PILIHAN HIDUP ADA DI TANGAN KITA SENDIRI

“Kita tidak bisa memaksakan orang lain menjadi seperti kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah menunjukkan kebaikan.” — KH. Hasyim Asy’ari

Hal tersebut juga sejalan dengan apa yang Allah firmankan dalam Kitab Suci Al-Qur’an:

“Niat jalan benar itu nyata bedanya dari kesesatan…”

(Al-Baqarah: 256) [1]

Tugas seorang nabi adalah hanya menyampaikan pesan dan amanat Allah, selanjutnya terserah kepada si penerima nasihat apakah akan menjalankannya atau mengabaikannya, seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an:

“Maka berilah nasihat, sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi nasihat”

(Al-Ghasyiyah: 21) [2]

Pilihan ada di tangan kita sendiri yang akan menentukan ke arah mana kita melangkah, apakah ke jalan menuju kebaikan atau sebaliknya. Segala kebaikan yang kita alami adalah karena Allah Ta’ala, sedangkan segala keburukan yang kita alami adalah karena kesalahan kita sendiri. Jadi jika kita mengalami hal buruk, bukan berarti sudah takdir; itu karena kesalahan kita sendiri. Takdir adalah ketentuan yang telah ditetapkan Allah Ta’ala. Misalnya api itu panas. Sedangkan segala sesuatu yang masih bisa kita usahakan bukan takdir.

Seberapa besar usaha yang kita lakukan, sebesar itulah berkah dari Allah Ta’ala yang akan kita terima. Tentunya kita harus senantiasa berdoa dan juga berusaha.

“Apa yang kita inginkan mintalah kepadanya walaupun hanya seutas tali sepatu”

(HR. Al-Baihaqi) [3]

Adalah tanggung jawab kita menjadi contoh orang yang mengamalkan jalan yang telah memperoleh petunjuk, sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur’anul Karim. Berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki keadaan kerohanian kita supaya lebih baik lagi, dan dalam pengamalan Al-Qur’an serta untuk merenungkannya. Kita dapat mengambil faedah sepenuhnya apabila kita menjadi orang yang setiap hari secara teratur membaca Al-Qur’an dan merenungkan perintah-perintahnya. Saudara-saudara siap mengamalkannya. Berusaha untuknya.

Di sebagian tempat Allah Ta’ala memberikan perintah-Nya, laksanakanlah perintah-perintah-Nya itu. Sebagian tempat terdapat kebaikan-kebaikan yang diperintahkan untuk diamalkan yang dengan mengamalkannya ditemukan jalan petunjuk. Di sebagian tempat lain ada keburukan-keburukan, dikatakan kepadanya hindarilah! Kalian dapat berjalan di jalan-jalan itu, jalan yang akan sampai pada tingkatan tujuan seorang mu’min apa lagi selain mendapatkan keridhaan Allah Ta’ala? [4]

Senantiasa tunjukkanlah kebaikan di manapun kita berada, sehingga dapat menjadikan suri tauladan bagi sesama manusia di sekitar kita.

Referensi

[1] QS. Al-Baqarah, 2:256.

[2] QS. Al-Ghasyiyah, 88:21.

[3] HR. Al-Baihaqi.

[4] Khotbah Jumat Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, ABA Agustus 2010, Masjid Baitul Futuh, London-UK.

Views: 21

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *