Rahasia Investasi Terbaik adalah Istri Salehah

Kesamaan derajat laki-laki dan perempuan diakui Islam secara gamblang. Tingginya perlindungan hak-hak kaum perempuan yang dilakukan Islam, sama sekali tidak bisa didapatkan dari agama lain. Allah Ta’ala dalam Surah Al-Baqarah 2: 229, menjelaskan dengan ringkas dalam kalimat wa lahunna mitslul ladzi ‘alaihinna yakni, perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki.

Lebih lanjut Hadhrat Masih Mau’ud as. Menjelaskan, 

“Hendaknya para suami menjalin hubungan dengan istri seperti halnya dua orang sahabat sejati dan hakiki. Istri adalah saksi pertama atas akhlak fadhilah suami baik yang berhubungan dengan manusia maupun dengan Allah Ta’ala. Jika para suami tidak mempunyai hubungan yang baik dengan mereka maka bagaimana mungkin para suami dapat berdamai dengan Allah Ta’ala.” [1]

Pantas Hadhrat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Hadhrat Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, 

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik simpanan seorang lelaki, yaitu istri salehah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila djperintah akan menaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” [2]

Memiliki istri salehah disebutkan sebagai tabungan yang paling baik, bagaimana tidak ketika memiliki istri yang salehah maka otomatis akan melahirkan generasi yang saleh dan salehah pula. Sehingga sangat wajar bila dikatakan sebagai sebaik-baik simpanan para suami.

Di tempat lain Hadhrat Masih Mau’ud as. Bersabda, 

“Istri merupakan mata-mata sang suami. Suami tidak dapat menutupi keburukannya dari sang istri. Kaum perempuan merupakan orang pintar yang terselubung. Mereka secara terselubung meraih seluruh pengaruh para suami. Apabila suami tegak di jalan lurus maka istri pun akan demikian juga pada Allah Ta’ala.” [3]

Tak heran bila sang istri diberi julukan saariq (pencuri), sebab dia mencuri akhlak secara diam-diam sampai akhirnya berhasil meraih seluruh akhlak tersebut. 

Referensi:

[1] Malfuzhat, Add. Nazir Ishaat, London, 1984, jld. 5, h. 417-418

[2] HR. Abu Dawud no.1664

[3] Malfuzhat, Add. Nazir Isyaat, London, 1984, jld. 5, hal. 217-218

Visits: 60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *