Skincare Ruhani Pencerah Hati

Ketika seorang wanita berdiri di depan cermin mendapati beberapa kerutan dan flek hitam yang mengakibatkan wajahnya tampak kusam, pasti akan muncul rasa khawatir dalam dirinya. Noda dan kerutan itu akan merusak keindahan parasnya di hadapan banyak orang, terlebih di hadapan kekasih yang ia cintai. Berbagai upaya akan ia tempuh untuk mengembalikan kecantikannya, mencoba berbagai produk skincare hingga perawatan ekstra ke berbagai galeri kecantikan pasti akan ia lakukan. 

Namun bagaimana jika hati yang dipenuhi dengan noda? Bukankah hal itu lebih berbahaya, karena dapat menyebabkan cinta Allah berpaling dari kita? Adakah Skincare ruhani yang mampu mencerahkan kembali hati kita dari dosa?

Pendiri Jamaah Ahmadiyah Internasional Hz Mirza Ghulam Ahmad as. bersabda, “Jika sebuah noda hitam timbul di wajah, maka muncul kerisauan, jangan-jangan noda itu semakin berkembang, sehingga membuat seluruh wajah menjadi hitam. Demikian halnya bahwa dosa merupakan sebuah noda hitam di dalam hati. Kemalasan-kemalasan kecil (kecenderungan untuk bersenang-senang) dapat berkembang menjadi besar. Hal-hal kecil seperti itulah merupakan noda kecil yang berkembang, sehingga akhirnya ia menghitamkan seluruh bagian wajah.”

Pada zaman ini manusia dihadapkan kepada berbagai situasi yang dapat menjerumuskannya pada jurang kebinasaan dari sebuah dosa besar yang dianggap sebuah kelalaian biasa. Apa saja hal-hal  sepele dan kelalaian tersebut? Satu di antaranya adalah kebiasaan berkata dusta. Dusta merupakan dosa besar yang dianggap biasa. Kebanyakan orang menganggap berdusta dalam hal-hal sepele tidak akan berakibat apa-apa. Padahal sejatinya hal itu merupakan noda kecil yang akan menjadi cikal bakal munculnya keburukan yang lebih besar. 

Hal ini mengingatkan kita akan pesan yang  disampaikan oleh seorang zahid, Hz. Bilal bin Sa’d ra. yang berkata, “Janganlah engkau melihat kepada kecilnya kesalahan. Tetapi lihatlah siapa yang engkau durhakai.” (Az Zuhd, Ahmad hal. 460. Hilyatul Auliya’, Abu Nu’aim 5/223)

Berawal dari keburukan-keburukan kecil yang mungkin  sering kita lakukan, menumbuhkan benih dusta sebagai suatu kebiasaan tanpa menyadari bahwa setiap hal kecil yang kita lakukan pasti Allah akan meminta pertanggung-jawaban. Tak jarang kita saksikan, secara tidak sadar orang tua mengajarkan kebiasaan dusta pada anaknya.

Mulai dari menjanjikan sesuatu kepada anak namun tidak dipenuhi, hingga meminta anak untuk menyampaikan kedustaan bahwa orang tua sedang tidak berada di rumah, hanya untuk menghindari pembicaraan/pertemuan dengan seseorang. Kita seringkali lalai dalam ini. Padahal kelalaian ini lama kelamaan akan menjadi bumerang bagi kita dan juga bagi masa depan si anak, manakala anak kita sudah menganggap dusta sebagai hal biasa.

Contoh miris lainnya adalah perkataan dusta mengenai sebuah informasi  yang belum pasti kebenarannya. Tak peduli bahwa apa yang dikatakan akan menjadi sebuah fitnah, menyebarkan berita hoax untuk menyulut ujaran kebencian, hingga akhirnya menimbulkan tindakan-tindakan kriminal yang dapat mengakibatkan kerugian bagi banyak pihak. Noda dari dosa dusta yang dianggap sepele itu bukan hanya menghitamkan hati seseorang, tapi juga menghitamkan hati orang lain yang ikut terpengaruh pada ucapan dusta yang ia sebarkan.

Manusia yang hatinya telah dipenuhi dengan noda kedustaan, jiwanya pun akan menjadi hitam, sulit menerima kebenaran. Itulah sebabnya Rasulullah saw. memberikan sebuah solusi jitu untuk seseorang yang ingin menghindari diri dari keburukan dosa yang sudah menjadi kebiasaan dalam hidupnya. Jauhi dusta, inilah sebuah skincare ruhani ampuh yang mampu membersihkan dan mencerahkan kembali hati yang sudah kusam. 

 

Visits: 195

Aisyah Begum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *