
Selamatkan Hati Kita dari Penyakit Berbahaya
Hati adalah tempat di mana seorang hamba dapat mencerminkan keadaan dirinya dan akhlak/perilakunya. Bila hati seseorang dijangkiti suatu penyakit ruhani maka lama kelamaan seluruh amal ibadahnya akan rusak. Jasad dan pikirannya akan dipenuhi keburukan. Hingga kehidupannya akan dipenuhi penderitaan dan jauh dari rasa ketenangan. Bagaimana cara menjaga hati agar terhindar dari hal itu? Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengenali jenis penyakitnya dan gejala utamanya.
Salah satu penyakit hati yang berbahaya dan harus dijauhi oleh seorang Muslim adalah hasad. Dalam sebuah hadis yang cukup panjang Rasulullah ﷺ, Nabi kita yang paling mulia di antara semua utusan-Nya bersabda:
“Janganlah saling hasad (dengki) antara satu dengan yang lain, janganlah saling mencurangi yang lain untuk mendatangkan kerugian satu terhadap yang lain, dan janganlah saling membenci satu dengan yang lain, janganlah saling membelakangi (membuang muka) di antara satu dengan yang lain karena kebencian, yakni janganlah bersikap acuh tak acuh. Janganlah berjual beli pada jual-beli orang lain, bahkan tinggallah bersama-sama sebagai hamba Allah dan tinggallah seperti di antara kalian bersaudara-saudara. Seorang Muslim tidak aniaya terhadap orang Muslim lainnya, tidak memandangnya hina, tidak mempermalukan atau menghinanya.” Sambil mengisyaratkan ke dada beliau, beliau bersabda, ”Takwa itu ada di sini.” Tiga kali beliau mengulangi kata-kata ini, lalu bersabda, “Untuk mengetahui keburukan seseorang cukuplah dengan mengetahui bahwa ia menganggap rendah saudara Muslimnya. Darah, harta dan kehormatan seorang Muslim, haram bagi seorang Muslim lainnya dan wajib baginya untuk menghormatinya.” (HR. Muslim Kitabul birr washilah babb tahrim zhulmil-Muslim wa khadzalih)
Di kesempatan lain Hz. Imam Malik menjelaskan, “Hasad adalah seseorang yang berangan-angan akan hilangnya nikmat dari saudaranya, baik nikmat agama ataupun dunia.”
Alangkah berbahayanya keadaan hati seorang manusia yang telah dijangkiti penyakit hasad ini. Karena bila penyakit ini menyerang hati si penderita dan meracuninya, akan menimbulkan efek kebencian terhadap kenikmatan yang telah diperoleh oleh saudaranya, dan merasa senang jika kenikmatan tersebut hilang dari tangan saudaranya. Karena kesombongannya telah menuntun jiwanya tak ingin dianggap rendah oleh orang lain. Akhirnya penyakit tersebut membawa si pesakit tidak ridha akan qadha dan qadar Allah Ta’ala. Sebagaimana Iblis tak ridha dengan ketetapan Allah untuk tunduk kepada Hz. Adam a.s.
Ada berbagai macam faktor yang dapat menjadi penyebab munculnya penyakit hasad ini, beberapa diantaranya adalah ketakaburan dan rasa cinta pada dunia. Merasa selalu ingin dianggap lebih hebat dari orang lain dan kecintaan pada dunia yang sempit ini memang sering kali membuat akal dan cara berpikir manusia yang mencintai dan memburunya pun menjadi sempit. Mereka mampu menghalalkan segala cara agar segala hal yang dimiliki saudaranya hilang dan berpindah kepadanya. Baik hal itu berupa harta kekayaan, jabatan, ilmu maupun pujian. Jadi jika seseorang selalu merasa lebih baik dari orang lain dari sisi dunia dan tolok ukur/tujuan utamanya hanya dunia semata, maka penyakit hasad ini akan sangat mudah menghancurkan iman di hatinya.
Dalam salah satu Khutbah, Khalifah ke V Jamaah Ahmadiyah sedunia, Hz. Mirza Masroor Ahmad a.b.a memberikan sebuah resep luar biasa agar kita terhindar dari penyakit hasad ini. Yaitu dengan jalan bai’un nafs (menjual jiwa) dan tazkiyatun nafs (mensucikan jiwa). Mengenai hal ini beliau menyampaikan:
“…makna menjual jiwa (bai’un nafs) adalah supaya timbul kerendahhatian dan penghambaan serta harus membunuh kesombongan dan terpisah dari egoisme dan ketakaburan. Manusia sudah tidak memiliki apa-apa lagi dan segala sesuatu harus sesuai dengan hukum Allah Ta’ala. Jika keadaannya demikian maka Allah Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan jiwa yang seperti itu. Jika kita telah menyerahkan jiwa kita kepada Allah Ta’ala maka Allah Ta’ala menghargai jiwa yang seperti itu dan melindunginya dari berbagai sisi.”
Selanjutnya beliau menyampaikan, Hadhrat Masih Mau’ud (as) bersabda, “Menurut hemat saya, cara yang baik untuk menyucikan diri dan tidaklah mungkin ada metode yang lebih baik darinya yakni manusia jangan sampai melakukan ketakabburan dan berbangga diri dalam jenis apapun, apakah itu dalam hal keilmuan, keluarga tidak juga harta.”
Beliau (as) bersabda, “Saya nasihatkan pada Jemaat saya, hindarilah ketakaburan karena perbuatan tersebut dalam pandangan Allah ta’ala sangat dibenci.” [Penjabaran Syarat-Syarat Baiat, Khotbah Jumat pada 02 November 2018 (Nubuwwah 1397 Hijriyah Syamsiyah/23 Safar 1440 Hijriyah Qamariyah)]
Oleh karena itu, solusi terbaik menjauhkan diri dari penyakit hasad adalah dengan jalan menghilangkan ketakaburan dari dalam diri kita, menjadikan Allah sebagai tujuan utama dari segala usaha dan tindakan kita di dunia. Hendaklah kita selalu ingat, bahwa pertemuan dengan-Nya di akhirat menuntut begitu banyak pertanggung jawaban dari semua nikmat yang kita telah kita dapat. Semoga Allah menjaga hati kita dari segala keburukan.
Visits: 229
Masyaallah luar biasa semoga kita dijauhkan dari penyakit hasad