
Belajar dari Kemurahan Hati Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim adalah kemurahan hati. Murah hati dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya suka memberi atau menolong. Sifat ini mendorong seseorang untuk mencurahkan kebaikan disertai dengan keikhlasan tanpa mengharapkan imbalan. Bagaimana cara menerapkan sifat murah hati dalam kehidupan sehari-hari?
Salah satu teladan kita dalam melaksanakan ajaran Islam adalah dengan mencontoh sifat dari Nabi Muhammad SAW atau sahabat beliau. Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW dan salah satu dari Assabiqunal Awwalun, atau orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Beliau adalah orang yang paling setia menemani perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW sampai akhir hayat beliau SAW.
Sebelum masuk Islam dan menjadi khalifah pertama, Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a adalah saudagar sukses dan dihormati bangsa Quraisy. Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a dikenal karena sifat kemurahan hatinya dalam mengorbankan harta benda. Setelah beriman kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, beliau tak segan menghabiskan seluruh hartanya untuk sedekah, membebaskan budak dengan bayaran yang tak sedikit. Hadhrat Abu Bakar r.a membantu penyebaran Islam dengan harta, jiwa dan raga beliau sehingga berhasil membuat pengikut Islam terus bertambah.
Salah satu pengorbanan lain dari Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a adalah menemani Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah untuk menghindari kejaran kaum kafir Quraisy. Bahkan saat berada di Gua Tsur, Hadhrat Abu Bakar menahan rasa sakit yang teramat sangat karena gigitan hewan berbisa dengan tidak bergerak sedikitpun karena Nabi Muhammad SAW sedang tidur dipangkuan beliau.
Mungkin pengorbanan yang dilakukan Hadhrat Abu Bakar itulah yang menjiwai beliau untuk mengucapkan sebuah kalimat indah yang berbunyi, “Bersedia menderita demi menghilangkan penderitaan orang lain adalah intisari dari kemurahan hati.”
Jika dipikirkan dengan daya nalar, mungkin tak akan ada orang yang mau menderita demi orang lain, kecuali orang tersebut mempunyai kecintaan yang luar biasa terhadap seseorang atau sesuatu. Begitu pun sikap yang ditunjukkan oleh Hadhrat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a, beliau tidak akan mau mengorbankan atau menderita jika tidak mempunyai keyakinan dan kecintaan terhadap Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Kecintaan dan keyakinan terhadap Allah SWT hendaknya dapat menjadikan seorang muslim mampu memberikan pengorbanan hidup yang terbaik. Bukan hanya dari segi harta saja, tetapi waktu dan jiwa raga. Murah hati dengan harta dinamakan kedermawanan. Saat ini demi kemajuan Islam kita harus bisa mengorbankan harta yang kita punya untuk menyebarkan syiar Islam ke seluruh pelosok dunia.
Murah hati dengan waktu berarti kita mewakafkan hidup atau waktu senggang kita untuk mengkhidmati agama. Murah hati dengan jiwa raga artinya keberanian dalam mempertahankan kebenaran ajaran islam yang kita yakini saat ini. Itulah cerminan sifat kemurahan hati yang bisa kita lakukan di jaman ini. Sebuah cerminan keikhlasan dalam memberikan sesuatu kepada orang lain atas dasar keimanan kepada Sang Khalik.
Views: 549