
DATA INTERNET DARI ALLAH UNTUK IKUT TARBIYAT ONLINE
Saya ingin berbagi kisah yang menurut saya penting untuk disampaikan. Kisah ini terkait dengan fenomena covid-19 yang melumpuhkan perekonomian banyak orang, serta hubungannya dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan via online.
Bulan puasa kala itu memang berbeda. Semua kegiatan ibadah dilakukan di rumah. Bahkan pengajian pun di rumah. Bertatap muka via daring dari balik layar layar smartphone.
Di saat semua kegiatan tarbiyat dilaksanakan secara online, tentu syarat utama yang harus dimiliki untuk mengikutinya adalah smartphone juga kuota internetnya.
Kuota internet tentu menjadi masalah bagi banyak orang. Di tengah pandemi yang entah kapan berakhir ini, kelesuan ekonomi terjadi dimana. Keluarga kami pun termasuk yang terkena dampaknya.
Dalam bayang-bayang pandemi, dimana kebanyakan orang mencurahkan perhatian terbesarnya pada bagaimana caranya bertahan hidup, tercetus dalam hati, bagaimana bisa memenuhi juga kebutuhan-kebutuhan rohani dengan mengikuti program tarbiyat online.
Tentu kekhawatiran akan paket data internet menjadi sesuatu yang lumrah bagi banyak orang, tak terkecuali saya. Saya merasa pesimis bisa ikut serta menyimak mengingat kemampuan membeli paket data yang terbilang sulit.
Tapi saya teringat dengan satu bait syair berbahasa urdu karya agung Hazrat Khalifatul Masih Tsani ra yang berisi sebuah nasihat untuk generasi mudah Jemaat.
“Khidmat-e-din ko eik fazl-e-ilahi jano”, yang artinya, “Ketahuilah, mengkhidmati agama merupakan sebuah karunia Ilahi”.
Nasihat ringkas ini seolah membangunkan kesadaran saya dari gelapnya rasa takut dan khawatir. Muncul setitik sinar keyakinan yang lama-kelamaan membesar dan menyinari kalbu.
Akhirnya setelah terbangun dari kegelapan, cahaya harapan datang menyelimuti diri ini kembali. Saya berkata pada diri sendiri,
“Berkhidmat untuk agama tidak mungkin rugi, kapan lagi akan berkhidmat kalau bukan sekarang, manfaatkan waktu sisa hidupmu di dunia ini untuk berkhidmat semampu yang kamu bisa. Jangan takut, Allah selalu setia untuk menemani dan siap membantumu di kala susah. Ingatlah, tidak ada yang sia-sia dalam berkhidmat”.
Dan benar saja, ketika kegiatan berjalan selalu saja ada jalan untuk membeli kuota. Rezeki pun datang secara tiba-tiba dan menjadi kejutan tersendiri bagi saya.
Suatu ketika kuota internet semakin menipis, keuangan dipertengahan bulan Ramadhan mulai menyusut, akan tetapi kegiatan masih akan terus berjalan dan akhirnya gejolak rasa khawatir tidak bisa ikut kegiatan kembali tumbuh.
Selang beberapa hari, tak disangka-sangka kakak saya mengirim uang untuk kebutuhan kami sekeluarga lebih awal dari biasanya. Mulai saat itulah kekhawatiran saya hilang kembali, sungguh ini adalah sebuah tanda bahwa Allah pasti membantu dan menolong siapa saja yang dengan tulus ikhlas berkhidmat untuk agama.
Tak terasa, bulan Ramadhan pun berlalu begitu cepat dan kegiatan Ramadhan baik di tingkat daerah maupun tingkat nasionla juga sudah dilalui, saya menyadari bahwa anggapan tidak mampu dan tidak bisa semuanya tak ada yang terbukti benar, justru kebalikannyalah yang terjadi.
Inilah berkat karunia Allah Ta’ala, tanpa-Nya semua tidak bisa berjalan dengan baik. Ternyata tidak ada alasan untuk takut mengkhidmati agama, pandangan saya mengenai ketidakmampuan terbantahkan oleh bukti nyata yang Allah Ta’ala janjikan dalam surah Al-Insyirah ayat 6 yang berbunyi :
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا(٦)
Artinya : “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
Alhamdulillah tidak hentinya saya ucapkan, ada banyak sekali penyesalan yang dirasakan dan kata maaf pada-Nya karena sempat ragu akan pertolongan dan janji-Nya. Maafkan aku Ya Allah, semoga aku terus berada di jalan Engkau dan selalu ada di dalam rahmat Engkau. Aamiin Allahumma Aamiin.
.
.
.
editor: Muhammad Nurdin
Visits: 71