
Berperang Melawan Hawa Nafsu dengan Berjihad Kebaikan
Di beberapa tempat masih ada saja yang mengalami penindasan, baik secara terang-terangan maupun tidak. Sehingga mereka harus berperang layaknya hidup di zaman dahulu. Bersyukur kita di sini hidup di tengah kondisi kedamaian. Namun, dengan demikian bukan berarti kita berpeluk lutut menikmati zona nyaman.
Seorang muslim memiliki kewajiban untuk berperang. Sebagaimana yang telah difirmankan Allah Ta’ala, “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 217)
Berperang di zaman dahulu tentu berbeda dengan zaman sekarang. Dahulu berperang melakukan pertempuran di padang pasir atau lapangan luas untuk melawan musuh orang-orang munafik dan kafir. Mengandalkan kekuatan fisik dan senjata tajam yang dimiliki hingga penumpahan darah.
Saat ini berperang bukan dengan adu kekuatan, tetapi berperang melawan musuh yang tak kasatmata, yang ada di sekitar kita. Di rumah-rumah, di depan mata, bahkan ada di dalam diri kita sendiri, yakni, hawa nafsu.
Hawa nafsu inilah yang membelenggu diri kita, untuk bisa maju sehingga sulit untuk dapat menebarkan kemaslahatan bagi sesamanya. Perang melawan hawa nafsu menjadi benar-benar sulit dan berat, karena musuh itu tidak tampak, bahkan tidak dirasakan.
Salah satu contoh yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Begitu mendengar azan berkumandang menyeru kebaikan, kita tengah sibuk memainkan benda pipih yang sangat pintar alias handphone (HP). Entah itu hanya sekadar membuka status di media sosial, bermain games, sibuk membalas chat yang masuk, atau kita tengah asyik di depan televisi (TV) menonton sinetron atau drama Korea yang sedang marak, sayang bila tertinggal episodenya. Sehingga tanpa disadari telah menunda-nunda dan melewatkan waktu, pada akhirnya kita luput menunaikan ibadah salat.
TV/ HP, merupakan salah satu hal yang baik, banyak memberikan manfaat. Namun, menurut kita sesuatu hal yang baik dan yang kita sukai ini, padahal sangat buruk bagi kita. Alih-alih menambah ilmu pengetahuan dan ilmu agama, yang kita peroleh hanya demi kesenangan semata, membuang waktu dengan hal yang sia-sia.
Islam menegaskan bahwa penuhan hawa nafsu pada akhirnya, alih-alih membawa kenikmatan, malah hanya akan membawa lebih banyak kesengsaraan. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama berperang dengan jihad kebaikan melawan hawa nafsu yang ada dalam diri ini.
Senjata kita untuk berperang saat ini, bukan dengan berbagai alat tempur dan senjata tajam lainnya. Melainkan perkokoh dan perkuat benteng pertahanan kita dengan mengasah dan mempertajam keimanan dan ketakwaan, demi meraih derajat tinggi di hadapan Allah Ta’ala.
Sebagaimana dijelaskan, “Manusia hendaknya senantiasa berusaha gigih untuk meraih derajat tertinggi. Saat datangnya maut (kematian) tidak diketahui. Oleh karena itu, adalah tepat bagi orang mukmin agar dia tidak lalai kapan pun, dan selalu takut terhadap Allah Ta‘ala. (Malfuzat, jld. II, hlm. 199-200)
Salah satu cara termudah dalam berperang dengan berjihad kebaikan saat ini seperti, memanfaatkan HP atau TV yang kita miliki untuk belajar mengaji atau mengikuti kajian, menonton dan menyimak nasihat-nasihat indah yang bersumber dari Kalam Illahi. Bila ini kita lakukan secara teratur, Insyaallah akan menambah keimanan dan ketaqwaan sebagai bekal dan amunisi berdakwah. Baik melaui lisan maupun tulisan di berbagai media cetak dan elektronik lainnya demi meraih kemenangan Islam sejati.
Referensi:
1. Al Quran Terjemahan dan Tafsir Singkat – Neratja Press
2. Malfuzat, jilid 2
Views: 206
Subhanallah alhamdulilah bisa merasakan yg namany berperang zaman sekarang.
Hawa nafsu itulah yang tdk terasa dan di rasa sebagai perang yg sesungguh ny saat ini.trima kasih sdh memotivasi kembali semangat jihad dlm berperang era mienium🙏🏻👍🏻👍🏻👍🏻🤲