belajar bagaimana sebuah dosa merupakan hal yang tak dapat dihindari efeknya dalam sekejap mata. Oleh sebab itu, kita sebagai manusia lemah harus senantiasa memohon ampun setiap saat atas semua perbuatan yang telah kita lakukan di masa lampau, masa kini dan memohon agar tidak mengulanginya di masa depan. Semoga kita semua tidak lagi meremehkan sebuah dosa, kecil atau besarnya sebuah dosa tetaplah menjadi dosa yang harus kita pertanggungjawabkan.

Referensi:

[1] QS. An-Nisa 4: 32

[2] Al-Qur’an, Terjemah dan Tafsir, No. 594, hal. 345

Views: 149

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *