AL-QUR’AN: LENTERA ABADI

“Sesungguhnya orang yang tidak ada sesuatu pun dari Al-Qur’an di dalam hatinya seperti rumah yang roboh.” [1] 

Sahabat Islam Rahmah, Rasulullah saw. melalui hadist ini, telah memberikan pembelajaran yang berharga kepada kita sebagai umatnya untuk menjadikan Al-Qur’an lentera hati yang akan selalu menerangi jalan melalui petunjuk-petunjuk-Nya. Apabila hati kosong dari nilai-nilai Al-Qur’an, maka dorongan untuk menuntun dan melindungi pemiliknya dari berbagai godaan dan tantangan hidup tidak ada. Hati menjadi rapuh dan rentan terhadap pengaruh negatif sehingga, akhirnya akan kehilangan arah yang jelas dalam kehidupan. Kehampaan spiritual ini adalah akibat dari tidak adanya petunjuk Al-Qur’an.

Hadits tersebut memberikan ilustrasi bahwa ada beberapa orang yang diibaratkan seperti rumah yang roboh atau rusak. Yaitu orang-orang yang hidupnya tidak dihiasi dengan nilai-nilai Al-Qur’an. Walaupun wujud lahiriahnya terlihat indah namun keadaan rohaniahnya bagaikan rumah yang tidak layak huni, karena tidak ada kedamaian dan ketentraman di dalamnya. Orang bijak mengatakan, rumah yang sempit bukan dikarenakan ukurannya yang kecil, tapi disebabkan sempitnya hati dan akhlak yang buruk. Rumah yang roboh adalah hati yang rapuh karena tidak mendapatkan suplai nutrisi nilai-nilai Al-Qur’an. Maka obat penawar hati yang sakit dan rapuh adalah Al-Qur’an itu sendiri, karena Al-Qur’an adalah obat segala penyakit hati.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

“Dan Kami berangsur-angsur turunkan dari Al-Qur’an suatu yang merupakan penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” [2] 

Al-Qur’an juga menjadi obat segala bentuk kegelisahan keresahan dan kegundahan dalam menjalani alur kehidupan, Al-Qur’an mengarahkan hati manusia menuju Allah Ta’ala sehingga ia menjadi damai dan tentram.

Hidup tanpa Al-Qur’an bagaikan berjalan dalam kegelapan, maka Al-Qur’an yang sudah tertanam di hati tidak hanya berfungsi sebagai petunjuk, lebih dari itu Al-Qur’an menjadi lentera yang menerangi setiap langkah-langkah kita menapaki jalan kebaikan yang Allah ridhai sehingga menjadi sumber ketenangan di akhirat nanti. Hati yang selalu terpaut dengan Al-Qur’an akan selalu terhubung dengan Allah, sehingga memberikan kita ketentraman, keberanian dan ketenangan dalam menghadapi segala ujian kehidupan. 

Setiap waktu yang diinvestasikan untuk mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an menjadi sebuah kekuatan dan keyakinan dalam hati bahwa kita akan selalu berada dalam naungan Sang Ilahi.

Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda,

“Kami menjadi saksi dan memaklumkan di hadapan seluruh dunia bahwa kami telah menemukan dalam Kitab Suci Al-Qur’an realitas yang bisa membimbing manusia kepada Tuhan. Kami telah mendengar suara Tuhan dan telah menyaksikan tanda-tanda keperkasaan Tangan-Nya yang telah mewahyukan Al-Qur’an. Kami beriman bahwa Dia adalah Tuhan yang sebenarnya serta Tuhan seru sekalian alam. Hati kami dipenuhi keyakinan ini sebagaimana layaknya samudra yang terisi air. Karena itu kami menyeru semua orang kepada agama dan kepada Nur ini berdasarkan wawasan kami. Kami telah menemukan Nur haqiqi yang telah mengusir kegelapan dan mewujudkan semua hati menjadi sunyi terhadap segala sesuatu kecuali Allah SWT. Inilah jalan satu-satunya yang bisa menuntun manusia keluar dari cengkeraman nafsu dan kegelapan ego sebagaimana ular yang meninggalkan selongsong kulit tuanya.” [3] 

Membaca, menelaah lebih dalam bahkan jika kita mampu menghafal Al-Qur’an merupakan investasi spiritual yang memberikan manfaat bagi kehidupan dan insyaallah menjadi syafaat di akhirat kelak. Bukan hanya itu, mempelajari Al-Qur’an tidak hanya memperkaya pengetahuan tentang agama, tetapi juga berfungsi sebagai tameng yang melindungi kita dari godaan untuk melakukan keburukan. Al-Qur’an memperkuat pondasi keimanan kita.

Seperti halnya rumah yang terawat kebersihan dan keindahannya, maka rumah tersebut akan terasa nyaman dan penuh keberkahan. Begitu juga dengan hati, apabila dirawat dengan menghidupkan Al-Qur’an di dalam hatinya akan selalu berada dalam cahaya petunjuk Allah, terlindungi dari berbagai macam keburukan dan dipenuhi keberkahan. Hidup akan lebih bermakna, dan selalu berada di dalam naungan-Nya.

Marilah menjaga hati kita dari kerapuhan dan kerusakan dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an menghayati maknanya dan mengamalkan petunjuknya. Semoga kita semua senantiasa mendapat petunjuk dari-Nya. Aamiin.

 

Referensi:

[1] HR. Tirmidzi no. 2913

[2] QS. Bani Israil 17: 83

[3] Kitabul Bariyah, Ziaul Islam Press, Qadian, 1898; Ruhani Khazain, vol. 13, hal. 65, London, 1984

Visits: 58

Lalas Sulastri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *