
MENYELAMI MAKNA HIDUP: MEMBERI MANFAAT BAGI HIDUP ORANG LAIN
Pernahkan terlintas dalam benak kita, untuk apa sebenarnya manusia hidup di dunia ini? Apakah kita terlahir, bertumbuh kembang dari anak-anak, remaja, dewasa, lanjut usia kemudian tak bernyawa pergi ke alam baka, tanpa ada tujuan? Menjawab pertanyaan tersebut di dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala berfirman: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” [1]
Di dalam ayat ini Allah Ta’ala tidak sekedar menunjukkan isyarat tentang tujuan hidup kita di alam dunia, tapi juga memberikan identitas kita di hadapan Allah Ta’ala yaitu sebagai seorang hamba, dan karena inilah kita diciptakan.
Suatu keniscayaan bahwa setiap manusia akan kembali kepada-Nya suatu saat nanti, namun Allah Ta’ala memberikan kesempatan emas kepada kita untuk mencari perbekalan selama menjalani hidupnya dengan amal saleh, agar ketika waktunya tiba nanti kita kembali dengan membawa kebahagiaan. Kesempatan itu adalah berupa pengabdian kita kepada Allah Ta’ala dengan beribadah kepada-Nya, mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ibadah kepada Allah Ta’ala tidak terbatas hanya menunaikan salat, zakat dan puasa. Lebih luas lagi ibadah mencakup bagaimana peranan kita dalam menjalankan hidup sebagai hamba-Nya.
Manusia adalah makhluk terbaik yang Allah Ta’ala utus ke muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna, karena manusia diciptakan berbeda dari makhluk lainnya. Yang membedakannya adalah karena manusia dibekali oleh Allah Ta’ala akal dan pikiran, sehingga manusia memiliki inisiasi, inspirasi, visi dan misi dalam hidupnya. Sehingga alam semesta ini benar-benar dihuni oleh makhluk yang mampu merawatnya, mengisinya dengan cara-cara yang beradab dan bermoral.
Manusia yang terbaik tidak diukur dari bagaimana status sosialnya, seberapa tinggi jabatannya dan berapa besar kekayaannya. Manusia terbaik adalah yang memiliki kecerdasan, wawasan dan akhlakul karimah. Dengan hal demikian maka manusia sebagai hamba pilihan-Nya mendapatkan mandat untuk menjadi manusia yang bermanfaat dan dapat memberikan dampak yang positif bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Kini, dengan kondisi zaman yang serba digital kebermanfaatan kita sebagai manusia bisa menjangkau lebih luas lagi. Inilah makna hidup yang sesungguhnya.
Nelson Rolihlahla Mandela, seorang revolusioner anti apartheid dan politisi Afrika Selatan mengatakan, “What counts in life is not the mere fact that we have lived. It is what difference we have made to the lives of others.” (Yang penting dalam hidup bukan hanya bahwa kita telah hidup, tetapi seberapa besar kita memberi makna bagi hidup orang lain.)
Menjadi orang yang bermanfaat merupakan salah satu ciri khas yang harus dimiliki oleh seorang ahmadi sebagai Muslim sejati, karena hal ini merupakan ibadah dan bagian dari amal saleh serta implementasi dari syarat baiat nomor 9, “Akan selamanya menaruh belas kasih terhadap makhluk Allah umumnya, dan akan sejauh mungkin mendatangkan faedah kepada umat manusia dengan kekuatan dan nikmat yang dianugerahkan Allah Ta’ala kepadanya.”
Cara mewujudkan hidup yang bermakna dan bermanfaat bagi orang lain bisa dilakukan semampu kita dan dapat dimulai kepada orang yang terdekat, seperti kepada orangtua, sanak saudara, tetangga; selanjutnya bisa menjangkau lebih luas lagi dengan memberikan bantuan kepada orang lain baik berupa materi, dukungan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan, meringankan penderitaan anak yatim, membantu kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat kita lakukan agar menjadi pribadi yang bermanfaat.
Inilah tujuan dari penciptaan kita yang sesungguhnya, beribadah kepada Allah (hablumminallah) dan hidup kita bisa bermakna dan bermanfaat bagi sesama (hablumminannas). Insyaallah, kita akan menjadi sebaik-baik manusia di bumi ini sebagaimana Hadhrat Rasulullah saw. bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” [2]
Semoga kita menjadi pribadi bermanfaat dengan Karunia-Nya yang senantiasa menebarkan kebaikan dan kasih sayang kepada umat manusia. Aamiin.
Referensi:
[1] QS. Adz-Dzariyyat 51: 57
[2] HR. Ath-Thabrani, Al-Mujam al-Ausath, juz VII, hal. 58
Views: 109