JAHITAN CINTA ALLAH SWT PADA LUKAKU

Di suatu hari dokter psikolog mendiagnosa bahwa saya memiliki psikosomatis, saya pikir ini mungkit akibat trauma atas kehilangan suami tercinta untuk selama lamanya. Jika kita cari tau pikosomatis adalah suatu kondisi dimana masalah emosional atau psikologis mempengaruhi kondisi fisik seseorang.

Saya pun mengalami kondisi psikologis seperti stres, kecemasan, depresi, atau trauma yang memicu atau memperburuk masalah fisik seperti sakit kepala, sakit pencernaan, sampai gangguan empedu, dan jantung.

Ternyata hampir 3 tahun berlalu namun kesehatan saya tidak kunjung membaik, padahal saya pun merasa sudah mulai terbiasa untuk melanjutkan hidup berdua bersama anak special saya tanpa kehadiran sosok suami.

Karna hal ini, memberi jarak antara saya dengan Allah pun terganggu dengan pikiran-pikiran negatif yang berdampak tubuh mulai melemah. Tampak dari luar terkadang tidak terlihat, tetap gembira, dan tangguh mendampingi anak special saya. Tapi begitu saya sendirian, terutama pada malam hari, perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan terus terjadi.

Saya mencoba mencari sebab-sebab lain dengan mengingat semua peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan selama hidup saya. Kemudian muncullah satu persatu hal-hal yang saya cari.

Ternyata saya selain momen kehilangan pasangan hidup, saya pun mengalami trauma masa kecil yang belum tuntas dan terbawa sampai dewasa. Dimana kurang adanya dukungan emosional, diasingkan, atau diabaikan saat membutuhkan orang tua. Tidak diprioritaskan oleh orang tua, membiarkan saya yang masih kecil menyelesaikan emosinya sendirian, selalu dibanding-bandingkan dan dianggap paling lemah sampai dewasa pun.

Dah bahkan yang paling menyakitkan adalah pembullyan yang dilakukan oleh saudara kandung, semua terus terjadi hingga detik ini. Walaupun orang tua sudah meninggal, tapi luka yang saya rasakan ternyata belum sembuh.

Namun disatu sisi sebagai seorang Mubayyin Baru saya terus didampingi oleh teman-teman Jemaat, mereka selalu ada saat saya sedang butuh teman sehingga saya tidak merasa sendirian menghadapi ujian ini. Perlahan saya kembali menambah kekhusyukan diri di hadapan Allah SWT. Semua tumpukan sampah emosi negatif dalam prosesnya harus dibuang jauh-jauh.

Walaupun belum bisa pulih seutuhnya, tapi saya percaya hanya Allah yang mampu menyembuhkan trauma hati saya. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT.,

وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِۙ۝٨١

Dan apabila aku sakit, maka Dia-lah yang menyembuhkanku (QS. Asy-Syu’ara’ : 81)

Sayangi dan latihlah dirimu untuk berdamai dengan trauma masa kecil (inner child) yang terluka karena pengalama, baik yang menyenangkan maupun menyakitkan dapat mempengaruhi cara seseorang, merasa, dan bertindak di kemudian hari.

Saya harus sembuh dan harus terus mengumpulkan pundi-pundi amalan di sisa usia bersama anak spesial saya.

Visits: 72

1 thought on “JAHITAN CINTA ALLAH SWT PADA LUKAKU

  1. Salam sayang Bu Yessy,tetap berusaha untuk sembuh,tetap semangat dan menjadi tangguh karena Allah Ta’ala mendampingin dan bersama kita,Wujud sejati yang selalu ada dan merangkul kita dengan Rahman dan Rahim-Nya,seringkali kita sendiri yang terlalu sibuk dengan prasangka kita sehingga terasa berjarak😇.Big Huge for you my dearest Yessy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *