ORANG BERIMAN MENJAUHI TAJASSUS

Imam Ghazali mengatakan bahwa:

“Orang munafik mencari-cari kesalahan, sementara orang beriman mencari permintaan maaf”.

Manusia tidak luput dari kejahatan, kesalahan dan kekurangan, tidak selamanya benar dan tidak selamanya salah. Namun ada saja sebagian orang memanfaatkan kekurangan seseorang dengan tujuan demi pencapaian keuntungan pribadi. Mengungkapkan dan mencari-cari kesalahan orang lain. 

Jangan menyangka bahwa dengan cara seperti itu sama dengan menjalankan tugas perbaikan, tetapi sebaliknya justru tengah menciptakan kehancuran.

Allah Ta’ala melarang umatnya untuk tidak mencampuri urusan orang lain, terlebih perbuatan yang menyerempet kepada hak-hak pribadi maupun aib. Salah satunya adalah tajassus atau mencari kesalahan orang lain. 

Sebagaimana di firmankan dalam Al-Qur’an: 

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (Al-Hujurat : 12)

Tajassus’ dengan mencari-cari kesalahan orang lain tergolong sifat tercela yang merupakan kebiasaan orang-orang munafik. 

Orang munafik menunjukkan kelemahannya dengan mencari-cari kesalahan orang lain dengan berprasangka buruk dan  dengan kata-kata bohong yang hanya memiliki sedikit saja kebenaran dan kelayakan. Ini merupakan keburukan sosial yang menyebabkan ketidakserasian, pertentangan dan perselisihan bahkan putusnya silaturahmi.

Sementara orang beriman akan menjauhkan sifat tercela dengan tidak mencari-cari kesalahan orang lain. Lebih baik sibuk dengan mengevaluasi diri sendiri serta mencari permintaan maaf. Dengan memaafkan orang yang berbuat buruk, memaafkan orang yang menyakiti kita, orang yang tidak berbuat baik kepada kita. 

Orang beriman yang bermartabat memiliki ketaqwaan yang tinggi, tentu tidak akan repot-repot mencari-cari kesalahan orang lain dan menjudge pendosa dan apapun itu. Karena merupakan hak Allah Ta’ala yang dapat menilai pribadi seseorang baik maupun buruk.

Jangankan mencari kelemahan dan kekurangan seseorang sungguh merupakan hal sangat jauh, bahkan jika ada kelemahan seseorang yang secara tidak disengaja diketahui olehnya maka menutupinya adalah merupakan hal yang sangat penting.

Hamba beriman tentunya mampu menguatkan jiwanya untuk senantiasa memaafkan kesalahan orang lain. Dan tidak membalas keburukan dengan keburukan lagi. Karena sifat pemaaf itu mendatangkan maaf Allah kepada kita. 

Semoga kita senantiasa menjadi hamba beriman yang hatinya betul-betul memiliki jiwa pemaaf dan mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.

Visits: 352

Liana S. Syam

1 thought on “ORANG BERIMAN MENJAUHI TAJASSUS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *