PERTOLONGAN ALLAH TA’ALA DIBALIK PENGORBANAN HARTA

Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 261 yang:

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللهُ وَٰسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya : “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui”.

Inilah penawaran perniagaan Allah Ta’ala kepada kita. Bahwa perniagaan di jalan Allah takkan pernah ditemukan kerugian. Bahkan Dia akan melipatgandakannya dengan suatu cara yang tidak kita sangka-sangka.

Sebuah keberuntungan bagi saya sebagai seorang Ahmadi, dimana perniagaan di jalan Allah Ta’ala ini benar-benar ditegakkan. Kami memahaminya bukan sekedar kewajiban, tapi kami juga telah melihat sendiri keberkatan demi keberkatan juga keberuntungan demi keberuntungan dari pengorbanan harta di jalan Allah ini yang bernama candah.

Banyak pertolongan dari Allah Ta’ala atas upaya kita membayar candah secara dawam. Pertolongan-Nya turun di saat-saat yang tidak mungkin sekali pun.

Saya bisa mengatakan ini, karena ini terjadi pada keluarga kami. Kami benar-benar menyaksikan sendiri pertolongan Allah Ta’ala yang demikian khas itu.

Di awal-awal pandemi covid-19. Dimana seluruh masyarakat diliputi rasa takut tentang efek dari virus yang telah merenggut banyak nyawa ini. Adik saya yang sedang menempuh pendidikan di SMA Plus Al-Wahid mau pulang ke rumah. 

Saat itu uang yang tersisa hanya untuk makan beberapa hari sampai menunggu gajian. Kalau menunggu sampai gajian, khawatir situasi makin tidak kondusif. Apalagi menyebar kabar akan diberlakukannya “lockdown” yang membuat orang tak bisa kemana-mana.

Ibu saya memberikan saran kepada ayah, “Gimana kalau kita pinjam dengan bosku dulu, mana tau beliau mau bantu kita.”

Dan benar saja, Allah menjawab harapan kami. Dalam situasi yang tak menentu itu, bosnya ibu mau membantu adik saya agar bisa pulang ke rumah. Lalu, tiket pesawat dibeli dan adik saya bisa pulang dengan selamat sampai rumah.

Tak berhenti sampai disitu. Setelah tiga hari adik saya sampai di rumah. Ada seseorang datang ke rumah. Dan memberikan sayur-mayur yang banyak untuk kami. 

Tentu, ini semua adalah berkat dari candah. Berkat dari pengorbanan harta di jalan Allah Ta’ala secara dawam. Dia benar-benar menolong kita di saat kita sedang membutuhkan. Bahkan dia mengganti secara berkali-kali lipat.

Jadi, kita tidak usah takut rugi dan takut miskin untuk membelanjakan harta kita di jalan Allah Ta’ala. Karena Allah akan melipat-gandakannya dalam suatu cara yang tidak pernah kita sangka-sangka. 

Sebagai seorang ahmadi yang mukhlis mulai dari sekarang, yuk kita membayar candah secara dawam. Untuk mendapatkan berkat dari Allah Ta’ala.

.

.

.

Editor: Muhammad Nurdin

Visits: 111

Arifa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *