
Kesulitan Sebagai Salah Satu Jalan Menuju Ketakwaan
Nabi Yunus as. telah mengajak kaumnya menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala, meninggalkan kemaksiatan dan kedurhakaan. Namun, di antara sekian banyak kaumnya itu hanya ada dua orang yang mengikutinya. Dua orang itu adalah Rubil dan Tanuh. Rubil seorang yang alim dan bijaksana, dan Tanuh seorang yang tenang dan sederhana.
Pada suatu waktu Nabi Yunus as. mengancam kaumnya bahwa jika dalam kurun waktu yang ditetapkan mereka tidak mau bertaubat kepada Allah SWT, maka akan diturunkan siksa. Akan tetapi, kaumnya tidak menghiraukan peringatan Nabi Yunus. Mereka justru berani menunggu datangnya siksaan itu. Nabi Yunus putus asa atas kebengalan kaumnya itu, ia pergi meninggalkan mereka.
Waktu yang diperingatkan Nabi Yunus berakhir. Tiba-tiba muncullah awan gelap di pagi hari, semakin siang mereka melihat cahaya merah seperti api yang hendak turun dari langit. Mereka ketakutan, berbondong-bondong mencari Nabi Yunus, namun tidak ketemu. Tak seorang pun mengetahui keberadaan Nabi Yunus, lalu mereka bertaubat dan menjalankan ajaran Nabi Yunus, dan mereka selamat dari siksa.
Nabi Yunus as. yang tak tahu harus pergi kemana, tiba-tiba di tepi laut ia menumpang sebuah kapal. Namun setibanya di tengah laut kapal oleng dihantam ombak. Semua perbekalan sudah dikurangi, namun kapal masih tetap oleng. Akhirnya nahkoda memutuskan untuk melempar salah seorang penumpang ke laut dan keadaan tak dapat Nabi Yunus tolak.
Karena hasil pengundian 3 kali adalah nama beliau yang keluar, maka dilemparlah ia ke tengah laut. Namun seekor ikan paus besar menelan Nabi Yunus. Di dalam perut ikan itulah Nabi Yunus tersadar akan kesalahannya yang telah meninggalkan kaumnya. Seketika Nabi Yunus pun berdoa kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya, “Ya Allah, tiada Tuhan selain Engkau. Maha suci Tuhan. Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri. Dan aku termasuk golongan orang yang zalim.”
Atas kesungguhannya dalam berdoa dan berkat Rahmat Allah maka Nabi Yunus as. dikeluarkan dari perut ikan paus. Ia tiba di tepi pantai dalam keadaan sakit dan lemah. Setelah Allah mengembalikan kekuatan dan kesehatannya maka ia segera kembali kepada kaumnya.
Kaumnya menyambut kedatangannya dengan gembira, dan tak kurang dari 100.000 orang telah diseru Nabi Yunus as. untuk menyembah Allah SWT. Karena kaumnya menurut dan bersedia diajak beribadah kepada Allah, maka Allah pun memberikan kelapangan dan ketentraman hidup dan kesenangan selama beberapa masa.
Pada hakikatnya di dalam kehidupan, semua manusia mengalami yang dinamakan cobaan yang merupakan kesulitan di dalam hidup. Baik itu cobaan ringan, cobaan berat, bahkan yang teramat berat sehingga membuat manusia itu sendiri merasa bahwa hidupnya seakan tak berarti lagi. Tak jarang pula manusia pun beranggapan bahwa kesulitan merupakan musuh dalam hidup.
Salah satu cara menghadapi kesulitan menurut Islam ialah dengan berserah diri. Sebagaimana firman-Nya di dalam Q.S At-Talaq, ayat 5, “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.”
Ya, jika saja banyak manusia menyadari bahwa dari kesulitan justru mampu mengajarkannya kepada kenikmatan dan kesabaran. Sebab, di dalam keadaan demikian sulitlah, terkadang banyak bermacam aspek timbul. Kesabaran, ketekunan dan ketabahan seolah menjadi kekuatan dalam berdoa. Bahkan kesadaran akan sebuah kesalahan, ketawakalan, serta ketergantungan sepenuhnya seolah diserahkan hanya kepada Allah SWT.
Semua itu akan terlihat di kala manusia berada dalam kesulitan. Seperti halnya kisah Nabi Yunus, dengan berbagai cobaan menghadapi kaumnya yang membawanya pada sebuah kesulitan, dengan berdoa serta menyadari kesalahannya, beliau as. mampu menarik pertolongan Allah SWT sehingga kembali kepada kaumnya dan dapat membawa kaumnya kepada jalan Allah SWT.
Sebagai manusia yang beriman tentunya juga harus memiliki keyakinan bahwa Allah SWT tidak akan memberikan kesulitan bila tidak bersama dengan kemudahan. Sebagaimana firman-Nya di dalam Q.S Al Insyirah ayat 6-7, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Views: 233