
Ramadan telah berlalu, Kenapa banyak kebaikan terhenti?
Bulan Ramadan adalah bulan penuh ampunan dan terbukanya pintu rahmat bagi seluruh umat. Pada bulan ini, umat Muslim di seluruh dunia berlomba-lomba dalam beribadah serta melakukan kebaikan dengan penuh sukacita sebagai wujud ketakwaan kepada Allah Swt. Dilipatgandakannya pahala di bulan Ramadan membuat manusia memiliki sifat empati yang lebih besar terhadap sesama.
Namun, apakah semangat berbuat baik hanya muncul di bulan Ramadan karena keberkahannya, atau seharusnya kita tetap melakukannya setiap saat?
Dari Aisyah ra., ia berkata bahwa Hadhrat Rasulullah saw. bersabda:
“Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus meskipun sedikit.” [1]
Hadis ini menjelaskan bahwa setiap amal perbuatan yang dilakukan manusia akan mendapatkan balasan pahala dari Allah Swt., asalkan dilakukan dengan keikhlasan dan konsistensi. Banyak sekali ibadah yang dapat dilakukan setelah bulan Ramadan berlalu. Selain terus berbuat baik kepada sesama, beberapa amalan yang bisa dijalankan antara lain:
1. Salat Tahajud
Salat di sepertiga malam memiliki banyak manfaat. Dalam Surah Al-Isra ayat 80, Allah Swt. berfirman:
“Dan pada sebagian malam, maka tahajudlah engkau dengan membaca-nya, suatu ibadah tambahan bagi engkau. Semoga Tuhan engkau akan mengangkat engkau ke derajat yang terpuji.” [2]
2. Salat Dhuha
Salat Dhuha merupakan salat sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Banyak yang meyakini bahwa salat ini menjadi sarana untuk memohon rezeki yang baik. Hadhrat Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau malas (atau lalai) dalam melaksanakan empat rakaat di awal siang harimu, maka Aku akan mencukupimu di akhir harimu.” [3]
3. Puasa Sunah
Puasa sunnah juga bisa dilaksanakan setelah Ramadan, seperti puasa Senin dan Kamis. Hadhrat Rasulullah saw. bersabda:
“Pada hari Senin dan Kamis, seluruh amal perbuatan manusia diangkat (dilaporkan kepada Allah). Maka, aku sangat menyukai jika amal perbuatanku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa.” [4]
Melakukan ibadah setelah Ramadan adalah bagian dari kebaikan, tetapi lebih dari itu, kita juga perlu memastikan bahwa rasa syukur kita diwujudkan dengan mengikuti perintah Allah Swt.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. pernah menyampaikan:
“Kita tidak boleh merasa sudah senang mengaku beriman hanya dengan mengucap kalimat syukur di bibir saja ‘Alhamdulillah [sudah mengimani Imam Mahdi]’. Kita harus bercermin diri dan melihat secara benar apakah kita telah melaksanakan perintah-perintah Tuhan dalam amalan-amalan kita?” [5]
Untuk terus menerima nikmat Allah yang Mahakuasa, kita harus selalu berusaha meningkatkan kualitas perilaku dan tindakan kita. Jika kita lalai terhadap agama, maka kita akan bertanggung jawab karena membawa generasi penerus kita menjauh dari agama dan karunia Allah Ta’ala.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. juga mengatakan,
“Islam mengajarkan kebaikan, cinta, dan kasih sayang. Namun, alih-alih menunjukkan nilai-nilai tersebut, banyak orang justru merampas hak orang lain serta melakukan kezaliman dan ketidakadilan. Jika tindakan seperti itu dilakukan oleh umat Islam, maka hal tersebut menjadi sumber penyesalan yang mendalam karena ajaran Islam sejatinya penuh kedamaian dan cinta bagi semua.” [5]
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. bersabda:
“Allah Swt. menghendaki untuk membangkitkan sebuah jemaat baru yang dihidupkan kembali secara rohani. Oleh karena itu, kami menyebarkan ajaran Islam yang sejati—ajaran yang penuh kedamaian—agar setiap orang dapat mencapai kehidupan yang penuh ketakwaan.” [5]
Janganlah berhenti melakukan kebaikan hanya karena bulan Ramadan telah berlalu. Jadikanlah Ramadan sebagai inspirasi untuk terus berbuat baik setiap hari, di mana pun kita berada.
Referensi:
[1] Al-Bukhari, Imam & Muslim, Imam. Sahih al-Bukhari No. 6465 & Sahih Muslim No. 782. Beirut: Dar Ihya al-Turath al-Arabi.
[2] Al-Qur’an. Surah Al-Isra’, 17:80.
[3] Abu Dawud. Sunan Abi Dawud, Hadits No. 1289. Riyadh: Darussalam.
[4] Muslim, Imam. Sahih Muslim, Hadits No. 1156. Beirut: Dar Ihya
Visits: 46