
Berkah yang Tersembunyi dari Mengutamakan Candah
Rasulullah saw. bersabda (dalam hadits Qudsi) :
”Wahai anak Adam! Simpanlah hartamu pada-Ku dan beristirahatlah dengan tenang, karena hartamu tidak akan dimakan api, tidak akan tenggelam di dalam air, dan tidak akan dicuri oleh pencuri. Aku akan mengembalikan semua harta yang kamu simpan kepada-Ku, pada hari ketika kamu amat sangat membutuhkannya.”
Saat membaca hadist tersebut, seketika saya ingat kejadian yang pernah saya alami dua tahun yang lalu. Kejadian tersebut saya yakini adalah pertolongan Allah dan alhamdulillah menjadi titik balik cara pandang saya mengenai keberkatan pengorbanan harta.
Singkat cerita, waktu itu sudah memasuki penghujung bulan dan saya belum membayar candah karena satu dan lain hal yang berhubungan dengan keadaan ekonomi pada saat itu. Uang di saku tersisa tinggal dua ratus ribu rupiah, itupun untuk bekal sekolah dan keperluan dapur. Hati sudah resah karena candah saya dan anak-anak belum terbayar.
Dengan banyak pertimbangan saya niatkan, “Bismillah ikhlas. Biarlah besok tergantung Allah.” Dan itu benar-benar saya ucapkan, walaupun menuju tanggal gajian masih 3 hari lagi. Setelah saya bayarkan candah, tersisa sekitar 30 ribu rupiah untuk pegangan. Walaupun uang yang tersisa tinggal 3 lembar sepuluh ribuan, namun rasanya hati sudah tenang dan nyaman. Tidak ada perasaan yang kurang karena belum membayar candah.
Malam berganti hari, selepas shalat Subuh seperti ada yang menuntun tangan saya untuk membuka lemari dan mengangkat beberapa tumpukan baju yang terlihat mengganggu karena ada lipatan yang sedikit berantakan. Sepintas saya kaget, sepertinya saya melihat lembar kertas merah menyerupai uang seratus ribuan.
Saya coba ambil sambil mengingat apakah ini uang yang saya simpan, karena saya benar-benar lupa kapan menyimpan uang di tumpukan baju. Uang kertas sebanyak 2 lembar seratus ribuan dan sepertinya sudah lama disimpan karena dari lipatannya terlihat sangat rapi dan seperti sudah lama.
Sontak saya teringat uang yang saya bayarkan candah pada hari kemarin, hati saya bergetar karena secepat ini Allah membalasnya. Saya benar-benar tidak ingat kapan dan untuk apa saya menyimpan uang di sana. Allah seakan menggerakkan tangan saya untuk menemukan keberadaan uang tersebut.
MasyaAllah! Dengan cara sesederhana itu Allah menepati janji-Nya seperti yang ada dalam Al-Qur’an surah Saba’ ayat 39, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.”
Sejak saat itu, yang sebelumnya saya selalu membayar candah di akhir, sekarang sebisa mungkin setelah menerima uang gajian dari suami, hal pertama yang harus saya bayarkan atau sisihkan adalah untuk candah. Dengan kejadian yang sudah saya alami, saya percaya ini merupakan jalan dari Allah agar saya semakin yakin dengan kekuatan pengorbanan harta di jalan Allah yang dilakukan dengan ikhlas dan berserah diri.
Allah Maha Mengetahui keadaan umatnya, sehingga dengan cara-Nya akan membukakan jalan pertolongan yang tidak bisa kita duga-duga. Ini artinya, apapun yang secara ikhlas kita korbankan di jalan Allah guna meraih ridha-Nya sebenarnya tersimpan untuk kita sendiri. Dan ketika kita memerlukannya, Allah Ta’ala akan mengembalikan itu semua kepada kita.
Setelah saya dawamkan untuk mengutamakan pembayaran candah sebelum uang dipakai keperluan-keperluan lainnya, saya merasa Allah menambah lagi rezeki kami lewat kelancaran pekerjaan suami dan pencapaian-pencapaian lainnya. Saya selalu menekankan kepada diri saya sendiri, semoga keberkatan pengorbanan ini bisa terus mengalir untuk suami, saya, dan anak-anak saya. Aamiin Ya Robbal Alamin.
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.” (QS. Al-Hadid ayat 18)
Visits: 169