Amal Baik sebagai Pegangan dan Penolong Diri

Dikisahkan tentang tiga orang hamba Allah yang terperangkap di dalam sebuah gua tempat mereka berlindung. Tiba-tiba sebuah batu besar jatuh dari atas dan menutup jalan mereka. Mereka mengatakan, “Tidak ada jalan lain yang dapat menyelamatkan kita kecuali suatu amalan kebaikan.” 

Maka orang pertama di antara mereka mengatakan, “Suatu ketika saya menggunakan tenaga kuli bangunan. Ketika saya akan membayar upah mereka, salah satu dari mereka sudah pergi. Saya mencari kesana kemari, tapi saya tidak menemukannya. Akhirnya upahnya saya belikan seekor kambing, dalam beberapa tahun kambing itu berkembang biak menjadi banyak.”

“Tiba-tiba dia (sang kuli bangunan) datang dan mengatakan, “Saya pernah bekerja untuk tuan, dan saya akan sangat berterima kasih apabila upah saya dibayarkan.” Lalu, saya berikan seluruh harta yang menjadi haknya. Ya Allah, jika engkau meridhoi amal kebajikan hamba, maka mudahkanlah dan jauhkanlah kesulitan.” Tiba-tiba batu tersebut bergeser ke atas. 

Lalu, orang kedua di antara mereka mengatakan, “Ya Allah, jika engkau meridhoi suatu kebajikan dari hamba, mudahkanlah kesulitan ini.” Batu tersebut bergeser kembali agak ke atas. Orang ketiga mengatakan, “Ibu saya yang sudah tua, suatu malam meminta air kepadaku. Ketika saya membawakan air minumnya, ibuku sudah tertidur. Saya tidak membangunkannya agar tidak terganggu istirahatnya. Sambil memegang air itu, saya berdiri semalaman.”

“Ketika beliau bangun pada pagi hari, saya menyerahkan air tersebut kepada beliau. Ya Allah, jika engkau meridhoi kebajikanku, maka jauhkanlah hamba dari kesulitan ini.” Kemudian batu itu bergeser lagi keatas dan mereka semua dapat keluar dari tempat itu. (Al-Badr jilid 2, no. 24, Halaman 185-186 tertanggal 3 Juli 1903)

Dari kisah tersebut, betapa kita di ingatkan begitu zahirnya pertolongan Allah SWT. Melalui doa serta amal kebaikan, kesulitan yang dihadapi seolah dipermudah atas ridho-Nya. Hadhrat Masih Mau’ud as. pun bersabda, “Seorang manusia wajib menyembah hanya kepada Allah SWT, yang akan membalas semua amal ibadahnya sekecil apapun.” (Malfuzhat jilid 6 halaman 26)

Islam mengajarkan supaya manusia dapat sedemikian banyaknya melakukan amalan baik. Secara naluri, manusia memiliki dorongan untuk berbuat atau beramal baik kepada manusia. Namun tentunya amal yang baik harus dilakukan dengan penuh keikhlasan. Selain dari itu, ada beberapa amalan yang senantiasa dapat kita terapkan dalam keseharian. Lantas, amalan apa yang merupakan pegangan bagi diri?

Amalan pertama adalah Istiqomah. Istiqomah merupakan kekuatan atau konsisten dalam aqidah dan beribadah. Seberapa besarpun keadaan yang akan dihadapi maka ia tidak akan goyang keimanannya. 

Amalan kedua adalah Istikharah. Istikharah merupakan cara untuk memohon petunjuk Allah dari setiap langkah penuh pertimbangan dalam menentukan keputusan. Sebab pada umumnya, kebanyakan manusia memiliki kebebasan dalam  bertindak maupun berucap. Akan tetapi, menurut Islam tidak ada kebebasan tanpa batas. 

Amalan ketiga adalah istighfar. Istighfar merupakan cara berintrospeksi diri dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Sebab manusia tak pernah luput dari salah dan dosa, maka dengan beristighfar merupakan awal dari bertaubat.

Ketiga amalan tersebut yang merupakan amalan dasar bagi manusia. Dan merupakan pegangan atau pengokoh dalam menghadapi segala keadaan sebab, roda kehidupan tak pernah berhenti berputar. Begitupun dengan keadaan manusia,  pada fitratnya yang memang tak pernah luput dari segala proses yang harus dihadapi. 

Tak jarang pula membuat ketegaran harus terombang-ambing tatkala menghadapi segala ujian hidup. Namun selama amal baik menjadi hal yang selalu kita lakukan, maka selama itu amal baik pun akan selalu menjadi tameng dalam menghadapi kesulitan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq ra., “Amal baik adalah pengawal yang akan menjaga kita melawan serangan penderitaan.”

Ingat, amal baik bukan hanya akan menjaga kita kelak di akhirat namun akan menjaga serta menyelamatkan kita pula di dunia ini. Kita manusia tak akan pernah tahu kapan ajal itu akan datang menghampiri diri. Oleh sebab itu, gunakan kesempatan yang diberikan Allah SWT dengan sebaik-baiknya untuk dapat melakukan amal baik sebanyak-banyaknya. 

 

 

Visits: 161

Cucu Komariah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *