
Puasa: Ibadah dan Amal Saleh Senjata Utama Menutupi Perbuatan Buruk
Bulan Ramadan yang dirindukan telah tiba. Semua umat muslim di dunia menyambut dengan gembira, karena banyak keistimewaan dan kemuliaan yang tidak dapat diperoleh di bulan lainnya. Sebagaimana Rasulullah SAW telah menjelaskan banyak keistimewaan dan kemuliaan selama bulan Ramadan dalam sebuah hadis berikut ini:
“Ramadan telah datang pada kalian, yakni bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa. Pada bulan ini pintu langit dibuka, pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka terhalangi dari kebaikan.” (HR. An-Nasa’i)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa tidaklah untuk setiap manusia, melainkan untuk orang mu’min (beriman), sebagaimana ditujukannya perintah berpuasa ini. “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah:183)
Jadi, seorang insan belum tentu menjadi pewaris surga hanya disebabkan dia rajin berpuasa dan menjalani bulan Ramadan. Maka sangat penting untuk memenuhi tuntutan dan persyaratan hal berpuasa, yakni bagi orang yang beriman yang menyibukkan diri dengan beribadah serta memusatkan perhatian kepada amal-amal saleh sepanjang bulan Ramadan. Jika tidak, banyak orang di dunia ini yang hanya makan di pagi hari lalu tidak makan apa-apalagi hingga petang.
Suatu masa, ada sepasang suami-istri datang berjumpa dengan Hadhrat Khalifatul Masih a.b.a. Anak perempuan mereka yang masih remaja tidak mau makan karena terobsesi untuk menurunkan berat badannya. Dia hanya mau makan sekali sehari, itu pun hanya sedikit, hingga kehilangan berat badan 15 pounds (6 kg) dalam sebulan. Di lain pihak ada pula mereka yang berpuasa, tetapi tidur sepanjang hari agar dapat bertahan [hingga petang].
Padahal, maksud Hadhrat Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berpuasa dan mengatakan bahwa setan dibelenggu di bulan Ramadan dan pintu-pintu surga dibukakan, sementara pintu-pintu neraka ditutup, artinya hal ini menekankan, bahwa umatnya haruslah banyak mengerjakan amal saleh. Dan sudah barang tentu, seseorang makan sahur di pagi dini hari lalu berbuka [Iftar di waktu Magrib].
Ada juga mereka yang berpuasa tanpa bangun dan makan sahur di waktu dini hari. Hendaknya tidak boleh dianggap dari hal ini bahwa seseorang telah memperoleh faedah berpuasa, dan setan telah dibelenggu baginya. Orang yang akan memperoleh manfaat dari puasanya adalah hanya mereka yang banyak mengerjakan amal-amal saleh, mereka menjaga puasanya dengan penuh rasa takut kepada Allah dan menyesuaikan amal perbuatannya dengan segala apa yang diridhai Allah Swt.
Hadhrat Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa yang diterima adalah yang disertai dengan keimanan dan penuh introspeksi diri. “Barangsiapa yang teguh (beribadah) di bulan Ramadan dengan keimanan dan penuh mawas diri (muhasabah). maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR Bukhari)
Puasa yang dikerjakan sambil banyak beramal-saleh itulah yang artinya dapat menutup perbuatan buruk mereka. Orang mu’min (beriman) haqiqi senantiasa berusaha untuk meningkatkan tahapan ibadah mereka kepada Allah Ta’ala, yakni, meningkatkan ibadah salat-salat nafal mereka sebagai tambahan atas salat wajib lima waktu, meningkatkan pemenuhan hak-hak orang lain huquuqul ‘ibaad, pengorbanan harta benda dan terhadap fakir-miskin. Hanya dengan melalui cara itulah seseorang dapat memperoleh berbagai keberkatan dari puasanya.
Bulan Ramadan memang dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan kesempatan besar untuk beribadah, meraih ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga kita semua dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
Referensi:
Visits: 189