
PERAN IBU: MENJADIKAN KETURUNANNYA PENGHUNI SURGA
Menjadi seorang ibu adalah anugerah besar yang patut disyukuri oleh setiap wanita, karena peran ini menjadi langkah awal dalam membentuk dan mempersiapkan generasi emas masa depan. Sebab, kegagalan dalam menjalankan peran keibuan dapat berarti kegagalan dalam mewariskan garis keturunan yang unggul dan berdaya saing.
Pepatah Arab mengatakan bahwa, “Al-Ummu madrasatul ula”, artinya Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya. Kalimat tersebut ada lanjutannya: “idza adadtaha adadta syaban thayyibal araq”, artinya Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.”
Oleh sebab itu, peran seorang ibu sangatlah penting. Bukan hanya di keluarga melainkan juga meluas kepada kepentingan masyarakat. Maka tak salah jika dalam memilih pasangan hidup, Hadhrat Rasulullah saw. menekankan untuk mendahulukan agama dibandingkan dengan kriteria lainnya. Hal ini, tak lain agar umat Islam senantiasa terjaga kemurnian ajarannya melalui generasi cemerlang yang diwariskan dari seorang ibu yang baik. Hadhrat Rasulullah saw. Pun menjelaskan dalam sabdanya, “Surga itu dibawah telapak kaki ibu.” [1]
Hadits ini sangatlah mengangkat derajat seorang ibu karena surga itu merupakan tempat kebahagiaan dan keselamatan tertinggi, maka ketika surga diibaratkan berada di bawah kakinya tentunya itu sebagai bentuk penghormatan, ketaatan juga ridha Allah SWT. Namun hal ini tidak secara harfiah berarti bahwa surga terletak di bawah telapak kaki para ibu, tetapi surga itu dapat dicapai dengan pelatihan baik seorang ibu. Surga tidak akan pernah ditemukan di bawah telapak kaki seorang ibu yang tidak memberikan pelatihan yang baik, tidak memperbaiki akhlaq seorang anak, dan tidak membiasakan seorang anak dengan agamanya.” [2]
Oleh sebab itu, marilah menjadi seorang ibu yang mengantarkan menjadi penghuni surga-Nya, dengan memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kita. Jika pengajaran kita tidak sesuai dengan perintah Allah SWT. Maka tidak akan ada lagi surga karena Dia memerintahkan kepada kita untuk tidak menuruti apapun yang bertentangan dengan kebenaran.
Hal ini selaras dengan firman-Nya sebagai berikut: “Hai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu orang-orang yang teguh dalam melaksanakan keadilan dan jadilah saksi karena Allah, walaupun bertentangan dengan dirimu sendiri atau ibu-bapak dan kaum kerabat. Baik ia kaya atau miskin, tetapi Allah lebih memperhatikan kepada keduanya, karena itu janganlah kamu menuruti hawa nafsu agar kamu dapat berlaku adil. Dan jika kamu menyembunyikan kebenaran atau menghindarkan diri maka sesungguhnya Allah Mahateliti atas apa yang kamu kerjakan.” [3]
Dari hal yang telah dijabarkan di atas mengingatkan kita pada sebuah kisah dari istri Nabi Nuh as., dia menjadi istri yang durhaka karena menjadi pengkhianat yang melaporkan setiap aktifitas dakwah Nabi Nuh as. Kepada orang kafir dan dia pun mempengaruhi dan mendidik anaknya yang bernama Kan’an untuk turut durhaka kepada ayahnya. Akhirnya, Allah SWT. pun menenggelamkan dia dan putranya yang durhaka itu dengan banjir yang begitu dahsyat.
Kisah istri Nabi Nuh a.s. menjadi pengingat bahwa tidak semua ibu otomatis memiliki surga di bawah telapak kakinya—semua bergantung pada nilai dan keteladanan yang ia tanamkan kepada anak-anaknya. Semoga kita semua dapat menjadi jalan menuju surga bagi keluarga kita. Aamiin.
Referensi:
[1] HR. Ahmad
[2] Bunga untuk Wanita yang Memakai Kerudung, jilid I, hal. 375
[3] QS. An-Nisa 4: 136
Visits: 84