
Merajut Kebahagiaan di Bulan Suci Ramadan
Seluruh umat Muslim di dunia merasakan euforia dalam menyambut bulan Ramadan. Suasana Ramadan mulai terasa, salah satunya di sebuah desa. Tampak para ibu dan anggota keluarga lainnya berbenah dengan membersihkan rumah, mencuci sajadah, serta perlengkapan shalat lainnya. Ada juga yang menyiapkan stok makanan untuk persediaan sahur dan berbuka. Beberapa orang bahkan mempersiapkan fisik dengan berolahraga sebagai bentuk kesiapan dalam menjalankan ibadah puasa dan ibadah lainnya.
Tak hanya itu, masjid-masjid pun dibersihkan dan dicat ulang. Dekorasi cahaya lampu serta suasana masjid yang ramai dengan tradisi khas Ramadan menciptakan atmosfer yang hangat dan menyenangkan.
Kebahagiaan yang dirasakan umat Muslim saat berjumpa dengan bulan Ramadan memiliki banyak alasan, baik secara spiritual, psikologis, maupun sosial.
“Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa kita bahagia di bulan Ramadan? Karena kita melakukan apa yang diciptakan untuk kita lakukan.” (Sheikh Alaa Alsayed)
Kebahagiaan yang dirasakan umat Muslim selama bulan Ramadan diyakini berasal dari menjalankan ibadah dan kewajiban yang sesuai dengan tujuan penciptaan manusia.
Menurut perspektif Islam, manusia diciptakan dengan tujuan utama untuk beribadah kepada Allah SWT., sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” [1]
Bulan Ramadan adalah waktu yang sangat tepat dan istimewa bagi umat Muslim untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah. Ramadan menjadi momen introspeksi diri, memohon ampunan, serta memperbaiki hubungan dengan Allah sebagai bentuk ketaatan dan pendekatan diri kepada-Nya.
Menjalankan ibadah puasa melatih kesabaran, disiplin, dan pengendalian emosi, yang dapat membawa kebahagiaan batin. Salat tarawih, tadarus Al-Qur’an dengan membaca, memahami maknanya, serta merenungkan kehidupan, juga berdzikir dapat meningkatkan ketenangan hati dan kebahagiaan spiritual.
Selain itu, kebersamaan dengan keluarga atau komunitas saat sahur dan berbuka puasa menciptakan momen berharga dan hangat. Memberikan sedekah atau berbagi makanan berbuka (iftar) dengan orang lain menghadirkan kebahagiaan karena membantu sesama. Hal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah bersyukur.
Bersyukur atas nikmat yang diberikan, seperti makanan berbuka, kesehatan, dan kesempatan untuk beribadah, dapat meningkatkan rasa bahagia.Semua ibadah di bulan Ramadan memberikan ketenangan dan kedamaian hati yang menjadi sumber kebahagiaan sejati. Dengan memaknai setiap momen di bulan Ramadan, kebahagiaan tidak hanya dirasakan secara individu, tetapi juga dapat dibagikan kepada orang lain. Ramadan menciptakan harmoni dan kedamaian dalam kehidupan.
Referensi:
[1] Al-Qur’an Surah Adz-Dzariyat ayat 57
Visits: 57