Belajar Kehidupan dari Pohon Gaharu

Dalam perjalanan hidup sebuah pohon, ia akan mengalami berbagai tantangan dan gangguan dari lingkungan di luar tubuhnya. Seperti adanya jamur dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Pohon juga akan terluka bila ada gangguan benda tajam atau bagian tubuhnya mengalami patah. Saat pohon sakit ataupun terluka, ia mempunyai mekanisme tertentu yang dapat menyembuhkan dan menutup lukanya sendiri. 

Salah satu proses penyembuhan penyakit dan luka pada pohon bisa melalui keluarnya cairan atau getah dari tubuh tanaman. Getah yang keluar dari batang dan kemudian memadat sebagai respon untuk penyembuhan, pada sebagian pohon menghasilkan produk yang bernilai tinggi. Fenomena inilah yang dijumpai pada pohon yang menghasilkan gaharu. 

Gaharu merupakan sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami sebagai akibat dari suatu proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada suatu jenis pohon, yang pada umumnya terjadi pada pohon Aquilaria sp. Umumnya semakin hitam atau pekat warna gaharu, menunjukkan semakin tinggi proses infeksinya, dan semakin kuat aroma yang ditimbulkannya. 

Tak ubahnya sebuah pohon, perjalanan kehidupan seorang manusia pun adakalanya ditimpa gangguan dan rintangan yang silih berganti dari berbagai pihak. Seperti halnya Jemaat Ilahi ini yang semenjak awal Hadhrat Masih Mau’ud a.s mendakwahkan dirinya sebagai Imam Mahdi dan Al Masih yang dijanjikan, berbagai macam rintangan beliau hadapi. Berjuta makian dan cacian beliau terima, namun tak satupun beliau balas dengan sama kejinya dengan mereka para penentang. Sebaliknya beliau a.s membalas mereka dengan sikap yang sangat baik, sopan juga lemah lembut terhadap para penentang beliau.  

Hadrat Masih Mau’ud as bersabda, “Terhadap para penentang hendaknya jangan bersikap dengan rasa permusuhan. Melainkan hendaknya lebih banyak memanfaatkan doa serta mengadakan usaha melalui sarana lainnya.” (Badr.vol.11.no. 6&7, tgl.23 Nop.1911 Malfuzat.vol.1,h,8)

Beliau a.s juga bersabda, “Para penentang yang melontarkan cacian-cacian dan menerbitkan selebaran-selebaran yang kotor serta tidak bersih, kita hendaknya jangan pernah menjawabnya dengan cacian. Kita tidak perlu menggunakan kata-kata keji. Sebab dengan kata-kata keji/kasar berkat itu kita hilang. Oleh karena itu kita tidak ingin berkat itu menjadi berkurang. Menyeru mereka-mereka itupun tidak perlu. Justru orang-orang itu patut dikasihi.”  (5 Jan.1902/Malfuzat vol.3, h.217-218) 

Sesuai dengan sabda beliau a.s, selayaknya kita pun menghadapi para penentang juga kepada orang-orang yang tidak menyukai kita, dengan sikap yang santun dan lemah lembut sebagaimana halnya perkataan seorang Imam Syafi’i, “Biarlah mereka bersikap bodoh dan menghina, dan tetaplah kita bersikap santun. Gaharu akan semakin wangi ketika disulut api.” 

Pohon gaharu akan merespon datangnya penyakit dengan menghasilkan getah damar yang wangi (gaharu) yang nilai dan harganya sangat tinggi. Makin intensif infeksi makin pekat gaharu yang dihasilkan oleh pohon gaharu. Penyakit dan luka pada tubuh gaharu tidak direspon dengan negatif namun justru positif sehingga penyakit memicu tingginya kualitas pada dirinya. 

Begitu juga seorang manusia yang pasti akan diterpa gangguan berupa ujian serta cobaan dari sang pencipta. Sepatutnya kita belajar dari sebuah pohon gaharu. Karena salah satu cara untuk meningkatkan kualitas diri kita, perlu adanya sebuah ujian  dan cobaan berupa “penyakit” atau “luka” yang akan memaksa kita  untuk kemudian merespon dengan melakukan segala usaha yang maksimal. 

Karena orang yang sukses dalam hidupnya tidak hanya diukur dari prestasi yang ia peroleh, namun bagaimana ia bisa merespon sebuah “luka” atau cobaan hidup dan kemudian bangkit kembali. Berusaha untuk menyembuhkan luka dan menghasilkan sebuah karya yang membuat harum tidak hanya untuk dirinya sendiri namun juga untuk orang-orang di sekitarnya. Seperti gaharu, manusia yang terkena cobaan harusnya bisa bangkit, untuk menyembuhkan dirinya dan mempersembahkan bau yang harum berupa amal kebaikan serta karya dari dirinya yang dapat bermanfaat untuk orang lain.

Visits: 948

Mega Maharani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *