Menahan Keinginan yang Mengundang Karunia

Kisah ini adalah sebuah kisah yang sangat berkesan bagi saya. Saya merasakan, kebiasaan menahan keinginan ternyata mampu mengundang karunia Allah yang tak disangka-sangka.

Seringkali, ketika sedang membutuhkan sesuatu yang memang sangat dibutuhkan, saya selalu menunda untuk membelinya karena lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan anak dan juga kebutuhan apa yang diperlukan oleh Jemaat.

Saya juga tidak terbiasa menumpuk isi lemari. Saat melihat lemari pakaian mulai penuh, saya mulai menyortir satu per satu barang yang ada di dalam lemari.

Sejak dulu, kebiasaan ini selalu melekat dalam diri saya, saya tak suka menumpuk-numpuk barang. Pakaian yang dipakai pun biasanya awet hingga bertahun-tahun, bahkan ada yang sampai belasan tahun masih terpakai karena kondisinya yang masih layak pakai.

Suatu hari, setelah dirasa cukup menyortir barang di lemari, saya mencoba menghubungi sahabat untuk menawarkan apakah mau jika diberi barang tersebut. Memang bukan barang baru namun masih sangat layak pakai. Kemudian sahabat pun menerima dengan senang hati.

Hari itu adalah Jumat ketika sahabat saya langsung menjawab, “Alhamdulillah, ya Allah! Jumat berkah, pagi-pagi mendapat kabar gembira di tengah kesedihan yang saya rasakan.”

Saya pun kemudian membungkus barang-barang tersebut dengan sangat rapi layaknya barang baru di toko, yang terbungkus lengkap dengan dust bag dan paper bag nya. Kemudian saya memberikan hadiah tersebut kepada sahabat saya.

Tak disangka-sangka, beberapa hari kemudian, saya mendapat pesan melalui Whatsapp. Isinya, ada kiriman uang dalam jumlah cukup besar. Saya pun langsung mengucap syukur atas rejeki yang diterima hari itu.

Setelah mengeluarkan candah dan pengorbanan lainnya, saya pun kemudian langsung check out di toko online, barang kebutuhan yang memang telah lama diimpikan yang sempat tertunda. Sepatu dengan kualitas baik untuk mengajar sehari-hari, akhirnya terbeli juga, menggantikan sepatu lama yang sudah rusak.

Begitulah kisah bagaimana Allah Ta’ala yang mengabulkan permohonan hamba-Nya yang senantiasa bersabar. Kasih Tuhan yang tak terhingga membuat kita pun lupa akan betapa pedihnya rasa sakit. Sebuah karunia yang dirasakan penuh keberkahan.

Insya Allah Ta’ala, berkah untuk yang berbagi dan berkah bagi yang menerima. Aamiin.

Kita tidak akan pernah bisa menghitung betapa banyak nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan untuk hamba-Nya. Semakin kita bersyukur, semakin banyak juga nikmat yang akan diperoleh.

Sesuai firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an, “Jika kamu bersyukur, pasti akan Aku limpahkan lebih banyak karunia padamu.” [QS. Ibrahim: 8]

Hendaknya kita selalu ingat bahwa di dalam harta yang kita miliki, ada hak-hak Tuhan, hak keluarga, dan manusia lainnya. Sebagaimana disampaikan dalam hadits, “Sesungguhnya pada apa yang kamu miliki, ada hak bagi kamu sendiri, ada hak bagi Tuhanmu (digunakan untuk infak fii sabilillah), kemudian ada hak bagi tamumu, dan ada hak bagi keluargamu (nafkah). Maka berikanlah hak bagi kesemuanya.” (HR. Tirmidzi)

Kejadian tersebut mengingatkan saya pada filosofi sebuah sumur, “Semakin sering ditimba, maka semakin jernih pula airnya.” Semakin sering kita bersedekah, maka Insyaa Allah Ta’ala, apa yang kita makan atau pakai akan bersih juga nilainya sama seperti air sumur tadi yang jernih warnanya.

Visits: 103

Ina Mukminah

2 thoughts on “Menahan Keinginan yang Mengundang Karunia

  1. @Khairu Syifa, Maa Syaa Allah kakak, Aamiin Allahumma Aamiin.
    Hanya ingin berbagi saja, bukan untuk riya atau sombong. Ini kisah nyata, mana tau saya esok “pulang” lebih dahulu, makanya ingin berbagi pengalaman positif untuk khalayak, semoga bermanfaat 🥰💖

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *