
MUSUH TERBESAR ADALAH DIRI SENDIRI
Ada sebuah kisah dari seekor anjing yang sedang menggigit daging di atas jembatan. Ketika melihat kebawah, anjing tersebut kaget melihat ada anjing lain yang sama-sama menggigit daging. Ia menyeringai dan anjing yang dilihatnya pun ikut menyeringai. Merasa tertantang, anjing tersebut berusaha menerkam lawannya itu. Akan tetapi ia malah jatuh ke dalam sungai karena ternyata yang anjing itu lihat adalah bayangannya sendiri.
Analogi anjing yang menerkam bayangannya ibarat manusia yang sedang berhadapan dengan dirinya sendiri. Akibat keserakahannya, ia melihat dirinya sebagai ancaman. Karena sesungguhnya musuh terbesar bukanlah orang lain, melainkan diri sendiri.
Ketika hendak mengambil keputusan atau melakukan sesuatu, seringkali rasa bimbang dan ego muncul dari dalam diri. Bahkan dalam melakukan kebaikan sekalipun, sifat angkuh dan riya perlahan-lahan menggerogoti hati.
Berurusan dengan orang lain memanglah sulit, akan tetapi lebih sulit berurusan dengan diri sendiri. Karena manusia penuh dengan prasangka dan penyakit hati. Penyakit hati inilah yang menghalangi diri untuk mencapai kemajuan.
Imam Ghazali pernah berkata, “Belum pernah aku berurusan dengan sesuatu yang lebih sulit daripada jiwaku sendiri, yang terkadang membantuku dan terkadang menentangku.”
Sebelum berurusan dengan orang lain, pastikanlah untuk berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu. Hapuskan segala macam kebimbangan dan keraguan dalam melangkah. Hilangkan penyakit hati yang mengarah pada keburukan. Karena musuh di dalam diri kerap tak disadari. Bahkan bersembunyi pada pribadi yang tidak mengenal dirinya sendiri.
Visits: 1994