
IKHLAS, NASIHAT DAN JAMAAH: TIGA PILAR KUAT YANG MENEGUHKAN ISLAM
Agama Islam adalah agama yang sempurna dan mencakup seluruh aspek kehidupan. Mulai dari hubungan manusia dengan Tuhannya, hingga hubungan antar sesama. Salah satu hadits yang menunjukkan kelengkapan ajaran Islam adalah sabda Rasulullah saw :
“Ikhlas dalam beramal, memberi nasihat kepada pemimpin muslim, dan tetap dalam jamaah mereka.” [1]
Dalam setiap amal kebaikan, niat adalah penentu utama. Seberapa besar atau kecil amalan kita, jika tidak dilandasi keikhlasan karena Allah, maka semua itu menjadi kosong di sisi-Nya. Ikhlas berarti membersihkan niat dari segala sesuatu selain mengharap ridha Allah SWT. Amalan apa pun, sekecil apa pun bentuknya, tidak akan bernilai di sisi Allah SWT jika tidak didasari oleh keikhlasan.
Dalam hadis ini pula, Rasulullah saw juga menekankan pentingnya memberi nasihat kepada pemimpin kaum Muslimin, namun ini bukan perkara mudah. Pemimpin, bagaimanapun keadaannya, tetaplah manusia yang memegang amanah besar. Islam memberikan kedudukan penting bagi para pemimpin. Mereka adalah pihak yang memegang amanah untuk mengatur urusan umat dan menjaga kemaslahatan bersama. Namun demikian, mereka juga manusia yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan.
Sebagaimana firman Allah SWT,
“Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran serta saling menasihati dalam kesabaran.” [2]
Sangat jelas bahwa firman Allah Swt dan hadis tersebut menunjukkan bahwa memberikan nasihat kepada pemimpin adalah bagian dari ajaran agama. Namun, cara menyampaikannya harus dengan adab dan hikmah. Penting untuk diingat: nasihat bukan celaan. Memberi nasihat kepada pemimpin harus dengan adab, kelembutan, dan niat untuk memperbaiki.
Pilar yang ketiga, Rasulullah saw. Berpesan agar kita tetap dalam jamaah kaum Muslimin. Ini bukan sekadar ajakan dalam kehidupan sosial, tapi perintah agama. Dalam jamaah, ada kekuatan, ada penjagaan, dan ada keberkahan. Persatuan umat adalah kunci kekuatan. Perpecahan, sebaliknya, adalah awal dari kehancuran. Oleh karena itu, betapapun umat menghadapi perbedaan pendapat atau kesulitan dalam perjalanannya, solusi terbaik adalah dengan tetap berada dalam jamaah dan memperbaikinya.
Ikhlas, nasihat, dan kebersamaan bukanlah hal-hal yang bisa dijalani sesekali saja. Dibutuhkan latihan hati, kesabaran jiwa, dan kesadaran kolektif. Kita mungkin tidak bisa mengubah dunia dalam satu malam, tetapi dengan niat tulus, perkataan yang baik, dan komitmen menjaga persatuan umat, kita sedang menanam benih kebaikan yang kelak akan berbuah. Mari perbaiki niat, lembutkan lisan, dan eratkan barisan.
Semoga Allah Swt menjadikan kita bagian dari orang-orang yang ikhlas, penyampai kebaikan, dan penguat jamaah umat Islam.
Referensi :
[1] HR. Ibn Majah, no.230
[2] QS. Al-‘Asr ayat 3–4
Views: 80