Pendidikan: Kunci Kehidupan, Cermin Keimanan

Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan kita, karena memberikan hak kepada setiap manusia untuk berkembang secara berkelanjutan. Pendidikan adalah proses fundamental dalam pengembangan diri, agar seseorang mampu menjalani hidup dan bertahan menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Pendidikan dimulai dari lingkungan keluarga, kemudian berlanjut di sekolah dan masyarakat, serta menjadi kunci utama dalam pembentukan dan perkembangan individu. Anak yang tumbuh dalam kasih sayang keluarga cenderung memiliki rasa keterhubungan yang kuat dan merasa berharga dalam keluarga, sehingga hal tersebut menjadi pondasi penting bagi perkembangan dirinya. Dalam lingkungan keluarga, harga diri anak tumbuh karena ia diterima dan dihargai sebagai individu.

Sekolah menjadi tahap kedua dalam proses pendidikan, di mana guru berperan sebagai perantara ilmu pengetahuan yang memberikan dorongan dan bantuan kepada siswa untuk berkembang. Pentingnya pendidikan tercermin dari berbagai upaya guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa, agar mereka memiliki rasa tanggung jawab terhadap proses pembelajaran.

Selain itu, peranan lingkungan masyarakat juga sangat penting dalam mendidik anak. Lingkungan masyarakat memberikan gambaran nyata tentang bagaimana manusia hidup berdampingan. Oleh karena itu, saat kita berinteraksi dengan masyarakat, mereka dapat menilai apakah seseorang termasuk golongan yang terdidik atau tidak.

Sejak awal kemunculannya, Islam merupakan agama yang sangat menaruh perhatian terhadap pendidikan. Hal ini ditunjukkan dengan turunnya wahyu pertama serta misi kenabian Muhammad saw. Yang berfokus pada pemberantasan kebodohan di masyarakat Arab kala itu. Islam berupaya mengubah kondisi tersebut melalui pendidikan.

Menurut ajaran Islam, manusia memiliki dua potensi, yakni kecenderungan kepada kejahatan dan ketakwaan. Islam juga mengakui adanya perbedaan bakat dan pembawaan pada setiap individu, namun perbedaan tersebut bukan berarti tidak dapat dibentuk melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan anak agar dapat mencapai hasil yang optimal.

Dalam Al-Qur’an, ditegaskan bahwa tugas yang diemban oleh agama Islam terbagi ke dalam dua bidang utama, yaitu tabligh dan tarbiyat. Tabligh adalah menyampaikan kebenaran kepada mereka yang belum mengenal Islam dan berupaya mengajak mereka masuk ke dalam lingkup jamaah orang-orang yang ikhlas. Sedangkan tarbiyat (pendidikan) adalah menanamkan serta membina nilai-nilai keikhlasan dan amal saleh dalam diri orang-orang yang beriman, lalu mengembangkannya hingga mencapai derajat yang paling tinggi.

Hal ini telah disinggung dalam Al-Qur’an surah Ali ‘Imran ayat 105: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [1]

Kedua bidang tersebut dipandang sangat penting dalam Islam. Apabila salah satu dari keduanya diabaikan, maka tatanan kehidupan umat dapat runtuh. Tabligh berperan dalam memperluas jangkauan dakwah (kuantitas), sementara tarbiyat menjaga kualitas keimanan dan amal seorang Muslim.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah proses pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan merupakan hasil perjuangan manusia dalam menghadapi dua kekuatan besar yang selalu mengelilingi kehidupannya, yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat. Maka dari itu, pendidikan memiliki sifat hakiki sepanjang peradaban manusia, seiring dengan perubahan zaman.

Pendidikan berkaitan erat dengan usaha manusia untuk memerdekakan diri, baik secara lahir maupun batin, sehingga manusia tidak bergantung pada orang lain, melainkan mampu berdiri di atas kekuatannya sendiri. Oleh karena itu, kemerdekaan menjadi isu krusial dalam pendidikan, karena menyangkut upaya memerdekakan hidup secara lahir dan batin, agar manusia semakin sadar akan hak dan kewajibannya sebagai bagian dari masyarakat, serta mampu bersandar kepada dirinya sendiri.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” [2]

Referensi:
[1] Al-Qur’an. Surah Ali ‘Imran, 3:105.
[2] Muslim. Shahih Muslim, Hadits No. 2699. Riyadh: Darussalam.

Visits: 54

Abidah Nur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *