MENANTI CINTA DALAM DOA : KETIKA ISTIKHARAH MENJADI JAWABAN

Dalam dunia yang serba cepat, banyak orang mulai merasa tertekan untuk segera menemukan pasangan hidup untuk membangun keluarga. Hal itu seakan-akan menjadikan waktu adalah musuh. Tapi ada juga jiwa-jiwa yang menanti bukan karena tak menemukan jodohnya, melainkan karena mereka ingin cinta yang datang adalah cinta yang diizinkan oleh langit.

Atia Tul-Noor, seorang wanita muda yang berprinsip, menjalani masa-masa itu dengan kesabaran dan keimanan. lamendapatkan tekanan dari lingkungan sekelilingnya yang begitu keras, diantaranya ada yang melemparkan tuduhan sebagai orang yang terlalu pemilih, terlalu keras pada pria, bahkan terlalu “idealistik”. Tapi ia tetap tenang karena Atia tahu bahwa hidup bukan tentang memenuhi ekspektasi orang lain, melainkan tentang taat pada prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

“Aku tidak yakin pada manusia, tapi aku yakin pada keputusan Allah.”

Kalimat itu bukan bentuk pembelaan diri melainkan kepercayaan yang lahir dari doa panjang dan air mata dalam shalat tahajudnya. Saat waktu perjodohan tiba satu per satu, ia hadapi dengan akal dan doa. Hingga salah satu orang yang dikenalkan kepadanya membuat ia ragu, tapi ia berusaha tetap tenang. Lalu Atia memilih jalan yang sudah diajarkan oleh Hadhrat Rasulullah saw. yaitu shalat istikharah.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya; tidak ada pilihan bagi mereka.” [1]

Dan Rasulullah saw bersabda:

“Tidak akan menyesal orang yang beristikharah kepada Allah dan bermusyawarah kepada manusia.” [2] 

Melalui istikharah, Atia menyerahkan semua keinginan duniawinya kepada pemilik segala takdir. Hatinya tidak lagi dipenuhi kecemasan tentang siapa, kapan, dan bagaimana. Ia hanya ingin ridha Allah SWT. Di suatu waktu Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda,

“Kemenangan hakiki bukanlah ketika doa kita langsung dikabulkan, tapi ketika kita mampu bersabar dan tetap yakin meski belum melihat hasilnya.”

Atia adalah perempuan yang menang tapi bukan karena ia mendapatkan cinta, namun karena ia menjaga dirinya dalam perlindungan Allah SWT. Akhirnya, Allah tidak membiarkan doanya sia-sia, sebab seperti itulah janji-Nya:

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan untukmu.” [3]

Cinta yang datang pada akhirnya bukan karena paksaan atau desakan keluarga, tapi karena doa yang pelan-pelan Allah wujudkan, tepat waktu. Dan Atia tahu bahwa inilah cinta yang bukan hanya membuatnya bahagia, tapi juga membawanya lebih dekat kepada Rabb-nya.

 

Referensi :

[1] QS. Al-Qashash: 68

[2] HR. Thabrani

[3] QS. Al-Mu’min: 60

Views: 87

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *