
The Risk Taker is The Winner
Suatu hari di sebuah danau yang banyak buaya buas, diadakan sayembara. Bagi siapa yang berani masuk ke danau, selamat sampai ke tepi dan naik lagi, akan mendapatkan hadiah Rp 100.000.000,-. Setelah ditunggu sekian lama ternyata tidak ada juga yang berani terjun.
Tiba-tiba ada suara “byuuurrr”, dan terlihat seorang lelaki terjun ke danau, yang kemudian dengan sekuat tenaga berenang ke tepi danau menghindari serangan buaya. Dengan raut muka yang pucat pasi dan napas yang tersengal sampai juga ia di tepi dan segera keluar dari danau. Pengunjung memberi selamat kepadanya dan diberikan hadiah Rp 100.000.000,-.
Namun, lelaki tadi tidak peduli dengan hadiahnya, malah dengan marah sekali berkata, “Saya hanya mau tahu siapa yang mendorong saya ke danau?” Setelah menengok ke belakang terlihat isterinya senyum-senyum.
Cerita tadi hanyalah anekdot yang menyebar luas di grup-grup Sosial Media, dengan tagline “Di belakang suami yang sukses ada istri yang siap mendorongnya”.
Jika saja tanpa didorong oleh istrinya, mana mungkin laki-laki tadi akan serta merta nekad masuk ke danau dengan buaya ganas. Dia paham betul resiko yang dihadapi, taruhan nyawa. Tapi ketika terlanjur tercebur, maka sekuat tenaga dia berjuang menyelamatkan diri.
Jika pun cerita tadi benar adanya, istri yang tega mendorong suaminya ke danau berbuaya pasti sudah betul-betul mempertimbangkan segala konsekuensinya. Dia pasti yakin betul bahwa suaminya akan mampu melewati maut di danau tadi. Dan suami yang dihadapkan pada ancaman besar, tiba-tiba terkena virus “the power of kepepet” yang daya motivasinya bisa melambung hingga 400%.
Salah satu rumus sukses adalah keberanian mengambil resiko. Resiko adalah keadaan yang penuh dengan ketidakpastian. Namun keberanian mengambil resiko tidak sama dengan nekad.
Keberanian mengambil resiko berbanding lurus dengan kesiapan bertindak didukung proses perencanaan dan pertimbangan yang matang disertai penyiapan amunisi untuk berbagai kondisi tak terduga. Bukan sekedar bertindak atas dasar “saya berani”.
Bahkan seorang Mark Zuckerberg – Bos Facebook dengan 1,7 milyar pengguna di seluruh dunia mengatakan:
“Resiko terbesar adalah tidak mengambil resiko apapun. Di dunia yang berubah sangat cepat, satu-satunya strategi yang dijamin gagal adalah tidak mengambil resiko” (Mark Zuckerberg – Chief Executive Officer – Founder – Owner of Facebook)
Mark Zuckerberg sangat pantas mengatakan hal ini, karena dia adalah pelaku utama dari keberanian mengambil resiko. Saat ide-idenya, proyek-proyek yang dia ajukan ke kampusnya selalu ditolak, Mark memutuskan berhenti kuliah dan memilih fokus pada proyek yang digarapnya dengan satu keyakinan bahwa apa yang dia lakukan adalah sesuatu yang penting di masa depan. Mark memang kehilangan gelar akademiknya, tapi terbayar dengan jumlah pengguna milyaran di seluruh dunia, dan kini menjadi salah satu orang terkaya di dunia di usianya yang masih sangat muda.
Maka, kita akan memilih yang mana? Tetap berada di zona nyaman dan tidak meraih apapun atau mengambil tindakan nyata dan siap dengan resiko?
Visits: 49
👍👍
Menggugah dan menginspirasi. Good!
Inspirasi keren