
Topeng Kepalsuan Bernama Munafik
Manusia dikarunia Allah Ta’ala dengan beragam perasaan dalam dirinya. Bahagia, sedih, kecewa, ragu, malu dan bahkan rasa takut. Tak terkecuali Rasulullah SAW, rupanya beliau memiliki satu ketakutan terhadap umatnya kelak sepeninggal beliau.
Dalam hadits riwayat Ahmad dan Ath-Thabrani, Rasulullah SAW bersabda:
“Yang paling aku takuti atas kamu sesudah aku tiada ialah orang munafik yang pandai bersilat lidah” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
Munafik adalah berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak; suka (selalu) mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya, alias bermuka dua.
Fenomena bermuka dua, lain di depan beda pula di belakang ternyata sudah ada sejak lama, bahkan mungkin sejak manusia ada. Untuk berbagai alasan, banyak orang yang menempuh cara-cara tak terpuji.
Ambil contoh, seorang bawahan yang mengincar suatu jabatan dengan tak segan memutarbalikan fakta yang ada. Rela menjilat kaki atasan, menginjak teman sejawat, memfitnah dan mengadu domba.
Biasanya orang seperti ini akan tampil sebagai sosok paling setia, yang selalu memberi dukungan penuh atas apapun yang dikerjakan atasannya walaupun dia mengetahui hal tersebut tidaklah benar. Di sisi lain, dia adalah pelapor utama atas diri orang lain.
Itu hanyalah satu tampilan orang munafik dari sekian banyak ciri lain yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 19:
” Mereka kikir terhadapmu, lalu apabila datang bahaya, engkau melihat mereka memandang engkau dengan mata yang terbalik-balik seperti orang pingsan karena dihampiri kematian. Tetapi apabila bahaya telah hilang mereka menyerang engkau dengan lidah yang tajam karena mereka tamak terhadap kebaikan. Mereka tidak pernah beriman, maka Allah menhapuskan amal mereka, dan yang demikian itu sangat mudah bagi Allah.”
Berdasarkan surah Al-Ahzab ayat 19, dapat kita pahami bahwasanya yang disebut orang munafik adalah :
1. Kikir
Termasuk ke dalam golongan orang munafik, mereka yang kikir dalam mengorbankan harta bendanya untuk kepentingan agama, dan membantu orang lain.
2. Menghindar dari kewajiban membela agama
Pada saat agama mendapat serangan, ancaman atau kecaman, orang munafik akan berlindung di balik topeng kesusahan dan kesulitan seolah-olah mereka menghadapi kematian demi terhindar dari kewajiban tersebut
3. Lidah yang tajam
Satu ciri khas dari munafik adalah senang menyerang orang lain dengan perkataan kasar, makian pedas dan menyakiti perasaan, terutama apabila apa yang mereka kehendaki tidak terpenuhi
Amat pantaslah Rasulullah SAW merasa takut mengenai orang munafik ini, karena Allah Ta’ala sendiri menggolongkan mereka sebagai orang yang tidak pernah beriman, sekalipun dari mulutnya keluar pengakuan beriman, dan amal-amal yang mereka lakukan pun akan dihapuskan.
Sungguh suatu kerugian yang nyata. Karena sekuat apapun pengakuan dari mulutnya, sebanyak apapun amal yang dilakukannya, sepintar apapun ujaran yang disampaikannya, orang munafik tetap bukanlah orang beriman dan luput dari pengakuan atas amal-amalnya.
Semoga kita terhindar dari sifat munafik.
Views: 602