Peran Do’a dalam Tarbiyat Anak: Membentuk Generasi Tangguh dan Berakhlak Mulia

Dalam Islam, pendidikan atau tarbiyat terbagi atas dua bagian, yaitu tarbiyat bagi tunas-tunas muda, yakni anak-anak; dan tarbiyat bagi orang-orang dewasa. Tarbiyat anak merupakan investasi jangka panjang yang berharga dalam kehidupan. Tarbiyat anak tidak hanya cukup dengan ilmu duniawi yang didapatkan di bangku sekolah, tapi juga mencakup pembentukan karakter, akhlak, dan kecerdasan spiritual. Orang tua berperan penting dalam membentuk generasi keturunan yang saleh dan berakhlak mulia.

Semenjak bumi ini diciptakan hingga kini, tiada sarana lain untuk mendapatkan keturunan yang saleh selain seorang ibu yang mukhlis lagi berbudi luhur. Di sinilah tampak ciri khas kesempurnaan agama Islam. Islam mengatur pendidikan anak-anak jauh sebelum anak lahir ke dunia. Islam memerintahkan, jika seorang mukmin ingin mempunyai keturunan yang saleh, ia hendaknya memilih calon istrinya seorang wanita yang beragama serta berakhlak. [1]

Dasar utama untuk memperoleh keturunan yang baik, terletak pada kecondongan sifat istri kepada agama dan keelokan budi pekerti. Selain itu, seorang istri yang mukhlis bahkan merupakan sumber ketenteraman kalbu dan kedamaian pikiran bagi suami dan membuat rumah tangga bagaikan surga dunia.

Salah satu doa yang sering dibaca Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat dalam Kitab Suci Al-Qur’an, yang artinya: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata kami; dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” [2]

Islam mengajarkan bahwa salah satu cara paling efektif untuk membentuk karakter dan kecerdasan spiritual anak adalah dengan doa. Orang tua yang mukhlis, yang selalu condong kepada agama dan keelokan budi pekerti tentu akan senantiasa berdoa dengan sungguh-sungguh dan ikhlas.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda terkait dengan tarbiyat anak-anak:
“Saya berharap bahwa dibanding menghukum anak-anak, para orang tua harus mengambil jalan doa; dan harus menjadikannya kebiasaan untuk memohon secara tekun bagi anak-anak mereka. Permohonan para orang tua bagi anak-anak mereka akan diterima secara istimewa.” [3]

Doa memiliki kekuatan untuk melunakkan hati seseorang, membuatnya lebih lembut dan lebih dekat dengan Allah Ta’ala. Ketika kita mendoakan anak-anak kita dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan, doa tersebut dapat menyentuh hati mereka dan membentuk pribadi yang lebih baik. Dengan doa, kekerasan hati, kesombongan, dan sifat-sifat negatif lainnya akan tergantikan dengan sifat-sifat positif seperti kasih sayang, empati, dan kesabaran. Dengan demikian, doa dapat menjadi sarana untuk membentuk anak-anak kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lebih jauh, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda:
“Keadaan saya sendiri adalah, tidak ada salat saya yang di dalamnya saya tidak berdoa untuk kawan-kawan, anak-anak, dan istri saya. Banyak sekali orang tua yang mengajarkan kebiasaan-kebiasaan buruk kepada anak-anaknya. Pada masa permulaan, ketika anak-anak itu mulai belajar melakukan keburukan, orang tua tidak memperingatkan mereka. Akibatnya, hari demi hari mereka semakin berani dan tidak takut (melakukan keburukan).” [4]

Keistimewaan doa yang dapat mengubah anak menjadi saleh dan berakhlak mulia membuatnya menjadi sarana yang sangat berharga bagi orang tua. Doa juga dapat menjadi benteng pelindung bagi anak-anak kita dari berbagai ancaman dan godaan, serta membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan percaya diri. Dengan doa, kita dapat memohon kepada Allah Ta’ala untuk memberikan anak-anak kita kecerdasan, kebijaksanaan, dan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup.

Doa yang diulang-ulang seperti mengayuh sepeda, semakin kita mengayuh (mendoakan), semakin kuat dan stabil perjalanan spiritual anak kita, hingga mereka dapat melaju dengan percaya diri di jalan yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Singkat kata, doa adalah obat penawar paling utama yang mengubah segenggam debu menjadi logam mulia. Doa merupakan air yang membasuh kekotoran di dalam batin. Melalui doa maka kalbu akan meleleh yang kemudian mengalir seperti air dan jatuh di Hadirat Ilahi. Tuhan akan memberikan mukjizat kepada mereka yang berdoa dan mengaruniakan anugerah yang luar biasa kepada mereka yang mengemis kepada-Nya. [5]

Referensi:
[1] Hadhrat Mirza Bashir Ahmad atba. Dasar-Dasar Pendidikan Bagi Jemaat, hlm. 9. Jakarta: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1998.
[2] Al-Qur’an. Surah Al-Furqan, 25:75.
[3] Lajnah Imaillah USA. Surga di Bawah Telapak Kakimu (Paradise Under Your Feet). Penerbit PPLI Indonesia, Januari 2019.
[4] Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. Malfuzat, Jilid 2, hlm. 272–273.
[5] Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as. Inti Ajaran Islam, Bagian Kedua, hlm. 208.

Views: 53

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *