WASPADA TERHADAP VIRUS KESOMBONGAN

Ada seorang filsuf yang menaiki sebuah perahu kecil ke suatu tempat. Karena merasa bosan dalam perahu, kemudian dia pun mencari pelaut untuk berdiskusi. 

Filsuf menanyakan kepada pelaut itu, “Apakah Anda mengerti filosofi?”

“Tidak mengerti,” jawab pelaut.

“Wahh, sayang sekali, Anda telah kehilangan setengah dari seluruh kehidupan Anda. Apakah Anda mengerti matematika?” Filsuf tersebut bertanya lagi.

“Tidak mengerti juga,” jawab pelaut tersebut.

Filsuf itu menggelengkan kepalanya seraya berkata, “Sayang sekali, bahkan Anda tidak mengerti akan matematika. Berarti Anda telah kehilangan lagi setengah dari kehidupan Anda.”

Tiba-tiba ada ombak besar, membuat perahu tersebut terombang-ambing. Ada beberapa tempat telah kemasukan air. Perahu tersebut akan tenggelam, filsuf tersebut ketakutan. Seketika, pelaut pun bertanya pada filsuf, “Tuan, apakah Anda bisa berenang?”

Filsuf dengan cepat menggelengkan kepalanya dan berkata, “Saya tidak bisa, cepat tolonglah saya.”

Pelaut menertawakannya dan berkata: “Berenang, Anda tidak bisa. Apa arti dari kehidupan Anda? Berarti Anda akan kehilangan seluruh kehidupan Anda.”

Dari kisah di atas, kita mendapat pelajaran bahwa semua orang sebenarnya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Bangga atas prestasi itu wajar saja, tetapi jangan sampai membuat diri sendiri menjadi sombong maupun angkuh akan prestasi tersebut. Ingatlah, selalu ada yang lebih pintar dari kita. Dan kita juga masih perlu belajar dari kelebihan orang lain.

Sebagaimana Allah berfirman, “Janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman: 18) Ayat tersebut mengandung pesan. Seorang mukmin sudah seharusnya membenamkan sifat sombong dan angkuh. Kita harus merendahkan hati agar tidak dibenci Allah yang Mahasuci.

Untuk mengatasi kesombongan dan keangkuhan, Imam al-Ghazali menyampaikan enam nasihat. Pertama, jika berjumpa dengan anak-anak, anggaplah bahwa anak-anak tersebut lebih mulia daripada kita karena mereka belum banyak melakukan dosa. Kedua, apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah ia lebih mulia daripada kita karena dia sudah lama beribadah.

Ketiga, jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena mereka telah mempelajari dan mengetahui banyak ilmu. Keempat, jika melihat orang bodoh, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita karena mereka melakukan dosa dalam kebodohan, sedangkan kita melakukan dosa dalam keadaan mengetahui. 

Kelima, apabila melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia karena mungkin suatu hari nanti dia akan bertobat atas kesalahannya. Keenam, apabila bertemu dengan orang kafir, katakan di dalam hati bahwa mungkin suatu hari nanti mereka akan mendapatkan hidayah dan memeluk Islam sehingga segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah.

Rasulullah SAW pun dengan tegas memerintahkan umatnya agar menjauhi sifat ini. Dalam suatu riwayat Rasulullah bersabda, “Maukah kuberitahukan kepada kalian siapakah penghuni neraka itu? Yaitu, setiap orang yang berperilaku bengis, kasar, dan menyombongkan diri.” (HR Bukhari-Muslim).

Senada dengan itu, Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda:

“Ingatlah, takabbur itu datang dari setan dan menjadikan pelakunya sebagai setan. Selama manusia tidak mengosongkan diri dari kesombongan maka itu akan membuatnya tidak mampu menerima kebenaran atau meraih karunia Ilahi sebab kesombongan tersebut menjadi perintang di jalan-Nya. Janganlah bertakabbur dalam bentuk apapun. Jangan [takabbur] dari segi ilmu, jangan pula dari segi kesejahteraan, jabatan dan kehormatan, jangan pula karena perkauman (kebangsaan), kelompok dan nasab (garis keturunan). Sebab, kebanyakan takabbur timbul dari hal-hal itu.” (Khutbah Jum’at Hadhrat  Mirza Masroor Ahmad,16 Juni 2017)

Salah seorang Khalifah Rasyidah mengingatkan kita agar, “Waspadalah terhadap kesombongan, sebab pada akhirnya kamu kelak akan kembali ke tanah dan tubuhmu akan dimakan oleh cacing.” (Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.)

Semoga kita tidak digerogoti oleh virus yang sangat berbahaya dari Virus Corona ini. Semoga Allah hancurkan “virus kesombongan” itu dari dalam diri kita. Vaksin terampuhnya ialah dengan mendekatkan diri kepada Allah, evaluasi diri dan amanah menjalankan segala perintah-Nya.

 

Visits: 186

Yati Nurhayati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *