
MENJAUHKAN DIRI DARI DOSA FITNAH
Fitnah merupakan tuduhan-tuduhan palsu yang di lontarkan kepada orang-orang yang tidak berdosa. Fitnah tergolong kedalam perbuatan buruk serta merupakan kejahatan sosial yang harus dijauhi. Fitnah sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan para nabi dan keluarganya pun tidak luput dari fitnah yang dilontarkan oleh kaum munafik dan Yahudi.
Orang-orang yang tidak menyukai ajaran Islam akan terus menghalangi jalan kebenaran dengan menyebarkan fitnah. Begitu pula yang dialami oleh Jemaat Ahmadiyah. Tidak sedikit orang-orang menyebarkan tuduhan palsu jikalau Jemaat Ahmadiyah tidak mengakui Hadhrat Rasulullah saw. sebagai Nabi terakhir.
Padahal, Jemaat Ahmadiyah hadir untuk menghidupkan kembali agama yang di bawa oleh Hadhrat Rasulullah saw. dan untuk menegakkan kembali syariat Islam yang kini mulai terasa asing. Ajaran Jemaat Ahmadiyah adalah ajaran Hadhrat Rasulullah saw.
Sayangnya sampai di zaman modern ini pun fitnah masih terus terjadi, bahkan mirisnya perbuatan buruk tersebut menjadi hal yang lumrah untuk dilakukan oleh sebagian masyarakat.
Namun terlepas dari apakah tuduhan itu benar atau palsu, Islam tetap tidak menyukai perbuatan buruk itu hingga terdapat hukuman berat bagi mereka yang suka menuduh orang-orang yang tidak berdosa.
Di dalam Islam, hukum melakukan fitnah sama halnya dengan melakukan zina, bahkan hukum melakukan fitnah jauh lebih berat karena fitnah lambat laun dapat menghilangkan perasaan takut dan jijik di dalam diri seseorang terhadap perbuatan buruk hingga akhirnya terjadilah kerusakan akhlak.
Bahkan fitnah yang begitu menyayat hati pun pernah menimpa istri Hadhrat Rasulullah saw. yaitu Hadhrat Siti Aisah ra. yang mulia dan cemerlang. Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Al-Nikah [1]
Bahwasanya Hadhrat Siti Aisah ra. Saat itu turut serta mendampingi Hadhrat Rasulullah Saw. Dalam gerakan militer Bani Mushthaliq pada tahun ke 5 Hijriah. Saat itu, Hadhrat Siti Aisah ra. Dituduh berzina dengan seorang Muhajir bernama Shafwan ra. Oleh Abdullah bin Ubay bin Salul.
Abdullah bin Ubay bin Salul pun menyebarkan fitnah itu hingga beberapa orang dari kalangan muslim pun turut menyebarkannya. Akan tetapi, Allah SWT,. Melalui wahyu Illahi telah mematahkan fitnah tersebut.
Orang-orang yang telah menyebarkan dan yang ikut serta dalam menyebarkan fitnah itu telah mendapatkan hukuman lalu Abdullah bin Ubay bin Salul sebagai pemimpin orang-orang munafik di Madinah telah mati secara hina, rencananya dalam melawan Islam telah gagal, dan ia pun gagal menjadi raja Madinah.
Dari kisah tersebut, dapat kita petik hikmahnya bahwa seseorang yang melakukan fitnah akan mendapatkan hukumannya karena “Sesungguhnya, orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah mengutuk mereka di dunia dan di akhirat, dan Dia menyediakan bagi mereka azab yang menghinakan.” [2]
“Dan orang-orang yang menyakiti laki-laki dan perempuan yang beriman tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka menanggung akibat fitnah dan dosa yang nyata”. [3]
Semoga kita semua terhindar dari fitnah dan menjauhi perbuatan buruk itu. Aamiin.
Referenisi :
[1] Tafsir shagir surat An-Nur ayat 12Salul.
[2] QS. Al-Ahzab : 58
[3] QS. Al-Ahzab : 59
Views: 43