Beruntungnya Menjadi Orang yang Terasingkan

“Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali lagi dalam keadaan asing. Namun sungguh beruntung orang-orang yang asing.” [*]

Ketika moral dan akhlak manusia mengalami kerusakan, ajaran Islam datang bagai cahaya yang menyinari dunia dari kegelapan. Al-Qur’an sendiri telah menggambarkan bagaimana moral dan akhlak manusia sebelum ajaran Islam datang. Seperti penyembahan berhala, perjudian, meminum minuman keras, zina, kecurangan, suap menyuap dan berbagai macam keburukan telah dilakukan oleh manusia sebagai suatu hal yang sangat wajar untuk dilakukan.

Lalu ajaran Islam, melalui Hadhrat Rasulullah saw., datang untuk memperbaiki semua kerusakan itu dan membawa manusia kembali ke jalan yang benar menuju Allah SWT., Sang Penciptanya. Namun, bagaikan bumi berputar pada porosnya, saat ini dunia seakan kembali pada zaman sebelum ajaran Islam datang. 

Di sisi lain, perkembangan zaman telah membawa kemajuan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi di sisi lain, perkembangan zaman telah membawa kemunduran pada moral dan akhlak manusia. Tanpa kita sadari kemajuan pada ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa sebagian manusia pada perbuatan syirik.

Coba amati keadaan di sekitar kita atau apa yang ada di media sosial kita saat ini. Judi online, minum minuman keras, zina, melakukan perbuatan yang tidak bermoral dan tidak berakhlak dianggap sebagai suatu hal yang kembali wajar dilakukan. Bahkan, dengan bangganya mereka memperlihatkan dan membagikan perbuatan yang tidak bermoral dan tidak berakhlak itu. Sedangkan manusia yang tidak melakukan hal itu di anggap sebagai manusia kuno yang ketinggalan zaman.

Bukankah nyata bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. kembali asing di zaman sekarang? Sesuatu yang buruk dibenarkan dan sesuatu yang baik disalahkan, bahkan sesuatu yang baik pun apabila dilebih-lebihkan adalah hal yang buruk. Namun, beruntunglah bagi manusia yang tidak terbawa arus. Sebagaimana di zaman Rasulullah saw. dahulu, orang-orang yang mengikuti ajaran beliau telah mengalami berbagai macam kesulitan, penolakan, diolok-olok, lalu menjadi orang yang terasingkan.

Namun, orang-orang itu menjadi manusia yang beruntung karena telah selamat dari kemurkaan Allah dan malah menjadi manusia yang mendapat rahmat dan kasih sayang Allah SWT. Dan kita yang hidup di tengah hingar-bingar dunia ini bisa menjadi manusia yang beruntung pula apabila kita tetap istiqamah mengikuti ajaran Rasulullah saw.

Jadilah orang yang terasingkan, asing dalam perbuatan yang tidak bermoral dan tidak berakhlak. Karena, ketika kita terasingkan dari segala sesuatu yang buruk, maka kita akan menjadi manusia yang beruntung yang insya Allah akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah SWT.

 

Referensi:

[*] HR. Muslim

Views: 63

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *