Melepas Zona Nyaman Demi Menggapai Zona Berkah

Ada sebuah pepatah dari negeri China yang mengatakan : “Saat angin perubahan bertiup, sebagian orang membangun tembok dan sebagian lainnya membangun kincir angin.” Setiap orang mempunyai pemikiran berbeda menyikapi suatu perubahan dalam hidupnya. Ada yang merasa takut dan berupaya keras menolak perubahan. Ada pula yang dengan berani menghadapi. Yang harus kita lakukan adalah beradaptasi serta jeli melihat peluang dan sisi baik dari perubahan itu sendiri.

Hidup di dunia ini adalah sebuah perjalanan. Perubahan adalah fase yang akan selalu kita temui selama hidup kita. Bila hidup berubah ke arah yang lebih baik tentunya semua akan merasa bahagia. Lalu bagaimana bila ia merasa hidupnya berubah memburuk? 

Manusia berusaha menjalani kehidupannya sesuai pilihannya. Saat ia mencapai segala yang diinginkannya, sangat manusiawi bila ia tidak ingin ada perubahan dalam hidupnya. Apalagi bila ia telah memiliki kehidupan yang mapan, jabatan yang tinggi, keluarga yang harmonis, dan berbagai kenyamanan dalam hidupnya. Namun kita tidak pernah mengetahui skenario yang dituliskan Sang Pencipta. Akan ada saat-saat kita menghadapi peristiwa yang tidak kita harapkan, bisa berupa kesedihan, kehilangan, ataupun masalah berat yang kita merasa tidak sanggup menyelesaikannya.

Ada contoh nyata seseorang yang bernama Richard Marcinko. Dia adalah seorang pensiunan Navy SEAL AS dan juga veteran perang Vietnam, kehidupan yang tentunya selalu diiringi perasaan sakit dan marah karena situasi perang. Dengan kegigihannya ia berhasil melewati situasi sulit dan kemudian menjadi seorang penulis dan motivator. Salah satu ungkapannya yang terkenal yaitu: “Perubahan itu menyakitkan, ia menyebabkan orang merasa tidak aman, bingung, dan marah. Orang menginginkan hal seperti sediakala, karena mereka ingin hidup yang mudah.”

Dari kehidupan sang perwira ini kita bisa melihat bahwa bila Allah menghendaki, setiap orang akan dengan mudah melalui situasi seberat apapun. Dan sesungguhnya semua tergantung sudut pandang dan kacamata kita sendiri. Mereka yang merasa tidak aman dan marah akan perubahan hidupnya, itu karena ketakutannya sendiri. Dia merasa tidak akan bisa bertahan hidup bila berada dalam situasi yang sulit. 

Sedangkan mereka yang yakin bahwa segala perubahan yang terjadi adalah kehendak Allah SWT. tetap merasa tenang dan yakin Allah akan memberikan petunjuk dan jalan keluar. Sesungguhnya Allah menguji keimanan umat-Nya untuk kemudian melimpahkan karunia-Nya bagi kebaikan manusia.

Seperti dalam pendidikan umum. Kita tetap harus maju ke tingkat yang lebih tinggi. Tak mungkin seseorang hanya terus belajar di jenjang sekolah dasar. Dia harus terus naik ke level selanjutnya dan mempelajari mata pelajaran yang lebih sulit, juga membaca buku yang lebih tebal. Namun itu semua demi peningkatan pengetahuan dan demi masa depannya.

Lalu dalam kegiatan beribadah. Kita tidak hanya shalat lima waktu, tapi terus meningkatkan ibadah dengan menambah shalat sunat, salah satunya bangun di sepertiga malam untuk shalat Tahajud. Orang yang tipis keimanannya mungkin akan merasa kesal dan malas karena waktu tidurnya berkurang. Namun orang yang penuh kecintaan pada Allah akan merasakan nikmat yang luar biasa. Dan Allah akan meninggikan derajatnya.

Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, ia adalah karunia Allah SWT. untuk menunjukkan jalan terbaik dalam kehidupan kita. Semuanya harus kita terima dengan prasangka baik. Ingatlah selalu firman Allah dalam Surat Yusuf ayat 87, “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”

Perubahan jalan seberat apapun, kita tetap harus maju menuju tujuan kita. Kita juga harus mengajak orang untuk mau berubah. Jangan terjebak di masa lalu dan jangan hanya jalan di tempat. Sesungguhnya tidak ada perbaikan tanpa perubahan. Rasa sakit, takut, bimbang itu hanyalah rambu-rambu di sepanjang jalan, pengingat agar kita tetap waspada di perjalanan. Tanda cinta Allah agar kita selalu memanjatkan doa memohon pertolongan-Nya, hingga kita dapat hidup dengan cara yang Allah senangi.

 

Visits: 531

Maya Savira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *