
SAMUDERA ILMU ALLAH: KETIKA LAUTAN PUN TAK CUKUP MENULISKANNYA
أعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
قُلْ لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ
تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِه مَدَدًا
Artinya: “Katakanlah, ‘Sekiranya lautan menjadi tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat Tuhanku, niscaya akan habis lautan itu sebelum kalimat-kalimat Tuhanku habis, sekali pun Kami datangkan sebanyak itu lagi sebagai tambahan.’” [1]
Tafsir QS Al-Kahf: 109 (Catatan No. 1736)
Bangsa-bangsa Kristen dari Barat membanggakan diri atas penemuan-penemuan besar dalam bidang ilmu pengetahuan. Mereka tampaknya dikuasai oleh anggapan keliru bahwa mereka telah berhasil memahami rahasia penciptaan (Takhliq) secara menyeluruh. Padahal, itu hanyalah pembualan yang sia-sia belaka. Rahasia-rahasia Tuhan tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah dapat diselami. Apa yang telah mereka temukan saat ini maupun yang akan ditemukan di masa mendatang, hanyalah secuil dari samudra ilmu Allah SWT. Tidak lebih dari setitik air dibanding samudra. [2]
Dari ayat ini, kita dapat memahami betapa luas dan dalamnya ilmu Allah SWT. Tidak ada satu pun makhluk yang mampu menandingi kekuasaan dan ilmu-Nya. Oleh karena itu, sebagai manusia, kita harus bersikap rendah hati dan terus belajar. Ilmu Allah SWT terbentang luas dalam Al-Qur’an; apabila kita mau mempelajari arti dan tafsirnya, maka akan kita dapati ilmu dan petunjuk yang luar biasa di dalamnya.
Allah SWT memberikan gambaran yang sangat indah: seandainya seluruh air lautan di dunia dijadikan tinta untuk menuliskan kalimat-Nya yang mencakup segala pengetahuan dan kebijaksanaan maka lautan itu pasti akan habis sebelum selesai menulis kalimat-Nya. Bahkan, meskipun didatangkan tambahan lautan sebanyak itu pula, tetap tidak akan cukup untuk menuliskannya.
Jika kita telaah lebih dalam, ilmu yang diperoleh oleh orang-orang Barat, termasuk para ilmuwan non-Muslim, sesungguhnya tidak sebanding bahkan dengan setetes air dalam samudra ilmu Allah. Namun, banyak dari mereka yang tidak menyadari hal ini dan justru merasa paling hebat. Maka dari itu, sebagai manusia, kita harus terus belajar dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati.
Al-Qur’an memuat ilmu tentang penciptaan alam semesta, berbagai aspek kehidupan, prinsip-prinsip moral dan etika, panduan hidup sehari-hari, hingga sejarah para nabi. Para ilmuwan Barat pun banyak yang terkejut oleh kebenaran ajaran Islam dan keajaiban Al-Qur’an. Seperti yang disampaikan oleh cendekiawan Muslim Dr. Zakir Naik:
“Al-Qur’an adalah kitab penuh mukjizat, literatur bahasa Arab terbaik, dan sesuai dengan sains. Mungkin di masa depan zamannya akan berbeda. Tidak seperti sekarang yang seakan kebenaran selalu diukur dengan sains dan teknologi. Tapi bagaimanapun kondisi masa depan, maka Al-Qur’an sebagai firman Tuhan akan membuktikan kebenaran dirinya.” [3]
Jangan pernah merasa sombong dengan kecerdasan yang kita miliki. Jangan sampai kita menjadi orang yang pintar namun tidak cerdas dalam berpikir dan bersikap. Kita harus terus memuji Allah, memohon pertolongan-Nya, dan meminta agar diberi ilmu yang bermanfaat. Sebab segala ilmu, kepintaran, dan kecerdasan yang kita miliki adalah karunia dari Allah SWT. Rasa syukur kita harus diwujudkan dalam bentuk zikir dan shalat.
Referensi
[1] Al-Qur’an Surah Al-Kahf (18): 109.
[2] Tafsir Jemaat Surah Al-Kahf ayat 109, Catatan No. 1736.
[3] Naik, Z. (2021). Delapan Ilmuwan yang Dikejutkan oleh Kebenaran Alquran. Diakses pada 14 Mei 2025 dari https://vienmuhadi.com/2021/06/14/delapan-ilmuwan-yang-dikejutkan-oleh-kebenaran-alquran/
Visits: 31