TEKAD KUAT MEMBENTUK GENERASI ILAHI

Sepasang suami istri yang baru seumur jagung menikah bersyukur karena langsung mendapatkan amanah kabar gembira kehamilan. Kebahagiaan dan kebingungan bercampur menjadi satu mengingat keterbatasan ekonomi. Bagaimana menghadapi kehidupan selanjutnya? Tetapi mereka bertekad untuk memberikan yang terbaik dalam mengemban amanah Allah Ta’ala ini.

Sang istri sebagai madrasah pertama berusaha sedini mungkin mengenalkannya akan keberadaan Allah Ta’ala, bahkan sejak masih dalam kandungan. Setiap akan salat dia selalu mengajaknya untuk turut salat, mempedengarkan lantunan Al-Qu’an dan membacakan buku-buku, baik buku tentang agama maupun tentang keilmuan lainnya.

Ketika mulai menginjak bangku sekolah, bila azan terdengar sang ibu akan mengingatkannya untuk melaksanakan salat. Harapannya hanya satu, bila dewasa kelak anaknya akan senantiasa mengingat keberadaan Tuhannya. Begitu pula melantunkan Al-Qur’an menjadi menu wajib tiap hari untuk menyeimbangkan pengetahuan jasmaninya. 

Sadar bahwa anak sebagai titipan yang harus dijaga sebaik-baiknya, maka setiap saat doa selalu mengiringi langkahnya. Sang ibu selalu mengingatkan anaknya untuk selalu berdoa bila menginginkan sesuatu. Harapannya hanya satu, agar anaknya kelak hanya bergantung pada Allah Ta’ala saja. Doa menjadi sarana untuk keseimbangan tumbuh kembang jasmani juga ruhaninya. 

Kini anaknya sudah melewati masa remaja dan dia sudah bisa menentukan pilihan jalan hidupnya. Ya, menjadi seorang pengkhidmat. Rasa haru dan bahagia terpancar di wajah sang ibu saat anaknya berdiri menjadi seorang imam salat. Amanat yang dititipkan Allah Ta’ala kini sudah disampaikannya ke jalan-Nya. Doanya terus mengalun agar amanat ini dapat diterima sebagai hadiah terindah yang bisa dipersembahkannya.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an,

“Wahai anakku, dirikanlah salat, suruhlah orang berbuat baik dan cegahlah dari berbuat munkar, dan sabarlah atas musibah yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu merupakan perkara-perkara yang memerlukan tekad yang kuat.” [1]

Ayat di atas memberikan gambaran bahwa tarbiyat atau mendidik anak memerlukan tekad yang kuat agar bisa berhasil. Segala sesuatu bila tidak diiringi tekad dan upaya yang sungguh-sungguh maka tidak akan ada hasilnya. Tentunya upaya yang kuat ini tak lepas dari peran doa. Itulah sebabnya Allah Ta’ala menyuruh untuk mendirikan salat, baru setelah itu menyuruh berbuat baik lalu diakhiri dengan sabar.

Jika seorang perempuan memutuskan bahwa ia akan membentuk generasi mendatang yang saleh dibandingkan yang biadab, maka bagaimana setan akan dapat merebut mereka? [2]

Referensi:

[1] QS. Luqman 31: 18

[2] Al-Azhar kompilasi, Hadhrat Syeda Maryam Siddiqa; Surga di Bawah Telapak Kakimu, hal 3

Visits: 10

Erah Sahiba

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *