Don’t Worry, Marriage is Not Scary

Media sosial belakangan ini sempat diramaikan dengan tren “*Marriage is scary*” (Pernikahan itu menakutkan). Tidak sedikit netizen yang memberikan bayangan betapa mengerikannya pernikahan bagi seorang wanita. Ketakutan yang digambarkan pun beragam, mulai dari ketakutan pasangan melakukan KDRT, tidak mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, atau bermasalah dengan mertua.

Sebenarnya pernikahan tidaklah menakutkan, jika pasangan menerapkan mindset ini dalam berumah tangga. Marriage is not scary bila meneladani kehidupan Yang Mulia Rasulullah saw. dalam berumah tangga. Saling menghargai, saling menghormati, dan saling memberikan versi terbaik dirinya sangat penting untuk menciptakan pernikahan bahagia.

Sebagaimana perintah Allah Swt. dalam Al-Qur’an, “Dan pergaulilah mereka (istri-istri kalian) dengan cara yang ma’ruf.” [1]

Kata-kata ‘Asyirūhunna itu dari ukuran Mufā‘alah dan menunjukkan perbuatan timbal-balik; suami dan istri, kedua-duanya, diperintahkan hidup dengan rukun satu sama lain dan cinta mencintai. [2]

Rasulullah saw. diriwayatkan bersabda, “Yang terbaik dari antara kamu sekalian adalah dia yang berlaku paling baik terhadap istrinya.” [3]

Selanjutnya Hadhrat Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah saw. tidak pernah memukul dengan tangannya suatu barang, istri, maupun pembantu. Kecuali bila sedang berjihad di jalan Allah. Beliau tidak pernah membalas bila disakiti, kecuali jika sesuatu yang diharamkan Allah telah dilanggar, maka beliau menghukum karena Allah Swt.” [4]

Inilah teladan mulia Rasulullah saw. Beliau memperlakukan istri dan bawahannya dengan lemah lembut. Bahkan beliau pun tidak segan untuk membantu meringankan pekerjaan istri di rumah. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam beberapa hadis:

Urwah berkata kepada Hadhrat Aisyah r.a., “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?”, Aisyah berkata, “Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember.” [5]

Merupakan kebiasaan dan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membantu pekerjaan istrinya di rumah. Membantu istri bisa dilakukan dengan pekerjaan sederhana. Terkadang membantu hal yang sederhana saja sudah membuat senang dan bahagia para istri, semisal menyapu, mencuci piring, dan lain sebagainya.

Alkisah, Allamah Ibnu Jawzi telah menyampaikan sebuah riwayat dari Hadhrat Aisyah r.a., “Aku pernah melakukan perjalanan bersama Rasulullah saw. Saat itu, aku masih muda dan bertubuh ramping. Rasulullah saw. mengajak orang-orang untuk berlomba lari, dan mereka pun ikut melakukannya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda kepadaku, ‘Ayo, kita berlomba lari.’ Kami berdua pun berlomba lari dan aku unggul di depan.”

Hadhrat Aisyah r.a. kemudian berkata, “Kemudian, masa pun berlalu, dan berat badanku pun menjadi meningkat. Kemudian ada sekali lagi aku melakukan perjalanan bersama Rasulullah saw. Pada kesempatan ini juga, beliau saw. menyuruh orang-orang agar bertanding lari dan semua orang pun melakukannya. Setelah itu, Rasulullah saw. bersabda kepadaku, ‘Ayo kita lomba lari.’ Kami pun berlomba lari dan di kesempatan itu beliau saw. menang. Saat itu beliau saw. tertawa dan bersabda: ‘Ini adalah untuk menebus kekalahan di pertandingan sebelumnya.’”

Hadhrat Khalifatul Masih V aba. pun menyampaikan:
Rasulullah saw. tidak menganggap berlomba dengan istri-istri beliau sebagai suatu hal yang tidak pantas dan sesuatu yang telah diperkenankan oleh Islam tidak dapat dianggap sebagai suatu yang tidak pantas. Di masa dahulu bahkan hingga saat ini, ada sebagian orang yang membeda-bedakan perlakuan terhadap istri mereka. Mereka di masa kini pun secara keliru merasa malu atas hal-hal tertentu, seperti suami berjalan di depan, sedangkan istrinya ditinggalkan di belakang, atau berjalan agak jauh. Jika saat ini pun masih ada orang-orang seperti itu, maka ini adalah suatu pelajaran bagi mereka. Inilah perlakuan istimewa terhadap wanita yang telah diajarkan oleh Islam, dan merupakan suatu teladan yang telah ditegakkan oleh Rasulullah saw. [6]

Jika meneladani kehidupan rumah tangga Rasulullah saw. yang jauh dari KDRT, maka kita bisa katakan: Don’t worry, marriage is not scary (Jangan khawatir, menikah itu tidak menakutkan). Yang ada malah kita ingin cepat menikah dan meniru kehidupan rumah tangga Rasulullah saw. yang romantis dan saling menghargai.

Referensi:
[1] QS. An-Nisaa’ 4: 20
[2] Tafsir No. 58, Al-Qur’an, Terjemah dan Tafsir Singkat Ahmadiyah
[3] HR. Bukhari
[4] HR. Muslim
[5] HR. Ibnu Hiban
[6] Khutbah Jum’at tanggal 16 Agustus 2024

Views: 82

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *