AMANAH DI PUNDAK LELAKI: JALAN MENUJU RIDHA DAN SURGA

Islam mengajarkan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Dalam berbagai firman-Nya dalam Al-Qur’an, Allah banyak menyebutkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak serta kewajiban yang sama dalam kehidupan ini, baik sebagai hamba Allah maupun sebagai makhluk sosial.

Namun, dalam salah satu firman-Nya, Allah Swt. menyatakan bahwa laki-laki memiliki satu derajat lebih tinggi daripada perempuan,

“…Dan perempuan-perempuan mempunyai hak yang sama dengan kewajibannya menurut cara yang layak, tetapi laki-laki mempunyai satu derajat lebih atas mereka…” [1].

Hal ini tidak berarti bahwa Allah Swt. merendahkan kedudukan kaum perempuan. Sebaliknya, Allah justru ingin agar perempuan mendapatkan perlindungan, ketenteraman, dan rasa aman dalam naungan laki-laki. Karena secara alamiah, laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan baik secara fisiologis maupun psikologis. Maka dari itu, cara untuk memaksimalkan potensi diri mereka pun juga pasti berbeda. Laki-laki umumnya cenderung memimpin, sedangkan perempuan lebih terbiasa untuk dipimpin dengan penuh kasih dan kerja sama.

Sebagaimana dalam sebuah keluarga yang terdiri atas suami dan istri, peran suami adalah sebagai pemimpin rumah tangga. Ini merupakan peran yang sangat penting karena suami bertanggung jawab untuk memimpin, melindungi, dan mengayomi keluarganya dengan cinta kasih, keadilan, dan keteladanan yang nyata dan berkesinambungan.

Hal ini berdasarkan ajaran Al-Qur’an dan juga sunnah Rasulullah saw., yang menjelaskan bahwa suami adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas kehidupan keluarga secara spiritual, emosional, dan materi. Kepemimpinan suami dalam rumah tangga bukanlah bentuk dominasi atau penindasan, melainkan amanah yang dijalankan dengan ikhlas, penuh tanggung jawab, dan kebijaksanaan dalam bertindak serta berucap.

Kepemimpinan laki-laki dalam keluarga juga ditegaskan secara gamblang dalam ajaran Islam. Suami merupakan pemimpin di rumah tangganya. Ia bertanggung jawab untuk memberikan rasa aman, perlindungan, keselamatan, serta pendidikan yang layak bagi seluruh anggota keluarganya. Rasulullah saw. bersabda,

 

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya.” [2].

Selain itu, Allah Swt. memerintahkan para laki-laki untuk menjaga keluarga mereka dari api neraka, yang menjadi bukti betapa besar tanggung jawab yang harus dipikul oleh seorang suami.

“…Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka…” [3].

Ini menunjukkan bahwa laki-laki tidak hanya bertugas mencari nafkah atau memenuhi kebutuhan materi, tetapi juga membina, membimbing, serta menjaga keluarganya secara spiritual agar tetap berada dalam jalan yang diridhai Allah.

Sering kali kita mendengar bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak. Hal itu memang benar adanya. Namun, peran seorang ayah dalam pendidikan anak dan istri pun sangat penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Ayah memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan isi dan arah pendidikan dalam keluarga.

Pendidikan yang dimaksud bukan hanya dari sisi pembiayaan, melainkan juga muatan nilai dan pengajaran yang diberikan di dalam rumah. Maka, kurang tepat apabila pendidikan anak hanya dibebankan kepada ibu. Ayah juga memiliki andil besar dalam menentukan kualitas pendidikan anak-anaknya agar tumbuh menjadi generasi tangguh, Islami, dan mampu berkontribusi untuk kemajuan umat.

Tidak hanya itu, Allah Swt. juga memberikan amanah besar kepada para laki-laki dalam hal menafkahi keluarga. Karena itu, tubuh laki-laki diciptakan dengan struktur yang kuat untuk menjalankan peran tersebut. Ia dibekali kekuatan, ketegasan, dan ketahanan, namun juga kelembutan untuk mencintai keluarganya.

Allah menciptakan laki-laki dengan karakter dan fisik yang sesuai untuk menjalankan tanggung jawab besar ini. Maka pantaslah jika Allah memberikan keutamaan berupa satu derajat kelebihan kepada laki-laki dibanding perempuan.

“…Dan perempuan-perempuan mempunyai hak yang sama dengan kewajibannya menurut cara yang layak, tetapi laki-laki mempunyai satu derajat lebih atas mereka…” [1].

Wahai kaum Adam, berbahagialah! Karena jika semua amanah yang Allah Swt. titipkan di pundak kalian dilaksanakan dengan penuh keikhlasan demi meraih rida-Nya, maka ganjaran pahala yang luar biasa akan menanti kalian. Rasulullah saw. bersabda,

“Sungguh tidaklah kamu menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti), kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), termasuk makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” [4].

Dalam hadits lainnya, Rasulullah saw. juga bersabda, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.,

“Satu dinar yang engkau nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang engkau belanjakan untuk membebaskan budak, satu dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang engkau nafkahkan terhadap keluargamu—yang paling agung pahalanya adalah yang engkau nafkahkan terhadap keluargamu.” [5].

Begitu pentingnya peran seorang suami dalam menafkahi keluarganya, maka Allah memberikan pahala yang paling agung dan luar biasa kepada mereka yang menjalaninya dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang. Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa surga bukan hanya diperuntukkan bagi para istri atau ibu karena ketaatan mereka kepada suaminya, tetapi juga bagi para ayah dan suami yang telah mengusahakan segala hal terbaik demi keluarganya. Mereka pun berhak mendapatkan surga atas kerja keras dan perjuangan yang mereka lakukan setiap hari.

Referensi

[1] Al-Qur’an. Surah Al-Baqarah, 2:229.

[2] Al-Bukhari, Imam. Sahih al-Bukhari, No. 893. Kitab al-Jum’ah, Bab al-Imam Ra’in. Beirut: Dar Ibn Katsir.

[3] Al-Qur’an. Surah At-Tahrim, 66:6.

[4] Al-Bukhari, Imam. Sahih al-Bukhari, No. 56. Kitab al-Zakah, Bab Nafaqah ar-Rajul ‘ala Ahlihi. Beirut: Dar Ihya al-Turath al-Arabi.

[5] Muslim, Imam. Sahih Muslim, No. 995. Kitab al-Zakah. Beirut: Dar al-Fikr.

Views: 51

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *