Jangan Memandang Rendah kepada Siapapun

Di dalam kehidupan sehari-hari kita semua sering mendengar ungkapan hukum sebab-akibat. Kalau dalam dunia, ini [hukum sebab akibat] kuat sekali pengaruhnya bagi umat manusia. Allah SWT. itu Maha-adil. Orang yang mempercayai hukum sebab-akibat, hidupnya akan lebih tenang. Hukum di dunia itu terkadang ada akrobatnya. Tapi hukum Allah pasti.

Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa orang-orang yang baik itu adalah orang-orang yang bisa menghindari perbuatan-perbuatan keji. Ya, kalau mungkin kesalahan-kesalahan kecil, contohnya seperti mobil, kalau ada debu, ya wajar. Tapi jangan kemudian kita sengaja masuk ke dalam kesalahan-kesalahan yang fatal.

Sementara di dalam Al-Qur’an sendiri, Allah berfirman dalam QS. An-Najm ayat 32, yang artinya, “(Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka jangan lah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa.”

Kita hendaknya menyadari bahwa diri kita punya kelemahan. Allah juga memperingatkan ada kelemahan dalam diri setiap manusia. Oleh karena itu, manusia seyogianya menjaga dirinya masing-masing dan senantiasa berhati-hati. Kalaupun manusia melakukan [kesalahan], maka jangan lupa bahwa Allah SWT Mahaluas pengampunannya.

Ketika melihat seseorang yang memiliki kesalahan, jangan pula kita menilai ia lebih buruk dari kita. Jangan pernah merasa diri menjadi yang paling suci, sebab Allah SWT. mengetahui tentang orang-orang yang bertakwa.

“Jika melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia karena mungkin satu hari nanti dia akan insaf dan bertaubat atas kesalahannya.” (Hadits riwayat Imam Al Ghazali)

Ingat, jangan merasa paling suci dan menjelekkan orang lain. Merasa paling benar dan menganggap orang lain bodoh. Merasa paling bertakwa dan menganggap orang lain kufur dan sebagainya. Sesungguhnya hanya Allah Ta’ala lah yang Mahabenar atas segala sesuatu.

Kita tidak pernah tahu masa depan seseorang. Bisa jadi di masa depan ia melakukan taubat dan memiliki keimanan yang jauh lebih baik dari kita. Allah Ta’ala yang Mahasempurna saja bersedia berkali-kali mengampuni hamba-hamba-Nya. Apalagi kita yang hanyalah manusia yang penuh kelemahan dan kekurangan, seyogyianya bisa memiliki pandangan yang tak merendahkan kepada sesama.

 

Views: 491

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *