
Betulkah Cobaan yang Kita Alami itu Paling Berat?
“Seandainya kamu merasakan jadi aku sebentar saja, tak kan sanggup hatimu terima cobaan ini, ia begitu berat.” Kira kira begitulah rasa yang ada di dalam hati ketika seseorang sedang dilanda sesuatu yang tidak membuat nyaman di hati, atau dengan kata lain mengalami suatu cobaan. Seakan menjadi manusia yang paling menderita di dunia ini, mengeluh bahkan tak sedikit yang sampai mengakhiri hidupnya dengan harapan akan terlepas dari segala rasa yang tidak mengenakkan jiwa.
Sadarlah bahwa kita masih hidup di dunia, bukan di surga. Sebenarnya tidak ada seorang pun di dunia ini yang luput dari cobaan. Hanya saja, kadar dan tingkatan serta cara dalam menyikapi cobaan setiap orang berbeda-beda. Hidup bukan sebagai ajang Ujian Nasional yang tingkat kesukarannya itu sama, meskipun kapasitas otak masing-masing orang berbeda. Ujian yang Allah berikan sesuai dengan standar kemampuan masing masing seorang hamba. Karena “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupanya.” (Al-Baqarah: 287)
Bagaimana dengan keadaan kita sekarang, saat segelintir cobaan datang kita selalu mengeluh dan putus asa? Hendaknya kita senantiasa ingat dan jangan pernah terlintas dalam pikiran mengapa Allah Ta’ala memberikan kita berbagai cobaan yang kita rasa begitu besar. Karena sejatinya tingkatan cobaan sesuai dengan level kemampuan masing-masing hamba-Nya. Pernahkah terlintas di benak kita, adakah orang yang memiliki cobaan lebih berat dari yang kita hadapi?
Saad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw., ‘Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?’ Nabi saw. menjawab, ‘Para nabi, kemudian yang menyerupai mereka, dan yang menyerupai mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah), dia diuji sesuai dengan itu (ringan); dan bila imannya kokoh, dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa’.” (HR. Bukhari)
Hadis di atas menunjukkan bahwa kadar cobaan berupa musibah yang diberikan Allah SWT itu bertingkat. Semakin tinggi tingkat keimanan, semakin berat ujian yang dialami. Sejatinya cobaan itu merupakan proses penguatan iman dan ketakwaan. Lihatlah, betapa luhurnya akhlak Hadhrat Rasulullah saw. yang diperlihatkan di masa-masa sulit dan di masa kejayaan beliau saw. Jika Hadhrat Rasulullah saw. tidak melewati berbagai cobaan tersebut, lalu bagaimana kita dapat menjelaskan tentang akhlak yang luhur beliau saw.!
Hikmah sebuah cobaan juga membuat kita memiliki keberkatan dan derajat yang mulia. Perumpamaan perdebatan antara minyak dengan air. Air berkata pada minyak “Engkau cukup keruh dan kotor, tetapi selalu ada di atasku. Aku barang yang bersih, bahkan selalu digunakan untuk bersuci namun aku selalu di bawah? Apa gerangan yang menyebabkan hal ini?”
Si minyak menyatakan, “Begitu banyak penderitaan yang telah aku alami, mana pernah engkau menanggungnya? Yaitu sebuah penderitaan yang karenanya aku memperoleh kedudukan tinggi ini. Ada suatu masa ketika aku disemaikan, aku terselubung di dalam tanah menjadi hina. Kemudian atas kehendak Tuhan aku tidak mendapat kesempatan untuk berkembang, aku dikekang. Setelah berbagai jerih payah aku dibersihkan, aku diperas di tempat penyulingan. Baru aku menjadi minyak, lalu aku dibakar dengan api. Apakah setelah menjalani sekian banyak kesengsaraan aku tidak harus memperoleh ketinggian ini.” (Malfuzat jilid 1 hal 25-26)
Masihkah kita menyalahkan Allah atas segala luka yang kita rasa, pedih yang kita derita? Sementara ada kalanya doa yang khidmat hanya terlantun ketika kita terpuruk hebat, sujud panjang hanya tertunaikan saat kita tak memiliki satupun orang untuk bersandar.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kita makhluk lemah yang sangat membutuhkan pertolongan-Nya, sehingga kita bisa merasakan kesedihan dan kesulitan kita bukan apa-apa karena ada Allah sebagai sandaran hati, agar kita tidak kehilangan arah dan langkah karena tujuan kita sejatinya adalah Allah Swt. Semoga kita senantiasa dapat menjadi orang-orang yang selalu beriman dan bersyukur dalam segala kondisi dan dapat mengambil hikmah terbaik dari segala peristiwa hidup yang kita lalui.
Views: 882
Islamrahmah.id disajikan dlm bahasa alquran dan sangat inspratif. Memberikan pemahaman ttg kehidupan kita sbg hamba Allah yg tidak luput dari ujian dan cobaan.