Belajar Mengatasi Kebencian dan Hidup Bersama dalam Perbedaan

Adolf Hitler akan selalu dikenang sebagai tokoh Holocaust yang hari ini adalah topik pembicaraan yang begitu tabu bagi warga Jerman. Pembantaiannya terhadap kaum Yahudi secara besar-besaran berawal dari bibit kebencian terhadap Yahudi yang tertanam dalam benak Hitler sejak remaja.

Ada beberapa alasan seseorang membenci seseorang atau kelompok yang berbeda, di antaranya:
Salah paham: Kesalahpahaman bisa muncul karena kurang mengenal orang, prasangka, atau dorongan irasional. [1]
Takut akan hal yang berbeda: Rasa takut akan hal yang berbeda, seperti penampilan atau pola pikir, bisa membuat seseorang merasa tersaingi. [1]
Perasaan iri: Iri hati karena tidak sebaik orang lain bisa memunculkan permusuhan dan membuat seseorang merasa tersaingi. [1]
Kebencian yang diwariskan: Kebencian bisa diwariskan, misalnya kebencian terhadap etnis atau agama tertentu. [2]
Pengalaman negatif di masa lalu: Pengalaman negatif di masa lalu, seperti dibohongi, dikhianati, atau dipermalukan, bisa menimbulkan kebencian yang sulit dihilangkan. [3]

Bagi Hitler, yang terobsesi dengan superioritas bangsa Jerman, orang Yahudi adalah ras rendahan yang menjadi ancaman bagi kemurnian bangsanya. Seperti banyak kalangan antisemit di Jerman, ia pun menyalahkan orang-orang Yahudi atas kekalahan Jerman pada Perang Dunia I. Tidak hanya itu, Hitler bahkan menyalahkan orang-orang Yahudi atas segala sesuatu yang salah dengan dunia. Ide-ide inilah yang membuka jalan bagi pembunuhan massal orang-orang Yahudi. [4]

Sepanjang kepemimpinan Adolf Hitler, Nazi Jerman telah membunuh kira-kira 6 juta orang Yahudi di seluruh Eropa. Lima juta lainnya juga menjadi sasaran kekerasan karena alasan rasial, politik, ideologi, dan orientasi seksual. [4]

Tragedi kemanusiaan ini adalah contoh apa yang disampaikan Martin Luther King, Jr., “Kita harus belajar hidup bersama sebagai saudara atau binasa bersama sebagai orang bodoh.”

Segala kekerasan yang dibakar oleh bara kebencian pada seseorang pada akhirnya hanya akan membinasakan kita sebagai sebuah peradaban. Karenanya, kita harus selalu belajar mengatasi kebencian terhadap hal-hal yang tidak tepat, dengan beberapa cara berikut ini:

– Bersihkan hati dari keinginan balas dendam, [5]
– Pahami bahwa membenci hanya merusak ketenangan hidup, [5]
– Pahami bahwa manusia tidak luput dari salah dan kekurangan, [5]
– Cobalah melihat sisi positif dalam dirinya walaupun hanya setitik, [5]
– Bertoleransi terhadap perbedaan, [6]
– Jangan memaksakan kehendak, atau ingin mengubah orang lain sama dengan diri kita. [6]

Kebencian sesungguhnya memang telah menjadi fitrat manusia. Islam mengajarkan agar segala potensi yang telah tertanam dalam diri manusia hendaknya dikelola, diarahkan kepada hal-hal yang tepat. Termasuk kebencian.

Dalam menghadapi perbedaan, Hadhrat Masih Mau’ud as. mengajarkan untuk membenci segala perbuatan dosa, agar kita menjauhinya. Namun kepada orang-orang yang berbuat dosa, beliau as. tak pernah mengajarkan untuk membenci mereka. Bahkan, dengan bijak dan sebagai bukti cintanya, beliau as. menganjurkan manusia, pendosa sekali pun, untuk tak pernah putus dalam berdoa.

Sebagaimana beliau as. menyampaikan, “Orang-orang yang berdosa sama sekali hendaknya jangan berhenti berdoa karena menganggap banyaknya dosa dan lain sebagainya. Pada akhirnya melalui doa dia bakal menyaksikan betapa dia akan menganggap dosa itu suatu hal yang buruk.” [7] Kepada dosalah seharusnya kebencian kita diarahkan, bukan kepada manusia, sekali pun manusia itu adalah seorang pendosa.

Perbedaan seharusnya memperkaya persaudaraan, wawasan, dan kebijaksanaan kita. Dengan semakin lapangnya hati dalam menerima dan kesediaan untuk hidup bersama perbedaan, dunia yang lebih damai dan indah bisa kita wujudkan.

Referensi:
[1] https://www.fimela.com/lifestyle/read/4872377/5-alasan-mengapa-kita-sering-membenci-orang-lain-tanpa-sebab
[2] https://www.kompas.id/baca/humaniora/2021/03/30/mengapa-kita-membenci
[3] https://www.gramedia.com/best-seller/ciri-ciri-orang-yang-membenci-kita-diam-diam/
[4] https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/18/080000879/holocaust-pembantaian-jutaan-yahudi-oleh-hitler
[5] https://www.idntimes.com/life/inspiration/mutia-zahra-4/cara-agar-gak-membenci-orang-lain-c1c2
[6] https://www.idntimes.com/life/inspiration/mutia-zahra-4/cara-agar-gak-membenci-orang-lain-c1c2
[7] Malfuzat, jilid I, hlm. 2-5

Views: 64

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *